- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[salah satu keajaiban modern] Cerita Dibalik Penciptaan Youtube


TS
medyudhapradja
[salah satu keajaiban modern] Cerita Dibalik Penciptaan Youtube
Ini adalah cerita mengenai perjalanan penciptaan salah satu keajaiban dunia modern : Youtube
cerita dibagi menjadi 5 bagian
BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
http://tekno.kompas.com/read/2013/12...l.dari.paypai.
http://tekno.kompas.com/read/2013/12...lai.dari.Gagal
http://tekno.kompas.com/read/2013/12...ketkan.YouTube
http://tekno.kompas.com/read/2013/12....Kaya.Mendadak
http://tekno.kompas.com/read/2013/12...merican.Dream.
Saat ini setiap penduduk bumi yg online di internet pasti ngga pernah absen untuk ngebuka Youtube utk nonton dan uplod video
Youtube adalah keajaiban modern karena berkat youtube kita bisa nonton video2 favorit kita dari film sampe konser2 band atau penyanyi idola yg sebelom ada youtube mungkin susah untuk didapet
berkat Youtube kita bisa nonton video2 langka yg dulu mungkin ngga pernah kepikiran untuk bisa ditonton lagi macem video2 tentang Jakarta jaman Batavia dulu dsb
berkat Youtube kita bisa dapet belajar ilmu secara praktis contohnya tutorial2 dsb
dan banyak lagi berkah2 youtube untuk umat manusia....terimakasih Chad Hurley, Steven Chen dan Jawed Karim!
cerita dibagi menjadi 5 bagian
BAGIAN 1
Quote:
Benarkah YouTube Berawal dari paypai?
KOMPAS.com - Pengguna internet saat ini nyaris tak ada yang tidak kenal YouTube. Situs berbagi video itu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman online, bahkan di negara 'fakir bandwidth' seperti Indonesia ini.
Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim adalah tiga serangkai di balik YouTube. Dan, memang benar jika ada yang mengatakan YouTube berawal dari paypai. Ini karena, Hurley, Chen dan Karim punya satu kesamaan: ketiganya sama-sama bekerja di paypai sebelum dan saat perusahaan pembayaran online itu diakuisisi oleh eBay.
Seperti banyak pemuda di Silicon Valley pada masa itu –sekitar tahun 2002-an-- ketiganya gatal untuk membuat sesuatu milik mereka sendiri. Akibatnya, trio tersebut kerap duduk bareng dan membicarakan ide-ide bisnis apa yang bisa dilakukan. Dari entah berapa lusin ide yang sempat tercetus, satu yang akhirnya mereka kejar adalah soal upload video di internet.
Ada satu legenda bahwa YouTube dibuat karena ketiga pendirinya merasa kesal saat mau mengupload sebuah video dari acara makan malam yang mereka hadiri. Kesulitan mengupload video ini konon memicu mereka untuk berkata: 'daripada susah begini, kita bikin sendiri aja yuk!'
Namun, meski cerita itu mudah dicerna ala 'kejatuhan apel-nya Isaac Newton', kisah makan malam itu tidaklah benar. Namun ada satu unsur yang benar dari cerita itu: YouTube memang dibuat untuk memperbaiki pengalaman upload video dari para pendirinya.
“Ketika kami memulai perusahaan ini beberapa tahun lalu, kami tak pernah mengira bakal sampai di sini. Sangat menarik melihat ide yang sederhana, untuk memperbaiki pengalaman kami ber-video online, bisa menjadi seperti ini,” kata Chad Hurley dalam sebuah wawancara dengan Walt Mossberg.
KOMPAS.com - Pengguna internet saat ini nyaris tak ada yang tidak kenal YouTube. Situs berbagi video itu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman online, bahkan di negara 'fakir bandwidth' seperti Indonesia ini.
Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim adalah tiga serangkai di balik YouTube. Dan, memang benar jika ada yang mengatakan YouTube berawal dari paypai. Ini karena, Hurley, Chen dan Karim punya satu kesamaan: ketiganya sama-sama bekerja di paypai sebelum dan saat perusahaan pembayaran online itu diakuisisi oleh eBay.
Seperti banyak pemuda di Silicon Valley pada masa itu –sekitar tahun 2002-an-- ketiganya gatal untuk membuat sesuatu milik mereka sendiri. Akibatnya, trio tersebut kerap duduk bareng dan membicarakan ide-ide bisnis apa yang bisa dilakukan. Dari entah berapa lusin ide yang sempat tercetus, satu yang akhirnya mereka kejar adalah soal upload video di internet.
Ada satu legenda bahwa YouTube dibuat karena ketiga pendirinya merasa kesal saat mau mengupload sebuah video dari acara makan malam yang mereka hadiri. Kesulitan mengupload video ini konon memicu mereka untuk berkata: 'daripada susah begini, kita bikin sendiri aja yuk!'
Namun, meski cerita itu mudah dicerna ala 'kejatuhan apel-nya Isaac Newton', kisah makan malam itu tidaklah benar. Namun ada satu unsur yang benar dari cerita itu: YouTube memang dibuat untuk memperbaiki pengalaman upload video dari para pendirinya.
“Ketika kami memulai perusahaan ini beberapa tahun lalu, kami tak pernah mengira bakal sampai di sini. Sangat menarik melihat ide yang sederhana, untuk memperbaiki pengalaman kami ber-video online, bisa menjadi seperti ini,” kata Chad Hurley dalam sebuah wawancara dengan Walt Mossberg.
BAGIAN 2
Quote:
YouTube, Dimulai dari Gagal
KOMPAS.com - Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim memulai pekerjaan mereka membuat YouTube pada 14 Februari 2005. Ya, ketika itu hari valentine dan ketiganya menghabiskan hari itu di sebuah garasi untuk membuat konsep sebuah situs web. Beginilah cara hidup para geek sejati.
Situs yang lahir di garasi itu pada awalnya hanya menjadi tempat untuk mengupload dan menonton video. Video pertama yang diupload dilakukan pada April 2005 dan menampilkan Jawed Karim, salah satu pendiri YouTube, sedang berada di depan kandang gajah di kebun binatang.
Selama hari-hari awal Hurley, Chen dan Karim mengunggah sendiri video-video mereka. Tak banyak pengguna lain yang tahu soal YouTube. Ketiganya pun hanya melakukan kampanye gerilya dari teman ke teman.
Apa yang dilakukan YouTube, ujar Karim dalam sebuah pidato di kampus University of Illinois at Urbana-Champaign, adalah meniru beberapa situs lain yang mengandalkan kampanye dari mulut ke mulut. Mereka akan mengirimkan email ke teman-teman dan berharap teman-teman itu memberitahu teman yang lain yang akan memberitahu pada teman lainnya lagi dan begitu seterusnya.
Lucunya, salah satu kalimat dalam salah satu email 'promosi' yang mereka kirimkan menyebutkan bahwa: we have no girls in it ... YET!
Karim pun mengatakan mereka sebenarnya sudah berusaha mendekati beberapa 'pakar' dan media massa untuk mempromosikan YouTube.
Namun ketika itu, belum ada yang tertarik. YouTube pun nampak stagnan dan tidak menjadi sensasi viral yang diharapkan.
Tak menanjaknya situs yang mereka buat sempat menjadikan trio ini frustrasi. Bayang-bayang kemakmuran dan sukses yang seakan sudah di depan mata pun buyar. Momen itu terekam dalam sebuah video yang direkam oleh Jawed.
“Saya mengamati (YouTube) dan saya lihat kita punya sekitar 50-60 video di situs ini. Tapi kalau saya, menempatkan diri sebagai pengguna situs ini, dan melihatnya. Ini sepertinya bukan video-video yang ingin saya tonton,” kata Chen dalam video itu.
“Maksudmu seperti video ini (yang sedang dibuat oleh Karim),” kata Hurley, sambil mengarahkan pandangannya ke kamera yang sedang dipegang Karim.
“Ha ha ha ha... Saya nggak akan meng-upload video ini kok,” kata Karim, dari balik kamera, disambut tawa kedua rekannya.
“Ah. This is lame (ini menyebalkan /payah -red.),” kata Hurley dengan nada sedih.
KOMPAS.com - Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim memulai pekerjaan mereka membuat YouTube pada 14 Februari 2005. Ya, ketika itu hari valentine dan ketiganya menghabiskan hari itu di sebuah garasi untuk membuat konsep sebuah situs web. Beginilah cara hidup para geek sejati.
Situs yang lahir di garasi itu pada awalnya hanya menjadi tempat untuk mengupload dan menonton video. Video pertama yang diupload dilakukan pada April 2005 dan menampilkan Jawed Karim, salah satu pendiri YouTube, sedang berada di depan kandang gajah di kebun binatang.
Selama hari-hari awal Hurley, Chen dan Karim mengunggah sendiri video-video mereka. Tak banyak pengguna lain yang tahu soal YouTube. Ketiganya pun hanya melakukan kampanye gerilya dari teman ke teman.
Apa yang dilakukan YouTube, ujar Karim dalam sebuah pidato di kampus University of Illinois at Urbana-Champaign, adalah meniru beberapa situs lain yang mengandalkan kampanye dari mulut ke mulut. Mereka akan mengirimkan email ke teman-teman dan berharap teman-teman itu memberitahu teman yang lain yang akan memberitahu pada teman lainnya lagi dan begitu seterusnya.
Lucunya, salah satu kalimat dalam salah satu email 'promosi' yang mereka kirimkan menyebutkan bahwa: we have no girls in it ... YET!
Karim pun mengatakan mereka sebenarnya sudah berusaha mendekati beberapa 'pakar' dan media massa untuk mempromosikan YouTube.
Namun ketika itu, belum ada yang tertarik. YouTube pun nampak stagnan dan tidak menjadi sensasi viral yang diharapkan.
Tak menanjaknya situs yang mereka buat sempat menjadikan trio ini frustrasi. Bayang-bayang kemakmuran dan sukses yang seakan sudah di depan mata pun buyar. Momen itu terekam dalam sebuah video yang direkam oleh Jawed.
“Saya mengamati (YouTube) dan saya lihat kita punya sekitar 50-60 video di situs ini. Tapi kalau saya, menempatkan diri sebagai pengguna situs ini, dan melihatnya. Ini sepertinya bukan video-video yang ingin saya tonton,” kata Chen dalam video itu.
“Maksudmu seperti video ini (yang sedang dibuat oleh Karim),” kata Hurley, sambil mengarahkan pandangannya ke kamera yang sedang dipegang Karim.
“Ha ha ha ha... Saya nggak akan meng-upload video ini kok,” kata Karim, dari balik kamera, disambut tawa kedua rekannya.
“Ah. This is lame (ini menyebalkan /payah -red.),” kata Hurley dengan nada sedih.
BAGIAN 3
Quote:
KOMPAS.com - Di akhir 2010, ada sebuah formula yang menyebutkan bahwa situs web bisa sukses dengan mengandalkan tiga C. Ketiga C itu adalah Content, Community dan Commerce.
Formula itu diambil dari suksesnya banyak situs web di dunia. Nah, YouTube sebagai salah satu situs yang sukses memiliki kekuatan pada dua dari tiga C di atas. YouTube memiliki Community dan Content.
Awalnya, para pendiri YouTube tak terlalu ngeh akan kekuatan 2C yang mereka miliki. Sebagai engineer (Chen dan Karim) serta desainer (Hurley) yang mereka pikirkan waktu itu hanyalah: bagaimana membuat layanan upload dan menonton video yang simpel dan bisa diakses oleh semua orang.
Produk yang mereka hasilkan memang cukup menarik. Berbekal teknologi Flash Video, YouTube memungkinkan pengguna internet menonton video tanpa perlu khawatir dengan Codec dan berbagai masalah teknis lain.
Mei 2010, ketika masa depan YouTube terlihat sangat suram, para pendirinya mencoba sebuah trik marketing yang nekat. Waktu itu, ujar Karim, yang dipikirkan hanya bagaimana agar ada gadis-gadis cantik tampil dalam video di YouTube.
“Kami mengirimkan iklan di Craigslist area Los Angeles yang isinya, kurang lebih: Hai, jika kamu gadis cantik, atau merasa punya penampilan menarik, email kami dan upload 10 video di YouTube dan kami akan membayarmu sebesar USD 100 lewat paypai,” kata Karim.
Apakah strategi itu yang membuat YouTube melonjak? Sejujurnya, kata Karim, tak ada balasan sama sekali dari iklan mereka itu.
Artinya, kampanye nekat itu gagal.
Pada Juni 2010, YouTube melakukan perubahan mendasar. Pertama, mereka membuat fitur seperti 'Related Videos' yang membuat pengguna bisa lebih betah melihat lebih banyak video. Kedua, mereka memperbaiki fitur share sehingga pengguna gampang memberitahu temannya akan video di YouTube lewat email.
Fitur berikutnya adalah unsur sosial, yang memungkinkan komunitas pengguna YouTube saling berinteraksi di situs tersebut, termasuk melalui komentar.
Dan, satu lagi adalah fitur yang, menurut Karim, berperan besar dalam melesatkan YouTube. Fitur penting itu adalah External Player. YouTube menyediakan kemampuan bagi pengguna untuk menempatkan video mereka di manapun, baik itu blog, situs ataupun halaman MySpace.
Dan, YouTube pun meledak...
Formula itu diambil dari suksesnya banyak situs web di dunia. Nah, YouTube sebagai salah satu situs yang sukses memiliki kekuatan pada dua dari tiga C di atas. YouTube memiliki Community dan Content.
Awalnya, para pendiri YouTube tak terlalu ngeh akan kekuatan 2C yang mereka miliki. Sebagai engineer (Chen dan Karim) serta desainer (Hurley) yang mereka pikirkan waktu itu hanyalah: bagaimana membuat layanan upload dan menonton video yang simpel dan bisa diakses oleh semua orang.
Produk yang mereka hasilkan memang cukup menarik. Berbekal teknologi Flash Video, YouTube memungkinkan pengguna internet menonton video tanpa perlu khawatir dengan Codec dan berbagai masalah teknis lain.
Mei 2010, ketika masa depan YouTube terlihat sangat suram, para pendirinya mencoba sebuah trik marketing yang nekat. Waktu itu, ujar Karim, yang dipikirkan hanya bagaimana agar ada gadis-gadis cantik tampil dalam video di YouTube.
“Kami mengirimkan iklan di Craigslist area Los Angeles yang isinya, kurang lebih: Hai, jika kamu gadis cantik, atau merasa punya penampilan menarik, email kami dan upload 10 video di YouTube dan kami akan membayarmu sebesar USD 100 lewat paypai,” kata Karim.
Apakah strategi itu yang membuat YouTube melonjak? Sejujurnya, kata Karim, tak ada balasan sama sekali dari iklan mereka itu.
Artinya, kampanye nekat itu gagal.
Pada Juni 2010, YouTube melakukan perubahan mendasar. Pertama, mereka membuat fitur seperti 'Related Videos' yang membuat pengguna bisa lebih betah melihat lebih banyak video. Kedua, mereka memperbaiki fitur share sehingga pengguna gampang memberitahu temannya akan video di YouTube lewat email.
Fitur berikutnya adalah unsur sosial, yang memungkinkan komunitas pengguna YouTube saling berinteraksi di situs tersebut, termasuk melalui komentar.
Dan, satu lagi adalah fitur yang, menurut Karim, berperan besar dalam melesatkan YouTube. Fitur penting itu adalah External Player. YouTube menyediakan kemampuan bagi pengguna untuk menempatkan video mereka di manapun, baik itu blog, situs ataupun halaman MySpace.
Dan, YouTube pun meledak...
BAGIAN 4
Quote:
YouTube "Meledak", Pendirinya Kaya Mendadak
KOMPAS.com - Popularitas YouTube yang terus menanjak menarik perhatian banyak pihak. Penyandang dana seperti Sequoia Capital masuk mulai November 2005. Puncaknya, YouTube dibeli oleh Google pada November 2006.
Google mengakuisisi YouTube dengan saham senilai total USD 1.65 miliar ketika itu. Tentunya para pendiri ketiban jumlah yang sangat besar juga.
Berikut adalah nilai kekayaan yang diraup ketiga pendiri YouTube, menurut laporan New York Times di 2007:
Chad Hurley, CEO YouTube saat akuisisi, memperoleh 694.087 lembar saham plus 41.232 dalam bentuk trust. Nilai totalnya (pada 2007) mencapai lebih dari USD 345 juta.
Steven Chen memperoleh 625.366 lembar plus 68.721. Nilai totalnya USD 326 juta.
Jawed Karim, yang ketika itu sudah tidak di YouTube, memperoleh 137.443 lembar dengan nilai total USD 64 juta.
Pihak lain yang juga diuntungkan dari penjualan YouTube adalah penanam modal Sequoia Capital. Lewat Sequoia Capital XI, jumlah sahamnya ketika itu mencapai 941.027. Ini artinya, investasi mereka yang senilai USD 11,5 juta telah berlipatganda menjadi USD 442 juta.
Dan patut dicatat, nilai kekayaan yang disebutkan di atas dapat dicapai oleh YouTube dan pemodalnya dalam waktu tidak sampai dua tahun sejak YouTube didirikan.
KOMPAS.com - Popularitas YouTube yang terus menanjak menarik perhatian banyak pihak. Penyandang dana seperti Sequoia Capital masuk mulai November 2005. Puncaknya, YouTube dibeli oleh Google pada November 2006.
Google mengakuisisi YouTube dengan saham senilai total USD 1.65 miliar ketika itu. Tentunya para pendiri ketiban jumlah yang sangat besar juga.
Berikut adalah nilai kekayaan yang diraup ketiga pendiri YouTube, menurut laporan New York Times di 2007:
Chad Hurley, CEO YouTube saat akuisisi, memperoleh 694.087 lembar saham plus 41.232 dalam bentuk trust. Nilai totalnya (pada 2007) mencapai lebih dari USD 345 juta.
Steven Chen memperoleh 625.366 lembar plus 68.721. Nilai totalnya USD 326 juta.
Jawed Karim, yang ketika itu sudah tidak di YouTube, memperoleh 137.443 lembar dengan nilai total USD 64 juta.
Pihak lain yang juga diuntungkan dari penjualan YouTube adalah penanam modal Sequoia Capital. Lewat Sequoia Capital XI, jumlah sahamnya ketika itu mencapai 941.027. Ini artinya, investasi mereka yang senilai USD 11,5 juta telah berlipatganda menjadi USD 442 juta.
Dan patut dicatat, nilai kekayaan yang disebutkan di atas dapat dicapai oleh YouTube dan pemodalnya dalam waktu tidak sampai dua tahun sejak YouTube didirikan.
BAGIAN 5
Quote:
Pendiri YouTube dan 'The American Dream'
KOMPAS.com - Chad Hurley dan Steven Chen menjadi orang yang paling populer dari YouTube. Bahkan ada satu masa masyarakat umum mengira pendiri YouTube hanyalah kedua orang itu saja. Padahal, ada pendiri ketiga bernama Jawed Karim.
Kisah Chen dan Karim, kedua orang keturunan Asia yang merupakan imigran di Amerika Serikat bagaikan menegaskan istilah "The American Dream". Istilah yang mengacu pada keyakinan bahwa, dengan bekerja keras siapapun bisa meraih impiannya di Amerika.
Chen adalah pria kelahiran Taipei, Taiwan. Saat usianya baru delapan tahun keluarga Chen pindah menjadi warga negara Amerika Serikat.
Jawed Karim adalah seorang pria kelahiran Jerman. Ayahnya seorang ilmuwan asal Bangladesh, sedangkan ibunya seorang peneliti asal Jerman.
Kedua pendiri YouTube itu adalah satu lagi dari banyak contoh The American Dream, yaitu impian banyak orang bahwa dengan pindah ke AS maka nasib dirinya (atau keturunannya kelak) bakal berubah. Tak jauh berbeda dengan fenomena "siapa suruh datang Jakarta" yang terjadi di Indonesia.
Karim bahkan contoh yang lebih 'ekstrim' karena keluarganya adalah keluarga campuran di Jerman Timur yang kemudian pindah ke Jerman Barat. Lalu, pada usia 13 tahun, keluarga Karim pindah ke AS. Berarti, kurang lebih, keluarga Karim telah menjadi imigran di tiga negara.
Chen dan Karim kemudian menjadi generasi yang tumbuh besar di AS. Latar belakang ilmiah ditambah etos bertahan hidup yang biasa terdapat pada keluarga imigran mau tidak mau telah melesatkan keduanya pada posisi yang tepat.
Mereka bertemu dengan Hurley di paypai, ketiganya sama-sama tertarik pada sebuah bidang baru yang sedang berkembang. Ketika itu memang paypai sedang giat-giatnya berinovasi, bahkan Karim dikatakan ikut mengembangkan teknologi anti-penipuan realtime yang digunakan paypai.
Keluarga Chen dan Karim memang sukses memanfaatkan potensi yang ada dan meraih sukses bagi anak mereka di AS. Namun kisah sukses keluarga imigran itu belum tentu bisa diulangi oleh keluarga lain, bahkan banyak yang berakhir tragis.
Kisah kedua orang itu kini bisa menjadi pelajaran. Sesuatu yang mungkin bisa ditiru di Indonesia, tanpa harus menjadi imigran di negeri orang.
KOMPAS.com - Chad Hurley dan Steven Chen menjadi orang yang paling populer dari YouTube. Bahkan ada satu masa masyarakat umum mengira pendiri YouTube hanyalah kedua orang itu saja. Padahal, ada pendiri ketiga bernama Jawed Karim.
Kisah Chen dan Karim, kedua orang keturunan Asia yang merupakan imigran di Amerika Serikat bagaikan menegaskan istilah "The American Dream". Istilah yang mengacu pada keyakinan bahwa, dengan bekerja keras siapapun bisa meraih impiannya di Amerika.
Chen adalah pria kelahiran Taipei, Taiwan. Saat usianya baru delapan tahun keluarga Chen pindah menjadi warga negara Amerika Serikat.
Jawed Karim adalah seorang pria kelahiran Jerman. Ayahnya seorang ilmuwan asal Bangladesh, sedangkan ibunya seorang peneliti asal Jerman.
Kedua pendiri YouTube itu adalah satu lagi dari banyak contoh The American Dream, yaitu impian banyak orang bahwa dengan pindah ke AS maka nasib dirinya (atau keturunannya kelak) bakal berubah. Tak jauh berbeda dengan fenomena "siapa suruh datang Jakarta" yang terjadi di Indonesia.
Karim bahkan contoh yang lebih 'ekstrim' karena keluarganya adalah keluarga campuran di Jerman Timur yang kemudian pindah ke Jerman Barat. Lalu, pada usia 13 tahun, keluarga Karim pindah ke AS. Berarti, kurang lebih, keluarga Karim telah menjadi imigran di tiga negara.
Chen dan Karim kemudian menjadi generasi yang tumbuh besar di AS. Latar belakang ilmiah ditambah etos bertahan hidup yang biasa terdapat pada keluarga imigran mau tidak mau telah melesatkan keduanya pada posisi yang tepat.
Mereka bertemu dengan Hurley di paypai, ketiganya sama-sama tertarik pada sebuah bidang baru yang sedang berkembang. Ketika itu memang paypai sedang giat-giatnya berinovasi, bahkan Karim dikatakan ikut mengembangkan teknologi anti-penipuan realtime yang digunakan paypai.
Keluarga Chen dan Karim memang sukses memanfaatkan potensi yang ada dan meraih sukses bagi anak mereka di AS. Namun kisah sukses keluarga imigran itu belum tentu bisa diulangi oleh keluarga lain, bahkan banyak yang berakhir tragis.
Kisah kedua orang itu kini bisa menjadi pelajaran. Sesuatu yang mungkin bisa ditiru di Indonesia, tanpa harus menjadi imigran di negeri orang.
http://tekno.kompas.com/read/2013/12...l.dari.paypai.
http://tekno.kompas.com/read/2013/12...lai.dari.Gagal
http://tekno.kompas.com/read/2013/12...ketkan.YouTube
http://tekno.kompas.com/read/2013/12....Kaya.Mendadak
http://tekno.kompas.com/read/2013/12...merican.Dream.
Saat ini setiap penduduk bumi yg online di internet pasti ngga pernah absen untuk ngebuka Youtube utk nonton dan uplod video

Youtube adalah keajaiban modern karena berkat youtube kita bisa nonton video2 favorit kita dari film sampe konser2 band atau penyanyi idola yg sebelom ada youtube mungkin susah untuk didapet
berkat Youtube kita bisa nonton video2 langka yg dulu mungkin ngga pernah kepikiran untuk bisa ditonton lagi macem video2 tentang Jakarta jaman Batavia dulu dsb
berkat Youtube kita bisa dapet belajar ilmu secara praktis contohnya tutorial2 dsb
dan banyak lagi berkah2 youtube untuk umat manusia....terimakasih Chad Hurley, Steven Chen dan Jawed Karim!
0
2K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan