Kaskus

Story

densensusAvatar border
TS
densensus
Cinta ini Harapanku untuk si cantik sambungan dari thread yg pertama
Cinta ini Harapanku untuk si cantik (proloque BEAUTY & THE BEAST)>>bag. 5

" uhuk uhuk uhuk " aku pura-pura batuk. " kenapa kamu batuk? sengaja ya? " Venesia seakan tahu. sial. " Ehemmmmmmmmmmmmm, bukan... sepertinya ada sesuatu yg mengganjal di tenggorokan " " Baik, biar aku yang mengambilkan minum. Ibu dimana minum yang biasa diminum oleh Ben " Dia memanggil Ibuku dengan panggilan Ibu seakan sudah akrab saja... aduh. " Itu disana, di dapur. Dari sini lurus terus ambil kiri... cari saja air di pendingin. " sambung Ibuku tersenyum. Secepat kilat Venesia langsung mengerti begitu saja. Dan air pun sudah datang... " Terima Kasih Ibu, Ayo Ben diminum... Apa mau aku tegukkan " " Jangan-jangan... tidak usah, biar aku sendiri saja " Aku pun minum. Ibu dan Santiago tertawa di Ruang Tamu... Begitulah... Venesia sudah menjadi bagian dari kisah singkat yg baru saja aku alami. Namun timbul pertanyaan besar dalam diriku... Darimana dia tahu nama lengkapku. Aku pun bertanya pada Venesia.. " Nona kecil, boleh aku bertanya sesuatu... " " hmmm apa? " sahut Venesia. " Darimana kamu tahu aku, dan nama lengkapku mendetail? " " dari Perawat ruangan tempat aku dirawat, dia menunjukkan fotomu dan memberitahukan namamu... katanya dia juga suka kamu, tapi aku tidak suka sikapnya yg begitu, huhhhhh. Aku hanya bisa menyaksikan kamu dari seberang kamar... sebab kamu ada di seberang kamarku... di Ruang Jompo... benar kan? ". " eheeee... :') tidak tahu. " kembali aku begitu. " kalau tidak salah nama Perawat itu... Cicilia " " oh... Cicilia, dia Perawat nenekku dulu yang sekarang sudah meninggal, dia memang cantik " " huffffffffffffffffffffffffhhhhhhhhhh " Venesia seakan cemburu, atau memang cemburu. sudahlah. " Baiklah waktu berkunjung sudah habis nona, mari kita pulang... biarkan sahabat terbaikku Ben istirahat dengan tenang... ayoooooooo " Santiago Sang penolongku, Terima kasih Santiago. " Tidak mau, aku belum mau pulang. Kau saja sendiri sana yg pulang bersama hewan ternak " " Ayoooo nona bandel.... " Santiago pun menyeret Venesia yg memang lebay ini pulang. Dan akhirnya aku pun selamat. lho kog?. hahaha emoticon-Big Grin ya! benar! selamat.
 
Empat hari sudah berlalu, Santiago dan Venesia rajin sekali berkunjung setelah pulang sekolah. Aku malah mendoakan semoga Venesia terpikat dengan Santiago empat hari belakangan saat aku tidak berada di sekolah. ya! semoga saja... hmmmm. Setelah empat hari itu, besoknya aku masuk kembali ke sekolah. Suasana seperti biasa di sekolah walau aku tidak ada selama empat hari... yahh mungkin karna aku orang miskin, jadi tidak terlalu diperhatikan di lingkungan elite sekolahku ini. Bukan sebuah kebanggaan juga kurasa berstatus sebagai orang miskin, sebab semuanya serba terbatas. Ok! Aku mulai memasuki kelas, teman-teman sekelasku tidak menegurku seperti tidak pernah terjadi apa-apa kepadaku... Miriam, Desy, Martha gerombolan girlies itu hanya memandangiku seperti memandang orang mati yang baru bangkit saja, waw mereka terheran-heran atau malah jijik karna wajahku yg masih membekas tiga goresan luka yang sepertinya tidak akan bisa hilang. Kulihat Venesia belum datang dan Santiago juga belum terlihat. Mungkin karna aku terlalu pagi datang.
 
Aku lalu bertanya pada Bell " Bell, hai. Kau melihat Santiago, anak Rich. Pak Rich " " Tadi kulihat dia di belakang gudang bersama Venesia anak baru itu dan beberapa gerombolan Berandalan, kurasa bakal terjadi kejadian seru " " Apa? Hei yang benar kau? " Aku lalu bergegas ke arah belakang gudang. Belakang gudang memang terhubung dengan rumah penduduk, gerbangnya selalu terbuka karna selama ini selalu aman... sebab para guru biasa pulang lewat situ juga biar lebih simpel, termasuk Pak Rich. Aku sampai ke lokasi, dan kulihat memang berandalan yang mengeroyokku yang sedang Santiago dan Venesia temui. Nampak Venesia melipat kedua lengan bajunya ke atas. Dan Santiago juga melipat kedua tangannya ke dada. Aku bersembunyi... saat itu jam menunjukkan pukul 07.00, setengah jam lagi bel sekolah berbunyi. Aku berpikir... Apakah Santiago dan Venesia akan berduel dengan mereka demi membela aku. Ohhh, bagaimana ini? Venesia lalu mulai melompat, dan meninju salah satu berandalan itu. DUAGHHHHHHHHHHHHHHHHHH, Santiago menyusul dengan menendang salah satu berandalan. Sepertinya Venesia jago bela diri. Kalau Santiago memang jebolan karateka. Ahhhhhhhhh, pusing aku dibuatnya. Sebenarnya apa yg sedang terjadi? Semakin seru saja pertarungan yang sebentar lagi menuju klimaks. Dan itu dia, Berandalan yang memegang pisau mendekati Venesia... Dan mengayunkan pisaunya tepat ke depan Venesia. " JRATSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS " bunyi pisau itu mengenai bahu Venesia. anehnya tidak ada satu murid pun yg datang kemari. Dan serangan berikutnya mengincar dada Venesia... Sepertinya kali ini Venesia tidak dapat mengelak.
 
>>>> to be continued.

Cinta ini Harapanku untuk si cantik (proloque BEAUTY & THE BEAST)>>bag. 6

Aku lalu bergegas keluar dari persembunyian... dan lompat menendang berandalan yang ingin menusuk Venesia. Dan kena telak, aku menumbangkannya. Seketika Venesia dan Santiago pun tahu aku ada dan bergabung padaku... ups, sial.. harusnya aku tetap sembunyi kalau seperti ini jadinya. Venesia lalu berkata" Terima Kasih Tuan Tampan Pangeran berkuda putihku " Venesia lalu memelukku. ahhhhhhh" Eitssssss... Simpan dulu kata-kata yang tidak perlu, sana-sana hiiiii... sebentar lagi masuk, ayo bereskan mereka " kataku." Santiago kau maju duluan "" Dasar kau " Santiago menyanggah... lalu dia pun maju ke depan membereskan sisa dari berandalan yg masih aktif, Venesia menyusul... Aku lalu sembunyi lagi. hehehe emoticon-Wink bukan." Lho kemana tuan tampanku pergi? Beeennnnn " Venesia mencariku. Setelah gerombolan berandalan itu tumbang, mereka (berandalan) pun pergi... sambil berkata " Awas Kalian ", aku sudah terlebih dahulu datang membawa serta Satpam Sekolah bersamaku. CHECKMATE, Satpam Sekolah lalu mengambil tindakan... dengan membawa mereka semua ke Kantor Polisi Bostov. Venesia menghampiriku lagi... dan aku sudah tahu dia mau apa, lalu aku berlari... menghindar sejauh mungkin. Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Ya, tapi aku sangat berterima kasih kepada mereka (Venesia & Santiago) karna sudah membalas perbuatan para berandalan itu terhadapku.
 
Setelah kejadian itu, Satpam melapor kepada Ibu Veronicca. Lalu aku dipanggil ke kantornya... Ibu Veronicca bertanya beberapa hal, lalu aku menjelaskannya lebih rinci dan menyebutkan Venesia yang menjadi korban. Ibu Veronicca mengerti dan membebaskan aku dari hukuman... Memang dia tidak suka dengan perkelahian dan tidak ada kompensasi untuk hal itu selain dikeluarkan dari sekolah. Akan tetapi karna Venesia yg menjadi korban yg aku bela kesuciannya Ibu Veronicca justru salut padaku... dan menyanjungku." Kamu Hebat Ben, laki-laki sejati... seandaikan Ibu masih muda, mungkin Ibu akan menjadikanmu pacar Ibu. hahaha emoticon-Big Grin " candanya. Aku tersipu malu mendengar ucapan kepala sekolahku yang satu ini." Tapi wajahmu itu, apa tidak apa-apa? " tanya Bu Veronicca kembali. " Tidak kog, Tidak masalah... Tidak apa-apa Bu "
" Baiklah kalau begitu, silahkan kembali ke kelas Ben dan jangan berkelahi lagi " " hehehe ya baiklah "
 
Aku kembali ke kelas, Venesia sudah menunggu dengan setia di kursi sampingku. Aku hanya bisa diam terpaku saja, saat dia terus menerus memandangiku. Luka di wajahku tidak aku tutup-tutupi lagi dihadapannya, aku tersipu malu... karna barusan dia membelaku itu sudah sangat menggetarkan hatiku, apalagi dia ikut bertarung tadi, walau kutahu dia bisa bela diri tapi tetap saja dia wanita... seorang wanita yg pemberani, terima kasih Venesia ucapku dalam hati. Aku tidak berani mengatakannya langsung padanya karna banyak hal yg masih menjadi pertimbangan dalam hatiku. Kegiatan Belajar mengajar seperti biasanya... Pak Rich mengucapkan selamat datang kembali padaku, dia sepertinya rindu sekali padaku. Santiago hanya tersenyum saja melihat ayahnya... Aku mengerti perasaan itu. Terima Kasih Pak Rich, ucapku...Bel pulang sekolah pun berbunyi... kami semua pun pulang ke rumah masing-masing. Venesia tidak mengikutiku lagi, sebab Ayahnya... Dudley Mertys, selalu datang menjemput bersama supir pribadinya. Aku pun pulang, mengayuh sepeda... Sesampainya di rumah, aku terkejut... Barang-barang rumah semua berada di luar rumah. Ayahku pergi bekerja ke Enville, jadi hanya ada Ibuku disana dan Bendias yang menangis melihat dua orang berbadan kekar mengeluarkan semua isi rumahku. Dan ternyata mereka adalah suruhan pemilik rumah, Tuan Kingsley... karna kami memang terlambat membayar uang sewa kontrakan.
 
>>>> to be continued.

Cinta ini Harapanku untuk si cantik (proloque BEAUTY & THE BEAST)>>bag. 7

Tidak tahu harus berbuat apa... harus bilang apa... harus bagaimana... menghadapi kemelut ini. Kulihat Ibu dan Bendias tidak henti-hentinya menangis. Badanku bergerak semaunya, kudekati salah satu Pria kekar itu. Lalu aku berlutut didepannya. Sambil memasang wajahku yang memang sudah lesu menghadapi kenyataan dari " KETERBASAN " yang aku dan keluargaku miliki ini. " Pak, tolong beri kami waktu... sampaikan pada Tuan Kingsley secepatnya kami akan membayar uang sewanya... saya mohon Pak ". " Tidakkah Bapak melihat keadaan adik saya yg cacat mental dan lumpuh layu disudut sana sedang menangis... karna tindakan Bapak ini " " Adik saya selama ini belum pernah melihat kekerasan, jadi saya tidak tahu akan sejatuh apa mentalnya sekarang ini " Pria itu tidak menghiraukan dan terus saja mengobrak abrik barang-barang yang masih ada untuk dikeluarkan, begitu pun temannya. " Maaf, nak. Kalau kamu mau jadi KUAT jadilah orang YANG BERKUASA. Kami pun disini hanya menjalankan tugas saja. Perintah langsung dari Majikan kami Kingsley atas rekomendasi Konglomerat Enville Dudley Mertys, asal kau tahu itu... " Seketika aku kaget mendengar nama Ayah Venesia. " Ada apa? Apa hubungannya dengan Tuan Dudley Mertys? sahutku. " Dia akan membeli tanah di wilayah ini... bahkan rumah-rumah penduduk yang lainnya pun akan diratakan. Bukankah semua tanah tempat rumah ini berdiri adalah tanah milik Tuan Kingsley " Astaga kejam sekali takdir ini, dalam hatiku. Aku hanya bisa pasrah lagi menyadari " KETERBATASAN " yang aku miliki.
 
Aku lalu pergi mengambil telepon umum, kuhubungi ayahku di tempat kerjanya... Sesaat kemudian Ayah datang dan berusaha menenangkan kami. Dari pertimbangannya ia mengambil keputusan agar kami tinggal sementara di kediaman temannya Bruno di Enville. Dengan berkendaraan PICK UP yg kami sewa... kami pergi ke Enville. Aku tidak sempat lagi berpamitan dengan teman-teman di Bostov. Karna bagiku kehidupan saat ini harus kujalani dengan lebih serius lagi. Sampailah kami di Enville... Jalan Centra Bugler no.59, rumah teman ayah " Bruno " Paman Bruno yg sama-sama bekerja sebagai montir (mechanic) di tempat ayah bekerja. Paman Bruno mengijinkan kami untuk tinggal sementara sampai kami mendapatkan rumah yg baru. Aku lalu berinisiatif untuk membantu ayahku saja di Bengkel bersama Paman Bruno jg. Untung saja ada lowongan buatku, manager tempat ayah bekerja mengijinkan aku bekerja disitu. Banyak ilmu yg dapat aku pelajari disini, dan aku pun bisa membantu ayah mengoreksi pekerjaan yg kadang salah begitu pikirku. Tak terasa 2 tahun sudah berlalu seperti ini, aku pun telah menjadi karyawan tetap disini. Dengan gaji yang agak lumayan berkat kerja kerasku selama ini, akhirnya kami mampu membeli rumah di wilayah Enville walaupun masih dalam tahap kredit, menyicil cicilan rumah tiap bulannya. Bendias terlihat sangat senang, hingga aku pun terpikir lagi tentang Santiago temanku, Pak Rich, Ibu Veronicca, dan................................................................................... VENESIA ..................................
 
Aku lalu mampir ke warnet, kubuka emailku. Untung saja belum terblokir... dan ternyata banyak pesan sudah masuk, dan itu dari Santiago... temanku. " Hai Ben, kalau kau membaca pesan ini... kurasa kau akan sangat merindukan kami, kemana saja kau? Ayahku selalu menanyaimu, Ibu Veronicca terpaksa mengeluarkan daftar namamu dari sekolah dan otomatis program beasiswamu pun telah dicabut... Aku bingung mengontrol keadaan disini tanpamu, bagaimana lagi... Venesia selalu menanyakan keberadaanmu sampai ia jatuh sakit... tetapi Ayahnya membawa ia pulang kembali ke Enville. Mungkin dia akan dirawat disana, dan sembuh. Tapi dia benar-benar butuh kau Ben... hanya kau. Salam dari teman baikmu Santiago "ohhh maafkan aku Santiago, sepertinya aku memang harus tetap begini. Biarkan saja Venesia melupakan aku... toh kami belum pernah menjalin hubungan sama sekali. Ditambah keadaanku dan luka di wajah ini yg masih membekas... pantasnya aku dipanggil 'si buruk rupa' saja. Maafkan aku Santiago... balasku di email sekenanya. Aku lalu menutup akun. Dan kembali termenung...
 
 
Esoknya aku kembali bekerja, dan kulihat banyak antrian service datang. Sepertinya bakal sibuk hari ini. Mulai dari cuci steam mobil, TUNE UP PERFORMA, turun mesin, hingga kebagian-bagian yg ringan seperti hanya ganti oli. hahaha ^_^ begitulah aku menghafal kegiatanku sehari-hari, seperti orang bodoh ya?. Aku lalu menemui konsumen yg hendak ganti oli dan memeriksa tekanan angin ban mobilnya. " Permisi Pak, Selamat Pagi. Ada yang bisa saya bantu " Dan ketika kaca rayban mobil itu dibuka... aku melihat Alehandro... dengan Venesia yang sedang duduk melihat ke jendela berlawanan dengan arah aku berdiri... Lalu Venesia menoleh... karna mendengar suara yg tidak asing lagi baginya entah bagaimana." Beeeeeeeeeeeeennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn " itulah kata yg terucap dari mulutnya..
 
>>>> to be continued.

Cinta ini Harapanku untuk si cantik (proloque BEAUTY & THE BEAST)>>bag. 8

Venesia lalu keluar dari mobil. Dan hendak menghampiriku, aku hanya diam saja... tidak bergerak sama sekali. Alehandro lalu keluar juga dan menangkap tangan Venesia lebih dulu, sebelum Venesia memelukku hendak melepas rindunya... sepertinya. Alehandro lalu bertanya padaku" Anda ini siapa? sampai-sampai Venesiaku jadi seperti ini... " Venesia lalu membalas perkataan Alehandro
" Kau yg siapa? Dia ini Bennnnnn, pacarku... " Seketika aku kaget juga mendengar perkataan Venesia barusan. " Benarkah? " tegas Alehandro. Aku lalu menjawabnya " Bukan tuan, nona ini salah mengenali orang!? Namaku memang Ben, tapi Bendias... itulah kepanjangannya, sedang nona ini mungkin saja mengenal Ben yg lain... " balasku dengan menyamarkan nama adikku sebagai namaku di depan Alehandro." Beennnnnnnn, ini aku Venesia... dan Santiago jg dia rindu sekali teman sepertimu ini, tapi kenapa? " " Lebih baik kita tunda dulu salah paham ini nona, jadi Tuan anda ingin memilih paket ke berapa untuk olinya?" iya... aku nona... nona kecilmu kan!? " Venesia melanjutkan, seperti dia mau depresi.
 
Aku lalu mengeluarkan catalog dan menjelaskan mengenai paket kepada Alehandro. Kulihat Venesia memperhatikanku dan seakan masih tidak mempercayai aku yg sudah berubah mungkin menurutnya. Memang selama hampir 2 tahun lebih ini, aku hanya fokus pada pekerjaan yg kugeluti saat ini, tidak ada yg lain. Bahkan bermain gitar pun aku sudah jarang. Alehandro lalu memilih paket pertama oli yg memang mahal dan great graduated " ENVILLE BAR ". Dan ditambah dengan minuman juice apel dan hiburan music jazz sebagai pelengkap di Bengkel kami sementara menunggu pergantian oli mobil dan pengecekan lainnya. Kulihat lagi Venesia masih melihatku dari bangku tunggu konsumen bersama Alehandro masih seakan tidak percaya atas perubahan sikapku ini. Dalam hatiku sebenarnya yg kurasakan sedikit berbunga-bunga karna perkataan lantang Venesia yg bilang aku pacarnya tadi, namun disisi lain aku tidak ingin melibatkannya dalam kehidupanku yg masih rumit ini, ditambah ayahnya yang memang konglomerat Enville. Yapp, pergantian oli mobil pun selesai berikut pengecekan lainnya. Alehandro lalu menuju cashier untuk membayar sejumlah pembayaran atas serviceku. Venesia lalu menghampiriku dan bilang " Bennnnnnnnn, aku tidak tahu kamu ini kenapa? Yang jelas aku memang hanya cinta padamu. Tapi sebentar lagi aku akan bertunangan dengan Alehandro atas usul ayah. Supaya mempererat hubungan bisnis keluargaku. " " Aku menunggu keputusanmu Bennnnn, aku lelah menunggu kepengecutanmu ini!!! " sambil menangis lalu Venesia pun pergi pulang bersama Alehandro. Aku lalu sejenak merenungkan perkataannya tadi... sambil tertawa kecil, dan sedikit depresi juga.
 
Salah satu seniorku lalu menghampiriku, kebetulan ayah dan paman Bruno mengambil cuti 3 hari untuk pergi mancing... yang jelas mereka berlibur. Jadi temanku ngobrol selama 3 hari ini adalah dia RAYMOND seniorku. Orangnya baik juga tegas dalam hal pekerjaan, dia selalu membahas politik mengenai negara kami. Sampai aku pusing juga dibuatnya selama 3 hari ini, tetapi banyak juga masukannya yg sangat berarti bagiku. Dia lalu bertanya padaku" Gadis tadi... siapa? temanmu? atau mantan pacar? " " Teman.... " " Hei nak, jangan membodohiku... aku lihat semuanya tadi, dia menyukaimu sobat " " Hanya perasaanmu saja Ray... sebenarnya tidak terjadi apa-apa diantara kami " " Apa karna wajahmu itu? tiga goresan luka itu... kamu jadi segan bertemu dengannya? " " Benarkah? Aku juga tidak begitu paham... " balasku." Bagaimana kau ini? Kau pria atau bukan sebenarnya? PD sajalah... " Raymond menyemangatiku." he... terima kasih Ray, tapi memang tidak terjadi apa-apa diantara kami. Hanya sebatas teman " aku berusaha meyakinkannya kembali." Baiklah, kalau kau butuh aku kau tahu kan aku berada dimana? datang saja "Ray tinggal dekat rumahku yg baru. Tiga blok dari rumahku yg masih dicicil... Ya, hari ini memang benar ramai sekali pengunjung... konsumen yg datang, sampai-sampai aku, Ray dan teman-teman seperjuangan lainnya kelelahan. Tapi kami senang sekali telah menuntaskan kegiatan kami mencari nafkah hari ini.
 
 
Aku lalu mampir kembali ke warnet. Kubuka emailku... dan Santiago pun membalas pesanku kemarin. " Bennn, akhirnya kau muncul juga. Sudah lama sekali kutunggu pesan darimu... Aku hanya bisa berdoa semoga kau sehat-sehat saja. " Lalu aku melihat email asing lain yg baru saja masuk... kubuka lalu kubaca " Hari Minggu tanggal 4 bulan 10 pertunangan kami akan berlangsung, aku mengundangmu Ben untuk hadir ke pertunanganku di Sargaso Hall, Enville. Aku menunggu. salam dari nona kecilmu Venesia "Aku kaget, dia bisa mengetahui emailku. Memang Venesia... nona kecilku ini penuh kejutan. Aku tidak membalas email tersebut sebab aku sudah mengerti maksud tujuan yg tidak akan kulakukan itu. Membawa lari Venesia di acara pertunangannya tidak pernah terpikir olehku. Aku segera mengakhiri billing, kututup akunku terlebih dahulu. Kubayar di cashier dan lalu pulang... Sebelum sampai ke arah pintu rumahku, aku berhenti di sekitar situ... Karna kulihat seorang gadis yg tak asing lagi berdiri persis di depan pintu rumahku...
Benar! Dia Venesia.... nona cantik kecilku yg agresif dan memang penuh dengan kejutan...
Kuperhatikan saja gerak geriknya dari tempatku berada. Kutunggu terus sampai dia merasa bosan...
 
>>>> to be continued.
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.3K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan