- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Survei Pakar Poltracking: Jokowi Caketum PDIP Paling Potensial, Mega Urutan 7


TS
namimi
Survei Pakar Poltracking: Jokowi Caketum PDIP Paling Potensial, Mega Urutan 7
Quote:

Jakarta - Lembaga survei Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pakar dan opinion leaders menjelang Kongres PDIP pada April 2015. Hasilnya, para pakar menilai Joko Widodo paling potensial untuk menjadi Ketum PDIP, sementara Megawati Soekarnoputri ada di urutan ke 7 dari 9 tokoh.
Dalam survei bertajuk 'Menyongsong Kongres PDI Perjuangan: Regenerasi atau Degenerasi?', para pakar diminta menilai 9 tokoh di PDIP yaitu Ganjar Pranowo, Hasto Kristianto, Joko Widodo, Maruarar Sirait, Megawati Soekarnoputri, Pramono Anung, Muhammad Prananda Prabowo, Puan Maharani, dan Tjahjo Kumolo. Mereka dinilai dalam 10 aspek.
"Terdapat 9 caketum PDIP potensial dalam survei kali ini. Sesuai dengan hasil rata-rata 10 aspek yang telah dielaborasi, ada 4 figur yang memiliki rerata di atas 7 yaitu Joko Widodo, Ganjar Pranowo, Pramono Anung, dan Maruarar Sirait," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam pemaparan survei di Hotel Sofyan Betawi, Jl Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2015).
Survei ini menggunakan metode uji kelayakan figur melalui 3 tingkatan penyaringan yaitu meta analisis (analisis pemberitaan media, hasil survei, dan dokumentasi studi yang relevan), focus group discussion, serta penilaian kapabilitas dan akseptabilitas oleh pakar dan opinion leaders. Jumlah juri penilai sebanyak 200 pakar dan diselenggarakan pada Desember 2014-Januari 2015.
Sepuluh aspek yang dinilai dari 9 tokoh PDIP ini adalah integritas, kompetensi dan kapabilitas, visi dan gagasan, komunikasi elite, komunikasi publik, akseptabilitas publik, pengalaman dan prestasi kepemimpinan, kemampuan memimpin organisasi kepartaian, kemampuan memimpin koalisi partai politik di pemerintahan, serta kemampuan memimpin pemerintahan dan negara. Para pakar menilai 9 tokoh PDIP dari angka 1-10.
Berikut adalah rata-rata penilaian 10 aspek dari 9 tokoh potensial caketum PDIP:
Joko Widodo: 7,68
Ganjar Pranowo: 7,41
Pramono Anung: 7,35
Maruarar Sirait: 7,03
Tjahjo Kumolo: 6,6
Hasto Kristianto: 6,52
Megawati Soekarnoputri 6,44
Prananda Prabowo: 5,93
Puan Maharani: 5,74
Sumur
berita terkait
Quote:
Survei Pakar Poltracking: Trah Soekarno Paling Tak Direkomendasikan Pimpin PDIP
Jakarta - PDIP yang saat ini dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tak bisa dipisahkan dengan keberasan nama trah Soekarno. Namun, para pakar justru tidak merekomendasikan keturunan presiden pertama RI ini untuk memimpin partai berlambang banteng moncong putih.
Suara para pakar itu dijabarkan lewat Pemaparan Hasil Survei Pakar & Opinion Leaders Seri II 'Menyongsong Kongres PDI Perjuangan: Regenerasi atau Degenerasi?' yang diselenggarakan oleh Poltracking Indonesia. Rilis survei dilakukan di Hotel Sofyan, Jl Cut Meutia, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2015).
Ada 9 tokoh di PDIP yang dinilai oleh para pakar yaitu Ganjar Pranowo, Hasto Kristianto, Joko Widodo, Maruarar Sirait, Megawati Soekarnoputri, Pramono Anung, Prananda Prabowo, Puan Maharani, dan Tjahjo Kumolo. Mereka memilih siapa figur yang paling direkomendasikan dan paling tidak direkomendasikan untuk memimpin PDIP.
"Berdasarkan pendapat pakar dan opinion makers pada survei ini, Puan Maharani, Prananda Prabowo dan Ketum incumbent Megawati adalah figur elite partai yang paling tidak direkomendasikan memimpin PDIP ke depan," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda.
Survei ini menggunakan metode uji kelayakan figur melalui 3 tingkatan penyaringan yaitu meta analisis (analisis pemberitaan media, hasil survei, dan dokumentasi studi yang relevan), focus group discussion, serta penilaian kapabilitas dan akseptabilitas oleh pakar dan opinion leaders. Jumlah juri penilai sebanyak 200 pakar dan diselenggarakan pada Desember 2014-Januari 2015.
Mengapa trah Soekarno tidak direkomendasikan? Prof Ikrar Nusa Bakti yang menjadi salah satu pakar di survei ini punya analisis tersendiri.
"Ini menunjukkan betapa akal sehat pakar tidak ingin terjadi regenerasi dalam hal trah Soekarno. Di Jakarta sudah terjadi, Boy Sadikin kalahkan Puti Guntur. Jadi non trah Soekarno bisa memimpin Jakarta. Di nasional apakah bisa terjadi?" ucap Ikrar di lokasi yang sama
Ikrar melihat publik saat ini tidak menyukai dinasti politik di Indonesia. Namun, itu bukan melulu karena trah Soekarno.
"Publik tidak menyukai dinasti politik, bukan faktor keluarga Soekarno. Tapi efek (kasus korupsi) di Banten, di Bangkalan," ujar peneliti LIPI ini.
Berikut adalah figur yang paling tidak direkomendasikan untuk memimpin PDIP oleh para pakar:
Puan Maharani: 25,04%
Prananda Prabowo: 17,64%
Megawati Soekarnoputri: 16,91%
Hasto Kristianto: 8,08%
Maruarar Sirait: 7,35%
Tjahjo Kumolo: 6,61%
Ganjar Pranowo: 5,14%
Pramono Anung: 2,94%
Joko Widodo: 2,94%
Tidak tahu/Tidak jawab: 7,35%
Sumur
Jakarta - PDIP yang saat ini dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tak bisa dipisahkan dengan keberasan nama trah Soekarno. Namun, para pakar justru tidak merekomendasikan keturunan presiden pertama RI ini untuk memimpin partai berlambang banteng moncong putih.
Suara para pakar itu dijabarkan lewat Pemaparan Hasil Survei Pakar & Opinion Leaders Seri II 'Menyongsong Kongres PDI Perjuangan: Regenerasi atau Degenerasi?' yang diselenggarakan oleh Poltracking Indonesia. Rilis survei dilakukan di Hotel Sofyan, Jl Cut Meutia, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2015).
Ada 9 tokoh di PDIP yang dinilai oleh para pakar yaitu Ganjar Pranowo, Hasto Kristianto, Joko Widodo, Maruarar Sirait, Megawati Soekarnoputri, Pramono Anung, Prananda Prabowo, Puan Maharani, dan Tjahjo Kumolo. Mereka memilih siapa figur yang paling direkomendasikan dan paling tidak direkomendasikan untuk memimpin PDIP.
"Berdasarkan pendapat pakar dan opinion makers pada survei ini, Puan Maharani, Prananda Prabowo dan Ketum incumbent Megawati adalah figur elite partai yang paling tidak direkomendasikan memimpin PDIP ke depan," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda.
Survei ini menggunakan metode uji kelayakan figur melalui 3 tingkatan penyaringan yaitu meta analisis (analisis pemberitaan media, hasil survei, dan dokumentasi studi yang relevan), focus group discussion, serta penilaian kapabilitas dan akseptabilitas oleh pakar dan opinion leaders. Jumlah juri penilai sebanyak 200 pakar dan diselenggarakan pada Desember 2014-Januari 2015.
Mengapa trah Soekarno tidak direkomendasikan? Prof Ikrar Nusa Bakti yang menjadi salah satu pakar di survei ini punya analisis tersendiri.
"Ini menunjukkan betapa akal sehat pakar tidak ingin terjadi regenerasi dalam hal trah Soekarno. Di Jakarta sudah terjadi, Boy Sadikin kalahkan Puti Guntur. Jadi non trah Soekarno bisa memimpin Jakarta. Di nasional apakah bisa terjadi?" ucap Ikrar di lokasi yang sama
Ikrar melihat publik saat ini tidak menyukai dinasti politik di Indonesia. Namun, itu bukan melulu karena trah Soekarno.
"Publik tidak menyukai dinasti politik, bukan faktor keluarga Soekarno. Tapi efek (kasus korupsi) di Banten, di Bangkalan," ujar peneliti LIPI ini.
Berikut adalah figur yang paling tidak direkomendasikan untuk memimpin PDIP oleh para pakar:
Puan Maharani: 25,04%
Prananda Prabowo: 17,64%
Megawati Soekarnoputri: 16,91%
Hasto Kristianto: 8,08%
Maruarar Sirait: 7,35%
Tjahjo Kumolo: 6,61%
Ganjar Pranowo: 5,14%
Pramono Anung: 2,94%
Joko Widodo: 2,94%
Tidak tahu/Tidak jawab: 7,35%
Sumur
wah bakal d kudeta g nih si mbok ya...

Diubah oleh namimi 22-03-2015 12:16
0
1K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan