Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

danuppAvatar border
TS
danupp
berhenti mengutuk hujan
Sebagai penyuka hujan, kasihan rasanya melihat hujan yang terus dipersalahkan belakangan ini. Beberapa status di media sosial yang nyaris semua meminta hujan berhenti, beberapa mengumpat, beberapa mengutuki hujan beberapa memilih memelas.




Meski Beberapa kali saya basah kuyup dalam perjalanan menuju kantor dan harus kejar-kejaran dengan waktu. Masuk ke ruang kelas dalam keadaan menggigil dan mengeringkan pakaian sekaligus, adalah hal yang harus saya alami. Belum lagi rumah yang bocor.Saya sering berdoa dan memohon agar hujan berhenti.
Banjir dan longsor yang terjadi belakangan ini dibanyak wilayah Indonesia bahkan di ibu kota negara ini sendiri, sudah menjadi bahan perbincangan terus menerus. Tak sedikit yang menyalahkan hujan. “Banjir ini karena hujan yang tak henti-hentinya datang”. Kalimat itu berulang kali muncul dimedia cetak maupun elektronik. Lantas, karena hujankah semuanya ini terjadi?.


berhenti mengutuk hujan


Mari melihat perilaku kehidupan kita. Berapa banyak sampah yang kita produksi setiap hari ? Saat musim hujan berlalu, kita lupa bahwa kita mengalami banjir dan longsor. Kita lupa akan sungai-sungai yang meluap. Kita akan mulai lagi membuang sampah sesuka tangan kita, membangun kompleks perumahan di daerah yang memiliki resapan air yang bagus sesuka uang kita, membangun bangunan liar lainnya sesuka kita seolah-olah hak kita sebagai manusia merdeka itu adalah hak yang tanpa batas dan tanggungjawab dan tanpa diiringi kewajiban. Kita membabat hutan,lupa diri. Lupa pernah mengalami banjir dan longsor.Tak heran dalam suatu kali tayangannya Simon Reeve dalam program Indian Ocean With Simon Reeve, menyatakan “hutan lebih cepat dibabat di Indonesia dibandingkan tempat manapun di dunia “. Lantas, hujankah yang harus dipersalahkan karena terus menerus turun sehingga banjir dan longsor menjadi tamu yang kadang bisa diduga dan kadang tak diduga?
Saya berpikir tak ada gunanya lagi mengumpat dan mengutukihujan. Tak berlebihan juga bila Ahok mengatakan sampai kiamat akan pasti ada banjir bila kitamasih terus bersikap demikian dan tak melakukan apapun. Hujan tidak bersalah. Kitalah yang bersalah. Kita lupa bahwa bukan kita satu-satunya spesies makhluk hidup di atas bumi . Berhenti menyampah sembarangan. Berhenti membeli properti di lahan yang seharusnya ditumbuhi pepohonan, Berhenti melakukan apapun yang kita tahu punya potensi merusak

berhenti mengutuk hujan.
berhenti mengutuk hujan

berhenti mengutuk hujan
Polling
0 suara
suara kaskuser
Diubah oleh danupp 21-03-2015 15:10
0
1.2K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan