Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, keberhasilan siswa dalam mengikuti ujian nasional tergantung budaya dan semangat belajar siswa tersebut, bukan pada fasilitas belajar yang tersedia. Menurut dia, peningkatan hasil belajar siswa bisa dicapai dengan memperbanyak lahitan, bukan dengan menurunkan standar ujian nasional (UN).
"Banyaknya anak-anak sekolah yang bermain di mal, menjadi anggota geng motor menunjukkan semangat belajar yang berkurang,” kata Kalla ketika menerima Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI ) Sulistyo, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (19/3/2015), seperti dikutip situs wapres.go.id.
Untuk meningkatkan semangat belajar siswa, sambung Kalla, pemerintah akan melakukan evaluasi terkait penempatan guru setiap tahunnya. Pemerintah menjamin jumlah guru akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah.
Menurut Kalla, guru, fasilitas sekolah, serta sistem kurikulum merupakan elemen dasar pendidikan yang menjadi perhatian pemerintah. Saat ini, menurut dia, diperlukan kurikulum yang menghasilkan generasi yang dibutuhkan bangsa 10 tahun ke depan. Sistem pendidikan diharapkan bisa menghasilkan generasi yang cerdas, dinamis, inovatif, dan kreatif.
“Perubahan sistem pendidikan dari yang hanya mendengar menjadi generasi yang memahami dan berdiskusi,” ujar Wapres.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua PB PGRI Sulistyo melaporkan kepada Wapres bahwa Indonesia masih kekurangan guru, terutama yang mengajar di tingkat sekolah dasar. Data PGRI menunjukkan kekurangan guru sekolah dasar mencapai 400.000 orang.
"Hal ini disebabkan pengangkatan guru Inpres yang dilakukan pada tahun 1973 saat ini sudah pensiun” kata Sulistyo.
Untuk menutupi kekurangan guru tersebut, kata Sulistyo, pihak sekolah terpaksa mengangkat guru honorer. Namun, keberadaan guru honorer ini menuai masalah baru karena kesejahteraannya yang kurang diperhatikan. Sulistyo juga menyampaikan kepada Wapres bahwa PGRI beserta para guru mendukung kebijakan pemerintah dengan melaksanakan sebaik-baiknya pergantian sementara kurikulum 2013 ke kurikulum 2006 yang terjadi di tengah tahun ajaran.
sumber
Inilah salah satu budaya pelajar jaman sekarang

Nambahin jumlah guru belum tentu bikin mereka berhenti main di mal atau jadi geng motor. Menurut ane pengawasan ortu terhadap aktifitas anak berpengaruh juga.