BERMODAL MESIN VW, GERGAJI, DAN KIKIR : Pesawat Sigit Mampu Mengudara di Jogja Air Show 2015
Quote:
MOTIVASI Sigit Wiriatmo untuk tidak menjadi bangsa bermental konsumtif terus dijaga. Tidak tanggung-tanggung, sikap itu seolah membuka mata kita semua, karena karakter tersebut juga berlaku untuk pengadaan pesawat terbang.
Dengan tekad membaja, lelaki yang tinggal di Parahiyangan Rumah Vila B IX Bandung ini akhirnya berhasil membuat motor glider atau pesawat layang bermotor secara otodidak. Kini pesawat selebar sekitar 15 meter dengan panjang 6 meter itu ikut ambil bagian dalam ajang JAS 2015 di Pantai Depok. Bahkan sudah pesawat layang berbahan bakar pertamax itu sudah menempuh penerbangan Bandung-Yogyakarta.
Sigit membeberkan perjuangannya selama enam tahun membuat pesawat layang kapasitas dua orangitu. Lelaki kelahiran 27 April 1961 ini, mengungkapkan, membuat pesawat itu sangat mudah dan sederhana. "Kelihatannya sangat rumit, tetapi setelah saya pelajari secara otodidak, sangat mudah, dan bisa terbang sungguhan," ujar Sigit.
Alumni SMA N 1 Yogyakarta angkatan 1979/1980 ini bahkan cuma berbekal buku panduan dalam membuat pesawat berregister PK 5330 ini. Tidak hanya itu, alat yang dibutuhkan cukup gergaji besi, kikir tangan serta alat keling serta bahan alumunium berspek 6661 T VI sebuah pesawat bisa dibuat. Proses pembuatannya sebenarnya sudah dirintis sejak 2009 dan dilakukan penerbangan pertama 2014. Kendati mampu membuat pesawat secara otodidak, Sigit juga memanfaatkan komponen lainnya, termasuk mesin mobil VW tahun 2005. "Dengan mesin VW, langsung bisa memulai pengerjaan modalnya tiga alat itu, dan buku panduan," ujarnya.
Menurut Sigit ketika pembuatan dilakukan secara fokus cukup dua tahun pesawat siap diterbangkan. Fase sulit dalam merancang burung besi itu ketika membuat sayap. Namun karena dikerjakan secara sunguh-sungguh dan penuh perhitungan, akhirnya 2014 dinyatakan selesai dengan memakan biaya 30 ribu dolar atau sekitar Rp 400 juta. Setelah selesai, pada tahun 2014 Sigit melakukan tes penerbangan perdana sendiri di Pangkalan TNI Angkatan Udara Sulaiman, Bandung. "Saya bukan pilot, pesawatnya juga belum pernah diterbangkan orang lain, itu sebuah tantangan, jadi perasaan saya seperti orang mau dieksekusi mati," ujarnya.
Tetapi kekhawatirannya lenyap, pesawat terbang mulus diudara tanpa cela. Kepiawaian Sigit tidak perlu diragukan lagi, dalam ajang JAS ini perjalanan dari Bandung menuju Yogyakarta ditempuh dengan pesawat ciptaannya sendiri.
"Perjalanan dari Bandung ke Yogyakarta cukup 2 jam, saya kaget kok cepat ya," jelasnya sambil tersenyum. Lulusan ITB Jurusan Teknik Kimia ini berharap, generasi bangsa Indonesia diharapkan serius mengembangkan teknologi. Karena tidak ada yang sulit, termasuk dalam membuat pesawat terbang sekalipun. “Tidak ada yang sulit, jika semua dikerjakan dengan sungguh-sungguh,”ujar alumni SD Keputran 2 Ngasem Yogyakarta ini.
Sumber Berita dari Harian Kedaulatan Rakyat :
SumberBerita
Hebat, lulusan teknik kimia tapi bisa bikin pesawat terbang sendiri hanya bermodal buku panduan dan mesin VW.
Sekiranya bisa menginspirasi rekan2 kaskuser... seperti kata beliau, "tidak ada yang sulit, jika semua dikerjakan dengan sungguh-sungguh".