Hebohnya Indonesia di event Leipzig Book Fair 2015 dan persiapan menuju Frankfurt
TS
monsterevan
Hebohnya Indonesia di event Leipzig Book Fair 2015 dan persiapan menuju Frankfurt
Sebagai orang Indonesia yang tinggal di Leipzig, kota yang baru-baru ini menyelenggarakan exibition 'Leipziger Buchmesse' atau Leipzig Book Fair, saya ingin sekali menulis tentang acara tersebut. Terutama tentang Indonesia yang ada di dalamnya, ambil peran dalam acara tersebut, dan telah sukses menjadi salah satu penyelenggara acara.
Spoiler for Introduction of Leipzig Book Fair:
Leipzig Book Fair merupakan salah satu pameran buku internasional. Event ini pertama diselenggarakan pada tahun 1991 dan merupakan event dan tempat yang paling penting selama musim semi (spring) untuk penerbit dan media. Event ini sudah berkembang menjadi suatu ciri khas yang sangat menarik sebagaimana di Jerman maupun di seluruh Eropa dan dunia.
Secara singkat, tujuan dari Leipzig Book Fair adalah untuk menghidupkan publikasi buku. Pada tahun ini, acara ini telah sukses diselenggarakan selama 4 hari mulai 12 s/d 15 Maret 2015. Ini adalah sebuah gambaran masif bagi penerbit, penulis, pembaca, dan jurnalis. Sebuah panggung komunikasi, Leipzig Book Fair memberikan informasi yang luas tentang publikasi baru dan tren yang ada akhir-akhir ini dan pada masa mendatang di pasar Jerman dan Eropa. (sumber : http://www.tradefairdates.com/)
Mengacu pada data statistik pengunjung, perhelatan Leipzig Book Fair 2015 memecahkan rekor jumlah pengunjung di tahun 2014 yang lalu. Jika pada tahun 2014 jumlah pengunjung 'hanya' 176.000, maka di tahun 2015 jumlahnya naik 10.000 menjadi 186.000. (sumber : http://www.dw.de/leipzig-book-fair-r...r-of-visitors/)
Spoiler for Location and general information:
Acara ini diselenggarakan di kota Leipzig (negara bagian Sachsen, Jerman), tepatnya di Messegelände. Untuk menuju lokasi tersebut pengunjung dapat mengambil tram no.16 arah Messegelände turun di halte Messegelände (last stop), atau dapat juga menggunakan S-Bahn (S-5) turun di Messe S-Bahnhof.
18.290 square meters (consist of 5 hall, yang pasti gedheee banget!!!)
The main exhibit sectors of the trade show Leipzig Book Fair / Festival of Literature 'Leipzig liest' are:
Poetry and non-fiction, reference / scientific and academic books, art books, philosophy, newspapers / journals, present books / postcards, calendars, companion, maps / guide books / globes, religion, esoteric, DVD / Blu-ray, audio books, music, non-book, books for children and young adults, educational media / school text books, school and day-care furnishings, comics / cartoons / graphic novel, fantasy, games, book art, print graphics, service providers / offers for authors, digital offers, print on demand, national collective stands. (sumber : http://www.expodatabase.com/tradesho...iest-2156.html)
Spoiler for Kontingen Indonesia:
Jumlah kontingen Indonesia kali ini saya tidak bisa menyebutkannya secara pasti karena saya mendapat versi yang berbeda. Bersumber dari Atase Pendidikan Indonesia di Jerman, disebutkan bahwa kontingen Indonesia berjumlah 37 orang. Namun keterangan berbeda bersumber dari staff Kemdikbud yang menyebut total kontingen adalah 52 orang.
Namun yang pasti, kontingen ini berisi orang-orang hebat yang saling bekerja sama bahuh membahu mewujudkan suatu acara yang berbobot dan menarik.
Ketua : Goenawan Mohammad
Anggota kontingen (nggak semua saya sebutin) :
- Slamet Raharjo
- Siska Soewitomo
- Laksmi Pamuntjak
- Sapadi Djoko Damono
- Ahmad Tohari
- Beng Rahadian
- Harry Prasetyo
- Nirwan Dewanto
- Komite Nasional
- Staff Kemdikbud
- Media
- dll
Seorang pria asing menghampiri meja tim delegasi Indonesia saat makan malam di sebuah restoran dekat Stasiun Utama atau Hauptbahnhof di Leipzig, Jerman.
"Apakah kalian dari Indonesia?" tanyanya. "Ya," jawab kami. Ia lalu berkata, "Saya sangat menantikan kehadiran kalian di Frankfurt Book Fair nanti," ujarnya dengan bersemangat dan senyum lebar. Kemudian ia pun berjalan meninggalkan meja tim delegasi Indonesia yang masih terkejut dengan kunjungan singkatnya itu.
Sebuah percakapan singkat, namun sangat bermakna dan menimbulkan semangat serta rasa nasionalisme yang tinggi. Bagaimana tidak? Dengan bersemangat pria itu menghampiri meja kami yang sedang sibuk bercengkrama, hanya untuk menyampaikan bahwa ia sangat menantikan kehadiran Indonesia sebagai Guest of Honour atau Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair 2015.
Yes, it was absolutelly true story!! Indonesia akan menjadi Guest of Honour (Tamu Kehormatan) pada acara Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 yang notabene adalah Book Fair terbesar di Jerman pada 14-18 Oktober mendatang. Leipzig Book Fair menjadi awal perkenalan Indonesia ke masyarakat Jerman dan masyarakat internasional sebagai Guest of Honour. Indonesia hanya butuh waktu 5 tahun keikutsertaan di FBF sampai akhirnya ditunjuk menjadi Guest of Honour, bandingkan saja dengan Guest of Honour tahun sebelumnya (2014) yaitu Finlandia yang sudah ikut lebih dari 12 tahun. Ini menandakan selama ini, dan selama keikutsertaannya, Indonesia sangat mencuri perhatian kalangan luas terutama para jurnalis. Hal ini dikarenakan jurnalislah yang berhak memilih siapa yang akan menjadi tamu kehormatan.
"Sebagai tembakan pertama itu di Leipzig. Dan ini memang diharuskan kita (sebagai Tamu Kehormatan FBF) ikut Leipzig Book Fair. Book fair yg besar di Jerman ada dua, yaitu Leipzig dan Frankfurt. Leipzig adalah yang terbesar kedua. Jadi seperti 'Ini loh kami datang'. Di Leipzig Book Fair kita diberi tempat untuk memperkenalkan Indonesia sebagai Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair," jelas Ketua Komite Nasional Indonesia Program Guest of Honour FBF, Goenawan Mohamad, saat rapat persiapan Leipzig Book Fair di Jakarta, Jumat 06.03.2015. (sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/3907)
Spoiler for Apa saja yang ditampilkan Indonesia?:
Salah jika mengira Indonesia hanya memamerkan dan menomorsatukan buku, karena menurut Goenawan Mohamad justru Indonesia ingin mengenalkan seni, historycal story, culinary, dan buku justru adalah nomer sekian. Mungkin ini tak lepas dari tujuan awal yaitu menjadikan Leipzig Book Fair sebagai sarana perkenalan dan awal langkah menuju FBF 2015.
Berikut ini merupakan acara-acara yang sudah saya kategorisasi :
Spoiler for Presentasi utama : 17.000 islands of imagination:
Ini merupakan presentasi utama dan yang langsung dilakukan oleh Goenawan Muhamad selalu ketua komite. Dalam sesi ini, narasumber lain yaitu Jürgen Boos (direktur FBF). Seandainya saja kalian ada disana, kalian mungkin akan terharu sama seperti saya. Presentasi dari beliau sangatlah luar biasa bagus, menyentuh, membanggakan kita sebagai bangsa Indonesia, dan membangkitkan rasa nasionalisme.
Goenawan Muhamad banyak mengupas bahwa Indonesia terdiri dari kurang lebih 17.000 pulau dan memiliki 600 lebih bahasa daerah, dan banyak sekali suku bangsa. Oleh sebab itu Indonesia mempunyai banyak sekali karya seni dan kebudayaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Di saat akhir sesi, Goenawan Muhamad juga memberikan sedikit gambaran tentang apa yang akan dilakukan Indonesia di FBF 2015
Spoiler for Buku-buku:
Ini adalah bagian terkecil dari rangkaian acara, yaitu buku. Beberapa tema buku yang dipamerkan adalah diantaranya : anak-anak, komik politik, novel, kuliner, dan budaya. Namun sayang hanya sebagian kecil saja buku-buku ini yang berbahasa Jerman ataupun Inggris.
Spoiler for Kuliner / makanan:
Menurut penilaian saya, ini adalah satu dari 2 magnet utama Indonesia di event Leipzig Book Fair 2015. Entah kenapa, semua orang dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong menyerbu makanan yang disediakan oleh pihak Indonesia. Mereka sangat exited sekali dengan masakan Indonesia, bahkan banyak diantaranya langsung menanyakan dan mencari tahu resep masakan tersebut.
Saya menjumpai hal yang sangat langka disini, yaitu orang bule berebutan makanan dan sulit diatur. Bukan rahasia umum bahwa bangsa barat terutama Jerman, orang-orangnya dikenal tertib dan taat aturan. Namun semua itu berubah saat acara 'Happy Hour' dan 'Indonesian Soup', orang-orang tersebut terlihat begitu liarnya berebut makanan, terutama sate dan bakso. Begitu makanan keluar dari ruang konsumsi, langsung diserbu. Petugas yang mengarahkan agar makanan dibagikan tepat di tengah booth tak digubrisnya, mereka langsung saja mengambil 1 bahkan langsung beberapa wadah untuk dinikmati.
Hal ini sangat kontras dengan apa yang saya rasakan, saya hanya bisa melongo memandang dari kejauhan saat makanan diserbu oleh orang bule tersebut. Tapi di dalam hati saya, saya merasa sangat senang berarti salah satu media perkenalan kami berhasil yaitu melalui makanan.
Wasi Bantolo sedang menari Srimpi, Slamet Raharjo membaca puisi Roh dan Telinga, Anin Ayun Anindita Setya Wulan menembangkan beberapa lagu pengirim seperti : Panca Indra, Wasi menari srimpi, atau istilahnya nyerimpi/mbedoyo.
Bulenya ikutan nari gan
Spoiler for Diskusi buku:
Mas Beng Rahadian membedah tentang novel grafis dan komik politik
Nirwan Dewanto membahas tentang 'Poetry and Play', Dewi Noviami yang membacakan syair.
Djoko Damono membahas tentang tulisan sastra jawa dan Laksmi Pamuntjak yang membahas tentang bukunya yang berjudul 'Red'.
Spoiler for Hal paling berkesan bagi saya:
Ada beberapa hal yang paling berkesan bagi saya, namun yang utama adalah bahwa booth Indonesia adalah yang paling rame!! Suerrr nggak bohong, ini berdasar analisa saya setelah membandingkan dengan booth yang lain, negara lain, bahkan sempat saya bandingin dengan kafe yang menyuguhkan pementasan musik gratis.
Spoiler for Suasana booth Indonesia:
Spoiler for Kita bandingin dengan booth lain:
Sekian dulu gan tentang apa yang bisa saya tulis disini. Semoga tulisan saya bermanfaat dengan segala kurang lebihnya. Dan semoga Indonesia semakin dikenal di Jerman pada umumnya dan berhasil menjalankan peran menjadi Guest of Honor di Frankfurt Book Fair 2015 dengan penuh kesuksesan sebagaimana yang dicita-citakan selama ini.
Bagi siapapun kalian, mari kita bantu sosialisasi event ini, terutama pada masyarakat dunia agar datang ke FBF 2015 dan tentunya ke booth Indonesia, demi membuat Indonesia semakin dikenal dan dihargai dunia. Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk memperkenalkan Indonesia secara luas karena FBF adalah event Book Fair terbesar di dunia saat ini.
Akhir kata, terima kasih bagi semua teman yang membantu dan tulisan ini juga didukung oleh PPI Leipzig
Spoiler for Bonus pictures ::
di saat bersamaan dengan Book Fair, juga diadakan Manga Convention.
TS bersama mas Harry Prasetyo (makasi mas sudah dikasi buku + ditanda tangani)