Metrotvnews.com, Jakarta: Terpidana kasus narkoba asal Nigeria Raheem Agbaje Salami siap menjalani eksekusi mati. Dia berpikir begitu, jika memang kematiannya mampu membersihkan Indonesia dari narkoba.

"Jika kematian saya dapat menghilangkan narkoba dari Indonesia, saya rela mati. Karena saya sudah telanjur cinta dengan negara ini," kata Kuasa Hukum Raheem, Utomo Karim, menirukan pernyataan kliennya di Pengadilan Tata Usaha Negara, Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Namun, Utomo juga menyampaikan kritik kepada penegak hukum yang tidak menangkap bandar narkoba yang ia bawa. Menurut Utomo, kliennya hanya kurir. "Yang penting seharusnya bandar besar," tukas dia.

Utomo setuju dengan sikap tegas pemerintah memberantas narkoba, namun dia mempertanyakan apakah sistem peradilan di Indonesia sudah benar. Dia berharap, politik tidak mengendalikan penegakan hukum.

"Kalau politik yang mengatur hukum malah akan mundur ke belakang. Jadi akan membuat represif hukum. Grasi yang diberikan kepada bandar bisa dipertanyakan lewat PTUN. Kalau tidak ada, artinya presiden bisa semena-mena," sambungnya.

Raheem ditangkap di Bandar Udara Juanda, Surabaya, pada 1999 karena kedapatan membawa heroin sebanyak lima kilogram. Pria asal Nigeria itu sudah menjalani 17 tahun masa hukuman di Lapas Madiun.

Presiden menolak grasi yang diajukan Raheem. Namanya masuk dalam daftar terpidana mati kasus narkoba yang akan dieksekusi pada tahap dua.
TRK

http://news.metrotvnews.com/read/201...demi-indonesia semoga aja semua bandar tertangkap!!