- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
BENERAN KAYA ATAU TERLIHAT KAYA GAN!!?


TS
kecapgelap
BENERAN KAYA ATAU TERLIHAT KAYA GAN!!?


Quote:
Semakin derasnya aliran informasi yang semakin tidak terbendung, karena bisa didapatkan dimana saja, oleh siapa saja, kapan saja lewat gadget maupun internet membuat sebagian dari kita secara tidak sadar kadang menerima informasi yang disajikan secara mentah saja. Yang lebih parahya kita menelannya sebelum mengunyah dan mencernanya.
Yang mereka bilang ganteng dan cantik adalah mereka yang ebrpakaian dan berpenampilan seperti di majalah-majalah fashion. Yang mereka bilang gaul adalah mereka yang tiap pagi dan sore nongkrong di Starbucks maupun coffee shop tertentu yang menyediakan segelas kopi yang dibanderol setengah ratus ribu.

Wawa! I can get a real nice coffee bean from that! Yup gan, gak erlu semahal itu untuk menikmati kopi.
Tapi sebagian dari kita berusaha mengejar dan berpenampilan ala majalah dan terkadang memaksa kita untuk sekedar dibilang gaul. PAdahal dompet masih anak kosan, malah lebih parahnya mungkin masih menerima BLT dari orang tua.
Kebanyakan orang yang tinggal di kota-kota besar, akan dilihat sebagai orang kaya ketika mereka menggunakan pakaian branded, barang-barang mahal, tempat tinggal (rumah atau apartemen) hingga kendaraan mewah. Bahkan tempat nongkrong yang biasa didatangi bisa menjadi simbol dari kelas sosial mereka. Tidak heran, banyak sekali orang-orang yang senang sekali menghabiskan waktu luangnya untuk nongkrong di Starbucks, McDonalds, atau KFC. Untuk menyimak pembahasan lebih lanjut tentang korelasi gaji dan gaya hidup masyarakat di kota besar, kamu bisa membaca di artikel saya sebelumnya yang berjudul Antara Gaji dan Gaya Hidup.

Ya, seperti itulah fakta yang terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta. Tapi apakah orang-orang yang bergaya hidup seperti itu sudah pasti kaya? Jawabannya, BELUM TENTU!
Kecuali memang mereka kaya dari kecil, itu beda lagi

Mari simak beberapa fakta dari sebuah kasus berikut ini:
Indah Daniari (bukan nama sesungguhnya)
Indah berusia 35 tahun, ia adalah seorang Marketing Manager dari salah satu perusahaan ternama di Jakarta, memiliki gaji hampir Rp. 30 juta per bulan. Didukung dengan gaji yang besar, secara otomatis Indah memiliki standar gaya hidup yang tinggi. Ia memiliki mobil mewah, tinggal di apartemen mewah, menyekolahkan anaknya di sekolah internasional dan ia juga sering kali mengajak keluarganya makan di restoran mahal.
Astri Rahayu (bukan nama sesungguhnya)
Astri berusia 30 tahun, ia adalah seorang karyawan biasa yang hidup di pinggiran Jakarta. Rata-rata gaji bulanannya hanya Rp. 5 juta. Ia hidup sederhana, memiliki rumah dan sebuah mobil kelas menengah. Ia dan keluarganya hanya sesekali pergi liburan ketika mudik lebaran.
Setelah melakukan Financial Check-up, ternyata kekayaan Indah minus Rp. 50 juta dan ia tidak mempunyai tabungan atau investasi karena uangnya habis hanya untuk menunjang gaya hidup. Apartemen yang ia tempati pun hanya sewaan dan mobilnya masih cicilan. Sedangkan Astri, status rumah dan mobilnya adalah milik sendiri dan semuanya lunas dengan kekayaan bersihnya Rp. 250 juta. Kamu bisa menilai mana yang lebih kaya?
Dari contoh di atas kita bisa menilai, kasus tersebut kerap terjadi. Gaji bulanan yang habis di tengah jalan telah menjadi fenomena masyarakat di kota-kota besar. Akar permasalahan tersebut terletak pada:
32% masyarakat di kota-kota besar memiliki standar gaya hidup yang tinggi
50% masyarakat di kota-kota besar tidak bisa membedakan antara simpanan, tabungan dan investasi.
18% masyarakat di kota-kota besar memiliki hobi ngutang, salah satu contohnya berbelanja dengan kartu kredit.
Bagaimana bisa menyisihkan uang untuk tabungan apalagi investasi apabila kekayaan yang dimiliki mencapai angka minus? Coba lihat diri kamu! Jangan-jangan kamu adalah salah satunya. Sadarilah kebiasaan buruk tersebut sejak dini dan berhati-hatilah jangan sampai mengalami kebangkrutan.

Edukasi tentang perencanaan keuangan merupakan salah satu faktor keberhasilan untuk mencapai finansial sehat. Belajar untuk melakukan good money habit, caranya dengan membagi pengeluaran menjadi 3 bagian:
Living.
Gunakan dana ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, belanja bulanan, biaya rumah tangga, listrik, telepon, tv berlangganan, biaya sekolah dan lainnya. Jika kamu memiliki cicilan atau hutang, masukkan ke dalam pos ini.
Saving.
Alokasikan dana kamu secara rutin untuk menabung di bank dan investasi seperti emas, asuransi, reksadana, trading forex atau emas.
Playing.
Selain pengalokasian dana di atas, kamu pasti ingin menikmati hiburan atau liburan. Gunakan pos ini untuk menyimpan dana yang dibutuhkan untuk hal-hal yang sifatnya untuk kesenangan.
Dari ketiga pembagian pengeluaran di atas, permasalahan terbesar di kota-kota besar terletak pada masih minimnya kesadaran masyarakat akan investasi. Banyak orang yang menganggap tabungan hanya dijadikan simpanan yang bisa habis kapan saja. Apabila cara tersebut dibiarkan secara terus-menerus, kamu tidak memiliki dana yang bisa digunakan dalam keadaan darurat. Oleh karena itu, investasi penting dilakukan.
Next thread ane bakalan ngebahas apa pentingnya investasi sejak dini untuk para kaskuser sekalian….
Salam Newbie Gan!!!
Yang mereka bilang ganteng dan cantik adalah mereka yang ebrpakaian dan berpenampilan seperti di majalah-majalah fashion. Yang mereka bilang gaul adalah mereka yang tiap pagi dan sore nongkrong di Starbucks maupun coffee shop tertentu yang menyediakan segelas kopi yang dibanderol setengah ratus ribu.

Wawa! I can get a real nice coffee bean from that! Yup gan, gak erlu semahal itu untuk menikmati kopi.
Tapi sebagian dari kita berusaha mengejar dan berpenampilan ala majalah dan terkadang memaksa kita untuk sekedar dibilang gaul. PAdahal dompet masih anak kosan, malah lebih parahnya mungkin masih menerima BLT dari orang tua.
Kebanyakan orang yang tinggal di kota-kota besar, akan dilihat sebagai orang kaya ketika mereka menggunakan pakaian branded, barang-barang mahal, tempat tinggal (rumah atau apartemen) hingga kendaraan mewah. Bahkan tempat nongkrong yang biasa didatangi bisa menjadi simbol dari kelas sosial mereka. Tidak heran, banyak sekali orang-orang yang senang sekali menghabiskan waktu luangnya untuk nongkrong di Starbucks, McDonalds, atau KFC. Untuk menyimak pembahasan lebih lanjut tentang korelasi gaji dan gaya hidup masyarakat di kota besar, kamu bisa membaca di artikel saya sebelumnya yang berjudul Antara Gaji dan Gaya Hidup.

Ya, seperti itulah fakta yang terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta. Tapi apakah orang-orang yang bergaya hidup seperti itu sudah pasti kaya? Jawabannya, BELUM TENTU!
Kecuali memang mereka kaya dari kecil, itu beda lagi

Mari simak beberapa fakta dari sebuah kasus berikut ini:
Indah Daniari (bukan nama sesungguhnya)
Indah berusia 35 tahun, ia adalah seorang Marketing Manager dari salah satu perusahaan ternama di Jakarta, memiliki gaji hampir Rp. 30 juta per bulan. Didukung dengan gaji yang besar, secara otomatis Indah memiliki standar gaya hidup yang tinggi. Ia memiliki mobil mewah, tinggal di apartemen mewah, menyekolahkan anaknya di sekolah internasional dan ia juga sering kali mengajak keluarganya makan di restoran mahal.
Astri Rahayu (bukan nama sesungguhnya)
Astri berusia 30 tahun, ia adalah seorang karyawan biasa yang hidup di pinggiran Jakarta. Rata-rata gaji bulanannya hanya Rp. 5 juta. Ia hidup sederhana, memiliki rumah dan sebuah mobil kelas menengah. Ia dan keluarganya hanya sesekali pergi liburan ketika mudik lebaran.
Setelah melakukan Financial Check-up, ternyata kekayaan Indah minus Rp. 50 juta dan ia tidak mempunyai tabungan atau investasi karena uangnya habis hanya untuk menunjang gaya hidup. Apartemen yang ia tempati pun hanya sewaan dan mobilnya masih cicilan. Sedangkan Astri, status rumah dan mobilnya adalah milik sendiri dan semuanya lunas dengan kekayaan bersihnya Rp. 250 juta. Kamu bisa menilai mana yang lebih kaya?
Dari contoh di atas kita bisa menilai, kasus tersebut kerap terjadi. Gaji bulanan yang habis di tengah jalan telah menjadi fenomena masyarakat di kota-kota besar. Akar permasalahan tersebut terletak pada:
32% masyarakat di kota-kota besar memiliki standar gaya hidup yang tinggi
50% masyarakat di kota-kota besar tidak bisa membedakan antara simpanan, tabungan dan investasi.
18% masyarakat di kota-kota besar memiliki hobi ngutang, salah satu contohnya berbelanja dengan kartu kredit.
Bagaimana bisa menyisihkan uang untuk tabungan apalagi investasi apabila kekayaan yang dimiliki mencapai angka minus? Coba lihat diri kamu! Jangan-jangan kamu adalah salah satunya. Sadarilah kebiasaan buruk tersebut sejak dini dan berhati-hatilah jangan sampai mengalami kebangkrutan.

Edukasi tentang perencanaan keuangan merupakan salah satu faktor keberhasilan untuk mencapai finansial sehat. Belajar untuk melakukan good money habit, caranya dengan membagi pengeluaran menjadi 3 bagian:
Living.
Gunakan dana ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, belanja bulanan, biaya rumah tangga, listrik, telepon, tv berlangganan, biaya sekolah dan lainnya. Jika kamu memiliki cicilan atau hutang, masukkan ke dalam pos ini.
Saving.
Alokasikan dana kamu secara rutin untuk menabung di bank dan investasi seperti emas, asuransi, reksadana, trading forex atau emas.
Playing.
Selain pengalokasian dana di atas, kamu pasti ingin menikmati hiburan atau liburan. Gunakan pos ini untuk menyimpan dana yang dibutuhkan untuk hal-hal yang sifatnya untuk kesenangan.
Dari ketiga pembagian pengeluaran di atas, permasalahan terbesar di kota-kota besar terletak pada masih minimnya kesadaran masyarakat akan investasi. Banyak orang yang menganggap tabungan hanya dijadikan simpanan yang bisa habis kapan saja. Apabila cara tersebut dibiarkan secara terus-menerus, kamu tidak memiliki dana yang bisa digunakan dalam keadaan darurat. Oleh karena itu, investasi penting dilakukan.
Next thread ane bakalan ngebahas apa pentingnya investasi sejak dini untuk para kaskuser sekalian….
Salam Newbie Gan!!!
Tambahan Dari Kaskuser nih
Spoiler for Komen Kaskuser Lain:
Quote:
Original Posted By arez0►klo dluar negri gan, agen asuransi dikejar2 nasabah tp di indonesia agen asuransi ngejar2 nasabah, mengindikasikan orng indonesia gengsinya tinggi dan konsumtif,


info agan Ts ini bisa membuat pelajaran bg smua orang agar lbh terencana dlm mengatur keuangan


info agan Ts ini bisa membuat pelajaran bg smua orang agar lbh terencana dlm mengatur keuangan
Quote:
Original Posted By doderemifasol►disesuikan dengan kemampuan aja, jgn kebanyakan gaya kalau gaji masih standar UMR 

Quote:
Original Posted By ramtadangjapi►ngapain harus pura-pura kaya...mending berusaha supaya kaya beneran
Quote:
Original Posted By danieee►Intinya sih kalo menurut ane, gak usah ngikutin yang orang lain punya, belajar hidup dengan apa yang kita punya, walaupun itu motor butut, kalau hasil kerja keras sendiri dan tanpa kredit, itu udah jadi suatu kebanggaan
Diubah oleh kecapgelap 20-03-2015 13:17
0
6.9K
Kutip
35
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan