Ranu Kumbolo menjadi daya tarik pertama ketika berkunjung ke kawasan Gunung Semeru. Ranu kumbolo adalah danau seluas kira-kira 15 hektar yang tersembunyi di lereng gunung Semeru. Dari Desa Ranu Pani, desa terakhir sebelum memulai pendakian ke Gunung Semeru, Ranu Kumbolo yang berada di ketinggian 2400 mdpl (meter di atas permukaan laut) ini dapat ditempuh dalam waktu 4-6 jam. Para pendaki biasa menjadikan tempat ini sebagai camp untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.

Air danau yang hijau kebiruan dengan perbukitan yang mengepungnya menjadi penyejuk mata. Di pagi hari, terbitnya matahari yang tampak dari sela-sela bukit menjadi pemandangan yang selalu dinanti di Ranu Kumbolo. Suara jepretan kamera saling beradu cepat dengan naiknya matahari menghangatkan Ranu Kumbolo. Namun akhir-akhir ini sangat disayangkan, kebersihan di tempat ini kurang terjaga. Banyak pendaki yang menumpuk sampah yang seharusnya dibawa turun kembali. Sampah ini terkadang berada di pinggir Ranu Kumbolo.

Selepas Ranu Kumbolo, perjalanan bisa dilanjutkan dengan mendaki Tanjakan Cinta. Konon, jika kita bisa mendakinya tanpa berhenti dan tanpa menoleh ke belakang, kebahagiaan akan diraih.

Tanjakan Cinta merupakan jalan setapak menuju bukit, dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Letaknya tepat setelah Ranu Kumbolo menuju Oro-oro Ombo. Saat melewati Tanjakan Cinta, para pendaki dihimbau untuk tidak menoleh ke belakang. Kalau menoleh, konon Anda akan putus cinta! tapi tenang ini cuma mitos

Di balik Tanjakan Cinta, hamparan padang rumput yang dikelilingi perbukitan landai menjadi kejutan berikutnya. Oro-oro Ombo namanya. Oro-oro dalam bahasa Jawa berarti tanah kosong dan ombo artinya luas. Secara keseluruhan artinya tanah kosong yang luas.
Bulan Juni hamparan Oro-oro Ombo akan berwarna Ungu. Ada isu beredar yang mengira bahwa bunga-bunga ungu ini adalah Lavender, ternyata bukan. Bunga ungu ini aslinya bernama Verbena Brasilisensis Vell, berasal dari Amerika Selatan dan bersifat Invasif. Bunga ini sampai ke Oro-oro Ombo bermigrasi dari Bromo. Barangkali bijinya terbawa oleh angin atau pendaki, atau penduduk setempat.

Selepas Oro-oro Ombo, kita akan memasuki sebuah camp dimana para pendaki beristirahat sebelum menuju puncak Semeru. Camp Kalimati menjadi kawasan para pendaki berkumpul. Kalau di Oro-oro Ombo banyak ditumbuhi Lavender, maka di Kalimati padang rumputnya di tumbuhi vegetasi supalpin Edelweiss. Dari Kalimati, puncak Mahameru yang gagah menjulang tampak jelas dengan kekhasan konturnya yang berpasir. Di kawasan ini terdapat sumber mata air terakhir sebelum menuju puncak.