Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

erymuhtarAvatar border
TS
erymuhtar
Do I have to give a shit about a Dollar means to me?
Dollar 13.000? Saya cuma bisa mengucapkan selamat untuk negara paman sam, di saat cadangan minyak melimpah karena kesuksesan okupasi di beberapa negara Timur Tengah 10 tahun kebelakang ini. Tidak heran kalau Dollar naik, dan akan masih terus naik lagi. Pemerintah sdh tentu sadar akan hal ini, akan tetapi masyarakatnya belum. Bagi banyak orang kaya, pasar Dollar akan lebih menggairahkan, dan bakal masih banyak lagi investasi yg terbang ke luar dalam wujud Dollar. Pemulihan ekonomi negara adidaya akan terus menginvasi Dollar ke pasar Indonesia. Semua itu untuk mengimbangi geliat ekonomi China dan Eropa yg sudah lebih dulu mapan. Sementara itu di negeri kita tercinta disaat pemerintah mati matian datengin investor dan isi dompetnya ke tanah air masih juga ditekan dengan krisis perut dan ledakan batu akik nya. 80% produk yg ada di tv kurang lebih ditebus dengan Dollar, sedangkan produk2 seperti maspion atau mastin kini iklannya sdh jarang beredar di tv dikarenakan naiknya harga iklan yg terapresiasi (mungkin) oleh Dollar juga. Pegawai negeri, swasta, tukang becak, tukang sayur, petani, guru, semuanya rame rame minta naik gaji yang secara tidak langsung terapresiasi dengan Dollar. Ya, inilah yg kita sebut dengan globalisasi.

Kita tidak lagi terkejut bahwa kancing baju yg dipakai dibuat di distrik xin Zen yg jaraknya puluhan ribu kilometer dr sini, atau jam tangan yg di assembly di Swiss Eropa, yg secara teknis kalaupun kita jalan kaki ke sana tidaklah mungkin setidaknya menempuh stengah perjalanan. Atau bisa jadi sepatu kulit made in Indonesia yang somehow ditemukan dibutik berkelas di Eropa. Ini sudah biasa di era globalisasi, benefitnya adalah sebuah solusi instan yang berdampak ketergantungan. Kita merasa perlu untuk update status ditengah hutan, ngidam kue mochi yg diimpor langsung dari Tokyo, atau siaran tv satelit dari negara yg kamusnya pun tidak pernah kita miliki. Kita mulai berpikiran bahwa lebaran berbeda waktu di berbagai tempat adalah sesuatu yg aneh dan penting untuk diperdebatkan. Ya selamat, sepertinya anda baru saja bergabung dalam klub globalisasi emoticon-Smilie.

Sekarang Dollar 13.000, is that wrong? <--- cieeeee keren banget kan gw spik spik Inggris..
Nope, memang sdh seharusnya bgitu. Hukum pasar menyatakan ada titik temu antara supplay dan demand, banyak yg nyari batu akik ya harganya makin mahal dong.. Bgitu juga dengan pasar uang. Dollar naik ya karena orang pada beli Dollar, thats it! (masak tuyul yg beli Dollar?). Kalau sdh begini coba tanya diri sendiri deh, yg kita beli itu pake Dollar apa rupiah? Nasi yg kmu makan belinya pake Dollar apa rupiah? Pulsa yg buat nelpon perusahaannya eek pake Dollar apa rupiah? Lagu yg kmu download itu belinya pake Dollar apa rupiah? Cincin batu yg kmu pake itu belinya pake Dollar apa rupiah? Kamera yg buat ngemodusin cewek elu itu belinya pake Dollar apa rupiah? Kalau mau nyalahin orang sih gampang, salahkan aja tuh si jokowi.. Kebayang pasti dia nyengir nyengir sendiri pikirnya, "rakyat gw ini gila apa gimana ya?". Oh Indonésia.. Nasib nasib.. Penderitaanmu ini tiada berakhir.

So, do something atuh.. Jangan bawel ngomongin orang doang. Klo beras aja impor, mulai hari ini tanem lah padi di pot, taro di Genténg, siramin tiap hari. Atau gali batu, gosok sendiri.. Jual di hongkong, atau beli sayur di pasar tradisional, atau bikin lagu yang bagus jual di iTunes, atau bikin sepatu trus pakek sendiri.. Ngga usah banyak cingcong, lakukan apa yg terbaik yg bisa kita buat untuk bisa mendunia. Berikutnya terserah anda, mau dijual sebagai Dollar atau rupiah.

Do I have to give a shit about a Dollar means to me?


0
1.3K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan