Band-band metal ini tentang konser RASIS Ki Gendeng Pamungkas #Respect
TS
sebastianlol
Band-band metal ini tentang konser RASIS Ki Gendeng Pamungkas #Respect
Gorgoroth - Disavowed "Brutalize In The Darkness"
Ki 6enden6 Pamun6kas
mempersembahkan
Gorgoroth - Disavowed
"Brutalize In The Darkness"
serta Kedjawen - Eternal Rest - Dajjal - Wardaemonic - Burgerkill - Down For Life
Minggu, 10 Mei 2015 @ Stadion Padjajaran, Bogor
Tiket: Rp.25.000
Spoiler for Berita 1:
Jakarta - Band black metal veteran asal Norwegia, Gorgoroth, mengumumkan lewat Facebook pada awal Februari lalu rencana kedatangan pertama mereka ke Asia pada 10 Mei mendatang. Rencananya mereka akan tampil di acara Brutalize In The Darkness di Bogor, Jawa Barat yang diselenggarakan oleh event organizer yang dikelola oleh paranormal Ki Gendeng Pamungkas.
Pada poster acara tersebut menampilkan Gorgoroth akan berbagi panggung dengan unit death metal asal Amsterdam, Belanda, Disavowed serta band-band lokal seperti Kedjawen, Dajjal, Burgerkill dan Down for Life di Stadion Padjajaran, Bogor. Saat itu tidak ada yang ganjil dari acara tersebut, selain tiket Rp 25 ribu yang tergolong sangat murah untuk konser dengan line-up yang menampilkan pula artis-artis internasional.
Hingga akhirnya pada Senin (9/3) di halaman Facebook Ki Gendeng Pamungkas tertulis sebuah pengumuman bahwa akan dibagikan kaus bertulis “Anti Cina” pada konser 10 Mei tersebut. Di akhir kalimatnya, tertulis bahwa pengumuman itu akan dihapus pada 10 Maret pukul 00:00 WIB.
Meskipun ia menepatinya dan pengumuman tersebut kini sudah dihapus, sebuah screenshot yang berhasil mengabadikannya telah tersebar luas dan menimbulkan kontroversi di dunia maya, khususnya di kalangan penggemar musik cadas.
Buntutnya adalah dibuatnya sebuah petisi online di Change.org oleh seseorang asal Jakarta bernama Donny Anggoro yang menuntut pemerintah atau lembaga berwenang terkait HAM untuk menyeret Ki Gendeng Pamungkas ke pengadilan karena dianggap secara terbuka menyebarkan hasutan dan kebencian terhadap etnis Tionghoa kepada anak-anak muda lewat penyelenggaraan acara-acara musik miliknya.
Petisi tersebut secara khusus juga mengajak para seniman dan musisi yang bergerak di ranah musik punk, rock, dan metal untuk menolak propaganda rasialisme yang dilancarkan oleh Ki Gendeng Pamungkas.
Ketika dikonfirmasi Rolling Stone via telepon terkait kontroversi ini, Ki Gendeng Pamungkas mengatakan bahwa pengumuman tersebut tidak lah benar dan merupakan ulah pihak-pihak dengan kepentingan tertentu yang ingin menjatuhkan dirinya.
“Tidak perlu saya bilang-bilang sumpah, tapi dapat saya tegaskan tidak pernah ada teriakan rasisme atau apapun yang keluar dari mulut saya. Saya gaptek, (gagap teknologi–red) tapi saya yakin kalau status itu telah diplintir, disebar tapi sudah ditambah-tambahin kata-kata yang provokatif,” terang pria yang kerap disebut KGP ini.
“Saya tulus lahir batin ingin memajukan musik metal di Bogor. Saya bikin konser besar, undang band mahal dengan tiket murah tanpa sponsor tapi malah di-bully dengan menyebarkan hal yang tidak benar, pasti ada yang sirik sama saya,” ujarnya lagi.
Hingga berita ini diturunkan, setidaknya sudah 553 tanda tangan terkumpul untuk petisi online tersebut. Setelah petisi semakin tersebar, tersiar pula kabar Down for Life mengundurkan diri dari acara tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap rasisme.
"Kami memutuskan MUNDUR dr acara Brutalize in The Darkness di Bogor tgl 10 Mei 2015 sampai ada klarifikasi dr panitia ttg propaganda rasisme," tulis akun Twitter resmi Down For Life pada hari ini.
Vokalis Down for Life, Stephanus Adjie lewat sambungan telepon menjelaskan kepada Rolling Stone bahwa pengunduran diri mereka dilakukan karena tidak ingin mendukung propaganda yang memecah belah.
“Tidak ada masalah pribadi dengan Ki Gendeng, murni karena kami tidak ingin menjadi bagian dari acara yang menyebarkan kebencian terhadap suatu etnis,” jelas Adjie. sumur
Spoiler for berita 2:
Metrotvnews.com, Jakarta: Nama Ki Gendeng Pamungkas kembali menjadi buah bibir. Bukan karena aksi santet seperti yang pernah dia kemukakan beberapa tahun lalu. Kali ini, terkait rencana sebuah konser metal.
Ki Gendeng Pamungkas berencana menggelar konser metal di Bogor pada 10 Mei. Tidak tanggung-tanggung, band asal Norwegia Gorgoroth, band asal Belanda Disavowed, dan sejumlah nama besar dari Indonesia seperti Burgerkill dan Down for Life dijadwalkan akan tampil.
Semua rencana baik-baik saja sampai tertulis sebuah status di akun Facebook Ki Gendeng Pamungkas yang bernada rasial. Paranormal itu menyebutkan akan membagikan kaos bertuliskan "Anti Cina" saat konser nanti.
"Ada 50 kaos anti Cina untuk kalian dan akan diserahkan 10 Mei 2015 di Stadion Pajajaran Bogor. Kabar ini akan dihapus 10 Maret 2015 pk.00:00!!! Tks," tulis akun Facebook Ki Gendeng Pamungkas pada Senin, 9 Maret.
Kini, status tersebut telah dihapus dari dinding Facebook Ki Gendeng Pamungkas. Namun, beredar screenshot dari status itu yang menjadi bukti bahwa memperkuat aroma rasisme dalam penyelenggaraan acara itu.
Sejumlah band pengisi acara akhirnya membatalkan rencana penampilan di konser tersebut.
"Kami memutuskan mundur dari acara 'Brutalize in The Darkness' di Bogor tanggal 10 Mei 2015, sampai ada klarifikasi dari panitia tentang propaganda rasisme," tulis akun resmi band metal asal Solo, Down for Life, Rabu (11/3/2015).
Hal senada juga disampaikan Burgerkill via Twitter, "Maaf kami tidak bisa ikut dengan pergerakan anti ras tertentu. Metal yang kami percaya adalah musik yang tidak peduli ras dan latar belakang penggemarnya."
Isu rasis ini kemudian berlanjut pada sebuah petisi daring yang ditujukan kepada Menteri Hukum dan HAM serta Komnas HAM untuk menyeret Ki Gendeng Pamungkas (KGP) ke pengadilan.
"Kami menuntut kepada institusi/lembaga pemerintah terkait HAM terutama negara untuk menyeret KGP ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya meracuni anak-anak muda dengan menyebar pesan kebencian/rasisme," demikian bunyi petisi yang diunggah Kamis (12/3/2015). sumur
Spoiler for ss akun facebook KGP gan:
Spoiler for band-band yang komentar dan nolak tampil: