- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ribetnya Membuang Sampah di Jepang !!!!!


TS
Mrschikuzou
Ribetnya Membuang Sampah di Jepang !!!!!

Spoiler for Bak sampah:

“Buanglah sampah pada tempatnya” kaliamat yang sudah sering minna-san dengar sebagai himbauan untuk menjaga kebersihan ini tentunya akrab di telinga minna-san, lalu bagaimana orang Jepang menyikapi kalimat ini? “Buanglah sampah pada golongannya” ini mungkin lebih tepat untuk mereka. Jangankan membuang sampah sembarangan, membuang sampah pada sembarang tempat sampah pun termasuk menyalahi peraturan!!
Pemerintah Jepang sangat ketat dalam membuat peraturan tentang kebersihan dan pengolahan sampah, namun peraturan yang sangat ketat dan cukup rumit ini menjadi tantangan yang cukup menyulitkan bagi para pendatang asing yang baru menetap di Jepang. Seberapa sulit dan ribetnya membuang sampah di Jepang? coba bayangkan jika minna-san baru saja pindah dan menetap di sebuah daerah di Jepang, minna-san telah seharian membersihkan rumah dan mengumpulkan satu kantong plastik besar yang dipenuhi oleh sampah di tempat tinggal minna-san, kemudian perlahan minna-san membawanya ke tempat pembuangan terdekat. Berharap menemukan tempat pembuangan sampah berupa tanah lapang yang dipenuhi gundukan gundukan sampah akan tetapi yang minna-san temui malah ada lebih dari 7 tong sampah dengan label gambar golongan sampah yang berbeda di sisi depannya.

Begitulah minna-san, membuang sampah di Jepang tidak sesimpel memilah sampah organik dan anorganik apalagi menyatukan semua jenis sampah kedalam satu bak sampah besar. Penggolongan sampah di Jepang cukup rumit, terlebih lagi peraturannya berbeda dari satu kota dengan kota lainnya. Hal ini tergantung kebijakan dari pemerintah lokal daerah setempat, bahkan di Kamikatsu penggolongan jenis sampah ini mencapai 44 tipe!! Bisa dibayangkan berapa lama minna-san akan beridiri memegang botol minuman yang sudah kosong karena kebingungan untuk membuangnya ke tempat sampah yang tepat.
Di Jepang, pada umumnya sampah digolongkan menjadi sampah yang dapat dibakar (burnable), sampah yang tidak dapat dibakar (non-burnable), dan sampah daur ulang. Sekali lagi tidak ada definisi jenis yang pasti untuk memilah sampah mana yang masuk kedalam burnable atau non-burnable ini karena itu tergantung dari peraturan pemerintah lokal setempat jadi akan berbeda beda di setiap daerah. Untuk sedikit membantu minna-san dalam penggolongan ini biasanya setiap produk kemasan yang dapat didaur ulang mencantumkan label label berikut ini pada kemasannya:

Untuk mempermudah para pendatang biasanya setiap pemerintah lokal daerah setempat menyediakan penyuluhan atau sosialisasi khusus bagi para pendatang untuk memberikan informasi tentang tata cara pengolahan sampah ini. Pastikan juga minna-san menghubungi local office di daerah tempat minna-san menetap, jika minna-san beruntung beberapa pemerintah lokal juga menyediakan pamphlet berbahasa Jepang ataupun inggris yang berisi petunjuk lengkap khususnya untuk penggolongan sampah ini dengan menggunakan gambar sehingga akan sedikit mempermudah minna-san jika belum terlalu mengerti bahasa Jepang.

Pengumpulan sampah rutin oleh petugas kebersihan juga terkadang cukup membingungkan karena tidak setiap harinya minna-san bisa seenaknya mengumpulkan setiap golongan sampah yang sudah minna-san pilah pada plastik sampah untuk diserahkan kepada petugas kebersihan. Biasanya sampah (burnable) akan diangkut oleh petugas sampah tiga kali dalam seminggu sedangkan untuk sampah (non-burnable) hanya satu kali dalam seminggu dan sekali lagi tentunya jadwal ini tergantung dengan daerah dimana minna-san tinggal.

Pastikan minna-san memilah sampah untuk di daur ulang dengan tepat dan mengumpulkannya kedalam plastik sampah daur ulang yang dapat minna-san beli seharga 40-60 yen, jika minna-san mengumpulkan golongan sampah yang salah pada saat hari pengumpulan, maka sampah minna-san tidak akan diangkut oleh petugas kebersihan.
Untuk sampah daur ulang berupa kertas Koran, majalah, ataupun buku tidak dapat minna-san kumpulkan begitu saja dalam satu plastik sampah tadi, melainkan minna-san harus memisahkannya dengan cara menumpuk dengan rapi kertas kertas Koran tersebut lalu diikat kuat agar tidak terpisah. Beberapa pemerintah lokal memiliki kebijakan untuk menuliskan nama serta alamat pemilik sampah Jika golongan sampah tidak sesuai maka sampah tersebut akan dikirim kembali ke pada pemiliknya, bayangin deh minna-san dapat paket kiriman sampah ke tempat tinggal minna-san gimana tuh rasanya?
Lalu bagaimana dengan sampah sampah besar seperti mobil yang sudah rusak dan tidak terpakai? Biasanya para pengendara mobil di Jepang menyerahkannya kepada pabrik mobil untuk didaur ulang kembali, biaya yang dikeluarkan tidaklah murah bisa mencapai 7.000 hingga 18.000 yen minna-san!! Hmmm….. mungkin ini salah satu alasan kenapa orang Jepang lebih suka naik transportasi umum terutama kereta, ya… ya… bisa jadi!!
Ribetnya sistem daur ulang dan pengolahan sampah di Jepang tentunya untuk satu tujuan yang baik pula. Hasilnya, dapat dikatakan Jepang memiliki sistem pengolahan sampah dan daur ulang terbaik di dunia dengan hampir 50% tingkat daur ulang pada material bekas yang sudah tidak terpakai lagi, tuh ecofriendly banget kan minna-san.
Penggolongan sampah yang ribet tentunya juga bertujuan untuk memudahkan proses ini, sehingga peran masyarakat Jepang yang rela ribet untuk membuang sampah juga berpengaruh besar dalam pencapaian ini. Jadi gak apa apa dong ribet kan untuk kebaikan kita dan lingkungan tempat kita tinggal nih minna-san, kalo uda di Jepang gak ada lagi deh pertanyaan “sudah membuang sampah pada tempatnya belum?” Itu sih sudah gak level lagi bagi mereka minna-san, mereka sudah step to the next level jadi “sudahkah buang sampah pada tempat sampah yang tepat?” terus….. pertanyaan pun tertuju pada diri kita masing masing nih minna-san, “sudahkah berpikir untuk membuang sampah minimal pada tempatnya?” Douzoo…
Bantu tinggalin jejak jika berkenan

No

Klo bisa bantu

Spoiler for sumber:
http://okonomikatsu.blogspot.com/2013/08/ribetnya-membuang-sampah-di-jepang.html



UPDATE

Spoiler for Sampah Khusus:

Apa saja yang termasuk sampah besar? Lemari, meja, dsb. Sedangkan sampah besar khusus adalah AC, pesawat televisi, lemari es, freezer, mesin cuci, kompor dan sejenisnya. Bila barang elektronik besar/ mesin yang dibuang telah diganti dengan barang sejenis dari merk yang sama, maka pemilik barang dapat menghubungi toko atau agen penjual untuk membicarakan pembuangan barang lama tersebut. Mungkin agen yang bersangkuta akan mengambil barang lama itu untuk dikirim ke pusat daur-ulang perusahaan pembuatnya. Untuk komputer dan monitor, ada aturan tersendiri, tergantung daerahnya, tapi pada umumnya pemilik komputer yang ingin membuang komputernya harus menghubungi agen perusahaan pembuatnya agar barang dapat diambil atau pemilik dapat mengantarkan barang bekas tersebut ke tempat yang ditunjuk kelak didaur-ulang berbagai komponennya. Barang demikian tidak bisa dibuang di lokasi pembuangan sampah. Pelanggaran yang terjadi dalam pelaksanaan pembuangan sampah, seperti meninggalkan sampah besar begitu saja, akan dikenai sanksi yang cukup keras.



Dua contoh: Shinjuku (Tokyo) dan Yokohama
Sebagai contoh, betapa sekedar membuang sampah saja kini sudah menjadi tugas yang rumit, mari kita tengok contoh sistem pembuangan sampah di dua tempat, yaitu Shinjuku (distrik perkantoran, perbelanjaan dan tempat tinggal di pusat Tokyo), dan di kota Yokohama.

Kita coba tengok lihat sistem yang dijalankan di distrik Shinjuku, di bagian pusat ibukota Tokyo. Shinjuku merupakan daerah perkantoran dan pertokoan yang ramai, dan juga perumahan. Pengambilan sampah yang berasal dari rumah tangga biasa adalah gratis (untuk sampah barang yang bisa terbakar dan tidak terbakar, dan sampah barang-barang yang dapat didaur ulang). Untuk sampah dari toko dan bisnis dikenakan biaya.
Pada dasarnya, pemda menghendaki agar toko dan bisnis mengurus sendiri pembuangan dan pengambilan sampah mereka (melalui perusahaan pengambil sampah dan perusahaan pemungut barang-barang yang dapat didaur-ulang). Namun pemda bersedia menangani sampah dari toko atau bisnis asal saja kurang dari 50kg per hari, dan untuk itu mereka harus menempelkan stiker khusus (stiker bayar). Seperti dapat dilihat pada contoh gambar sticker khusus untuk sampah dengan berat lebih dari 50kg, pihak yang akan membuang sampah harus membayar sejumlah uang 600 Yen atau Rp60.000,-.
UPDATE GAN
Spoiler for Pabrik:
Pengelolaan sampah di Osaka, salah satunya, ada di istana bermain warna-warni yang bernama Maishima Incineration Plant atau Pabrik Pembakaran Sampah Maishima. Bentuk gedungnya unik tak memperlihatkan sama sekali bahwa itu adalah tempat pengolahan sampah. Benar-benar kalau dari luar tampak seperti istana bermain.
Maishima Incineration Plant


Pabrik ini dibangun pada 1997 dan selesai tahun 2001. Di dalamnya ada mesin pembakaran sampah raksasa. Bagaimana tidak raksasa, sekali bakar mesin incenerator ini mampu membakar 450 ton sampah sekaligus. Dalam sehari, mesin ini membakar sampah dua kali.
Sampah-sampah dari seluruh kota Osaka masuk ke pabrik ini menggunakan truk sampah khusus. Sejak di pintu gerbang, sampah telah dipisahkan mana yang bisa dibakar dan mana yang tidak bisa dibakar. Truk kemudian masuk ke lokasi penampungan sampah.
Ruang itu sangat bersih. Hampir tak terlihat sama sekali sampah berserakan dari proses penurunan sampah dari truk. Kalau dilihat dari bagian atas pabrik, tampak truk-truk itu seperti mobil mainan di tengah pabrik yang sangat besar.
Sampah ditampung dalam penampungan raksasa. Sebuah capit raksasa siap memindahkan sampah tersebut ke mesin incenerator. Sekali capit, sampah dari enam truk sampah terangkut masuk ke incenerator.
Di incenerator, sampah dibakar dengan suhu mencapai 950 derajat celcius. Pembakaran itu menghasilkan panas. Panas tersebut digunakan untuk berbagai kepentingan di antaranya untuk pemanas ruangan, pemanas air, dan pembangkit listrik bagi pabrik itu sendiri.
Selain itu, pabrik ini mampu menjual listrik hasil pengolahan sampah tersebut ke perusahaan listrik di kota itu. Tahun lalu, Kansa Elektric Power—perusahaan listrik di Osaka—menerima 50 juta kilowatt listrik dari pabrik pembakaran sampah Maishima.
Pabrik yang ada hanyalah salah satu dari 10 pabrik serupa yang ada di Osaka. Tak mengherankan jika masalah sampah di sana sudah teratasi. Incenerator itu semuanya berteknologi tinggi sehingga biayanya pun sangat besar. Namun dibandingkan dengan hasilnya, tentu sepadan.
Terlihat seperti pabrik pembakaran sampahkah?:

Pengalaman Osaka ini bisa menjadi pelajaran bagi pengelolaan sampah di Indonesia, khususnya Jakarta yang tiap hari selalu mengalami masalah sampah.


Spoiler for sumber lain:
http://faizalbushar.wordpress.com/2011/12/30/pabrik-pembakaran-sampah-di-jepang/
http://imccentersurabaya.blogspot.co...sampah-di.html
http://imccentersurabaya.blogspot.co...sampah-di.html
Quote:
Diubah oleh Mrschikuzou 28-08-2013 08:18
0
20.1K
Kutip
221
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan