Saya rasa sudah cukup tulisan2 yang membuat banyak dari rakyat kita merasa Minder dan Resah serta stress. Setiap kali kita membaca berita selalu ada kejadian yang membuat kita mengurut dada, seperti para pelawak2 Indonesia yang tidak siap menjadi pemimpin Indonesia. Selalu yang terlihat dengan Telanjang adalah kemunafikan dan ketidak tahu maluan saja.

Pesawat RI pertama

Bosan sekali membaca nya, bahkan di Kompasiana sendiri terlihat setiap hari cerita2 seperti ini, dan yang paling lucu adalah banyak cerita yang Berjudul “Hati2″, “Wapada”, “Penipuan”, “Percabulan”, “Sex Toy”, dan sebagai nya yang sungguh Menarik ribuan penonton.

Kali ini saya ingin mengingatkan bahwa Jiwa Perjuangan, Kejujuran, Kerja Keras dan Kesuksesan itu membutuh Seleksi dan Jatuh Bangun dari para Pilot Indonesia.

Teringat pendidikan Pilot di Indonesia saat itu ada 2, satu militer TNI AU di Madiun dan satu lagi untuk pendidikan sipil di Curug. Yang sangat menarik sekali adalah ke 2 pendidikan penerbang ini memiliki kesamaan dan tujuan yang sama yaitu Mencetak Penerbang Indonesia yang Tangguh yang kini di namakan STPI (Sekolah TInggi Penerbangan Indonesia), memang sekolah ini bukan saja mencetak para penerbang yang tangguh tetapi teknisi yang tangguh juga.

Kali ini saya hanya menulis mengenai Pilot nya saja. Di mana pendidikan penerbangan di kedua tempat itu sangat Keras dan Disiplin. Tidak lah heran, para penerbang Indonesia lulusan dari 2 tempat ini sangat di hormati di dunia.


Bayangkan mereka dari segala penjuru Indonesia mendaftar hanya beberapa saja yang lulus. Setelah itu dalam latihannya mereka di bentuk menjadi penerbang yang tangguh. Sesuai dengan keadaan alam Indonesia yang sangat tidak bisa di prediksi.

Bagi para pembaca yang suka melakukan perjalanan terbang nya tentunya mengerti sekali, mulai dari Crosswind Landing, Navigasi yang kadang kembang kempis, serta badai yang sering tiba2 muncul. Belum lagi lapangan2 terbang di Indonesia yang menjadi landasan yang sangat menarik untuk menjadi petualangan.


Teringat di jaman 70an, banyak pilot2 dari Australia, Eropa dan Amerika yang bisa di kenal dengan naman Bush Pilot, mereka sampai terkesima melihat kesaktian para pilot Indonesia di Papua. Para pilot misionaris ini belajar banyak dengan kesaktian pilot2 Indonesia.

Seperti para pilot dari Pelita Air Service, TNI AU, dan Merpati Perintis dimana disaat mendarat kadang navigasi di pesawat, dan di bandara sering OFF, maklum saja namanya saja daerah Perintis dan cuaca kadang tidak bersahabat.

Sayang nya foto2 saya dahulu tidak bisa di pajang disini karena dilarang oleh pemerintah Indonesia. Maklum saja foto2 ini kan masih Classified alias Rahasia Negara. Hahahahaha

Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi saya adalah salah satu Kapten Pilot dari Pelita Air Service yang saya katakan Pilot paling Hebat di Indonesia kala itu, Namanya sebut saja Kapten Rivai (nama samaran, soal nya saya belum minta izin kepada beliau), beliau adalah salah satu Kapten Kawakan menggunakan Helicopter saya katakan Becak Kecil. Dimana saya dan seorang ahli bidang Batu-batuan harus mengadakan survey, soal nya menurut kabar dan persetujuan dari penduduk lokal dan tim sebelum nya daerah itu bagus sekali untuk di buat jalan.

Maklum kan pekerjaan saya suka sekali ke lapangan jadi saya bisa memberikan gambaran yang sebenarnya terjadi disana, bukan nya saya tidak percaya dengan mereka yang bekerja di bawah saya. Justru kan seru membangunkan semangat jika saya juga sama2 ke lapangan berhari-hari.


Saat itu Kapt. Rivai mencoba mendaratkan Becak nya di atas tumpukan gelondongan kayu di pinggir sungai. Tiba-tiba cuaca berubah banyak kabut turun. Tanpa bantuan siapapun, maklum di tengah hutan dan beliau tidak memiliki co-pilot seperti di becak yang besar atau ground crews. Tanpa bisa melihat kemana2 Beliau dapat mendaratkan becak nya dengan smooth.


Saat sudah Magrib, saya dapat radio dari beliau, bahwa kami di tunggu di KM 102. Padahal saya sudah berpikir mungkin Kapt.Rivai tidak akan datang sampai 3 hari karena cuaca yang tidak menentu di atas gunung dan di tengah hutan belantara. Alhamdulilah, beliau akhirnya telah sampai menunggu.


Setelah saya malam itu juga menuju KM 102, tiba pagi nya, rekan saya dan saya tercengang melihat becak bisa2nya Nagkring istilah bahasa Jawa nya di atas glondongan kayu, seperti Capung saja. Hahahaha….

Kalau pilot Asing, mana berani seperti ini. Dan saya melihat becak itu mendarat miring gitu, bladenya hampir menyentuh glondongan kayu yang ada. Untuk berangkat dari sana, kami meluruskan posisi becak supaya bisa take-off lagi.

Dan pengalaman lainnya yang saya saksikan dimana para pilot Indonesia di Papua mengajarkan beberapa pilot asing bagaimana mendarat di lapangan bola. Hahahah ini lucu sekali. Karena para pilot Indonesia sangat terkenal kalau mendarat SMOOTH OPERATOR julukan nya…

Kalau pilot2 asing seperti jatuh dari kamar mandi atau di berikan julukan ROUGH OPERATOR. Lalu begitu keluar dari kokpit ternyata mereka 1/2 tinggi badannya dari pilot2 Asing. Mungkin Gravitiy yang membuat pilot Indonesia di kalau mendarat itu sangat mulus sekali.

Satu lagi pengalaman saya dengan salah satu pilot Hercules, namanya sebut saja Kolonel FA, Perjalanan dari Halim Perdana Kusuma, sampai ke Madiun serta Ujung Pandang berjalan sangat lancar. Setelah mendekati daerah kepala burung Papua, mesin satunya mati. Dan kami di cargo area melihat sendiri, mesin itu tidak berputar. Lalu saya ke atas kokpit berbicara dengan Mas FA.

“Wah Kapten, benar nich kita terbang dengan tiga mesin saja?” , tanya saya was was.

“Benar pak Jack, Silahkan duduk disini saja, melihat bagaimana saya mendaratkan Becak ini di Biak,” ujarnya tenang.

Walaupun cuaca tidak bersahabat, Kol FA mendaratkan pesawatnya di tengah malam buta, dengan navigasi lampu2 12 petromak di ujung landasan. Hahahahah, ini baru pilot Indonesia. Para penumpang di cargo area semua sudah banyak yang sudah pasrah.

Death is just a part of life.

Bagaimana Kol. FA mendaratkan pesawat Hercules ini adalah menujukan memang Dulu sekali Pilot2 Kita Sangat Sakti sekali. Tanpa peralatan komputer dan segala kecanggihan navigasi yang ada. Bisa melaksanakan tugas nya dengan Dedikasi, pengalaman di lapangan, dan Disiplin Yang Tinggi Sekali.

Untuk saya sebagai seorang pensiunan tukang becak, melihat sebenarnya banyak sekali HERO di Indonesia, mereka yang memiliki Natural Born dan Disiplin Yang tinggi.

Saya tanyakan kepada mereka, selalu jawaban nya,
“This is not just about Money. It is Adventure and Dedication. It is Our Life, and Indonesia is Ours. We know Indonesia more than anyone, because we are here and living it every second of it.”

Go Pilot Indonesia…. Adventure Indonesia will never stop, and we need more young folks to follow.

Tulisan ini adalah dedikasi saya untuk semua Pilot Indonesia, dan untuk semua Pilot Generasi Muda untuk Maju terus, dan terus menambah Jam terbang, serta membagikan pengalaman khususnya dalam mengahadapi Krisis.
“Siapa tahu pengalaman menghadapi Krisis di Udara membantu untuk Menyelamatkan Jiwa. Jika tidak Jangan Panik, Fokus, serta Kembali Ke Basic Of Flying. Yaitu Fly Like A Bird, Enjoy the moment. You will never know this filght might just be your last.”