- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cerita Pejalan Domestik
Sedikit CatPer libur lebaran di Gunung Bunder - Bogor. Puncak ke-2 nya Bogor.


TS
Andreaz26
Sedikit CatPer libur lebaran di Gunung Bunder - Bogor. Puncak ke-2 nya Bogor.
"Take nothing but pictures, leave nothing but footprints, kill nothing but time." - Unknown
Ternyata ada kawasan wisata lain di Bogor yang lebih sejuk daripada Puncak,bahkan enggak perlu bermacet-macetan untuk harus menikmati suasananya.
Lokasinya terbilang lebih dekat dari Jakarta, Suasananya yang masih sangat asri & jauh dari hiruk pikuk kendaraan, membuat tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi.
Berikut pengalaman ane saat libur lebaran 2014 di Gunung Bunder Bogor. Enjoy gan!





Ternyata ada kawasan wisata lain di Bogor yang lebih sejuk daripada Puncak,bahkan enggak perlu bermacet-macetan untuk harus menikmati suasananya.
Lokasinya terbilang lebih dekat dari Jakarta, Suasananya yang masih sangat asri & jauh dari hiruk pikuk kendaraan, membuat tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi.
Berikut pengalaman ane saat libur lebaran 2014 di Gunung Bunder Bogor. Enjoy gan!







Spoiler for Gunung Bunder
:
“Puncak? Ah..Gue enggak bisa bayangin kalau lagi liburan kayak gini macetnya bakal separah apa. Ada enggak sih tempat yang lebih dingin dari Puncak, tapi jangan di Bandung? Jangan terlalu jauh dari Jakarta.” Begitu pertanyaan teman ane, Pieter. Pertanyaan yang buat ane tertantang untuk mencari tempat liburan disaat lebaran 2014, bersama pacar & teman-teman ane. Puncak pasti padat & macetnya bukan main. Bandung apalagi. Berita-berita di TV banyak yang menayangkan kemacetan di kota kembang itu. Akhirnya terlintas dipikiran ane. “Gunung Bunder”.
Gunung Bunder berada di daerah Kecamatan Pamijahan, Bogor. Bagi sebagian orang, pasti masih asing dengan lokasi ini. Tempatnya masih asri, Hawanya lebih dingin dari Puncak & banyak banget curug yang menarik untuk dikunjungi. Karena letaknya yang masih berada di Kab.Bogor, beberapa orang menyebut tempat ini sebagai Puncak ke-2 nya Bogor, setelah Puncak pertama yang berada di kawasan Cisarua.
Berbekal internet ane mulai mencari penginapan di daerah Gunung Bunder. Beberapa penginapan yang menarik coba ane hubungin, dan ternyata full! Awalnya ane sempat putus asa. Enggak yakin bakal bisa dapat tempat penginapan. Kalaupun masih ada, harganya mahal banget. Bisa Rp.2-3jtaan permalam.
Akhirnya dengan harapan terakhir ane coba hubungi Kawah Ratu House. Ternyata penginapannya masih available & harganya juga enggak terlalu mahal. Villa untuk kapasitas 4 orang, 2 bedroom Queen Size, Beranda dengan view pegunungan, Ruang Tamu, Dapur & Kamar Mandi dalam. Mengingat masih hari libur lebaran, harga yang diberikan adalah Rp.1.200.000,-. Agak mahal, tapi boleh dicoba. Saat itu juga DP ane transfer via ATM. Dikarenakan kawasan wisata Gunung Bunder jauh dari tempat makan atau restoran, maka ane saranin untuk bawa bahan-bahan makanan untuk dimasak disana. Akhirnya ane bisa libur lebaran juga!


Berbekal GPS di Ponsel, perjalanan selama 1.5 jam ditempuh tanpa kendala berarti. Akses terdekat dari Jakarta, ialah via Tol Jagorawi, keluar di pintu tol Sentul Selatan. Selepas pintu tol, kita belok kanan mengarah ke Tol dalam Kota Bogor, dilanjutkan ke arah IPB Dramaga. Kurang lebih sekitar 8 KM, akhirnya ada belokkan menuju ke arah Gunung Bunder via Cikampak. Untuk ke kawasan wisata ini, sebenarnya ada 2 jalur. Jalur pertama, yaitu jalur Cikampak yang melewati jalur hutan pinus. Sedangkan jalur ke-2, ialah Jalur Cibatok, yang lebih sedikit jauh, namun dengan kondisi aspal yang lebih baik.
Setelah sekitar 20 menit melewati jalanan kecil khas pedesaan, akhirnya kami tiba di Pintu Gerbang Gunung Salak Endah. Disini kita harus membayar retribusi sebesar Rp.8.000,-/orang, tetapi penjaga malah mengenakan biaya sebesar ke Rp.15.000,-/orang setelah melihat kedalam mobil ane. Ane sempet protes, tapi mereka beralasan “Biaya peta disini.”. Ane memilih untuk membayarnya, daripada harus berdebat dan merusak suasana liburan. Sayang sekali adanya oknum-oknum seperti ini, malah membuat nama baik tempat wisata seindah ini, menjadi tercoreng. Pffftt..
Setelah melalui gerbang, kita akan melewati pepohonan hutan pinus yang indah dengan hawanya sangat sejuk. Matahari juga sedang bersinar cerah, cahayanya menembus lebatnya hutan pinus ini. Keadaan jalan di jalur ini agak sedikit rusak. Hal ini membuat kita arus berhati-hati mengendalikan kendaraan. Ditambah lagi beberapa lubang di jalan terisi oleh air hujan & tanah merah. Tapi hal ini tidak mengurangi keindahan tempat ini.
Kawasan wisata Gunung Bunder ini memiliki banyak curug. Seperti Curug Cigamea, Curug Ngumpet, Curug Seribu, dll. Dari semua curug yang berada di kawasan ini, Curug Seribu adalah Curug yang terbesar. Waktu masih SMP dulu, ane sekeluarga pernah datang ke Curug Seribu. Jarak antara tempat parkir ke Curug Seribu hanya sekitar 2 km, namun perjalanan saat itu memakan waktu sekitar 40 menit. Karena medannya yang naik turun, dan cukup curam. Untuk yang berjiwa petualang, maka Curug Seribu tepat untuk didatangi. Namun pengunjung diharapkan tetap berhati-hati, karena Curug Seribu sering memakan korban, akibat arusnya yang deras,apalagi setelah hujan.


Karena liburan kali ini kaki ane sedang mengalami cidera, maka ane memilih untuk berkunjung ke salah satu curug yang letaknya tidak terlalu jauh dari area parkirnya, yaitu Curug Ngumpet. Oh yah, untuk masuk ke Curug Ngumpet, pengunjung akan diminta biaya sebesar Rp.4.000,-/orang. Dengan langkah yang tertatih-tatih ane perlahan menyusuri jalur ke arah Curug. Ngumpet. Pemandangan di jalur menuju Curug Ngumpet, sangat indah. Hijau & rindangnya pepohonan, suara burung di dalam hutan menemani perjalanan. Sehingga perjalanan dengan medan yang naik turun, tidak terlalu terasa. Sesampainya disana sudah banyak pengunjung yang menggelar tikar bersenda gurau dengan keluarga. Beberapa pengunjung sedang berendam dibawah Curug Ngumpet. Arusnya yang tidak terlalu deras, dan tidak terlalu tinggi, membuat curug ini aman untuk pengunjung yang akan bermain air dibawahnya. Tapi suhu air yang dingin, membuat kami enggan untuk sekedar mencelupkan kaki. Hehe.. Tapi ada 1 hal yang bikin ane miris, banyak sampah yang dibuang sembarangan oleh para pengunjung. Padahal disana sudah ada tempat sampah yang disediakan. Andai aja masyarakat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
& teman-teman lebih memilih untuk berdiri dipinggir & foto-foto sekedarnya. Sayangnya cedera di kaki ane, membuat ane enggak bisa berdiri untuk waktu yang lama, sehingga kami langsung berencana untuk kembali ke mobil & langsung menuju ke arah penginapan.
Karena ane enggak sempet foto gerbang & air terjun, jadi ane ambil dari Google.

Pintu Gerbang Curug Ngumpet

Curug Ngumpet
Walaupun kami hanya semalam ditempat ini, namun cukup puas. Suasana asri dan hawa yang masih sangat sejuk bisa jadi salah satu alternatif buat penduduk Jakarta, yang sudah bosan dengan kawasan Puncak. Terbukti paginya ane sukses bangun dengan badan meringkuk, menahan dingin. Padahal ane udah pake selimut.
Buat kalian yang pengen alternatif wisata lain, yuk datang kesini. Banyak spot yang bisa kalian kunjungi, bahkan banyak tempat untuk mendirikan tenda. Tapi inget, tolong jaga kebersihannya yah,Gan. Sayang loh kalau tempat bagus kayak gini, malah dirusak sama pengunjung yang enggak bertanggung jawab.
Kalau ada pertanyaan mengenai tempat wisata ini, bisa nanya ke Ane. Akan coba ane bantu jawab sebisanya.






Gunung Bunder berada di daerah Kecamatan Pamijahan, Bogor. Bagi sebagian orang, pasti masih asing dengan lokasi ini. Tempatnya masih asri, Hawanya lebih dingin dari Puncak & banyak banget curug yang menarik untuk dikunjungi. Karena letaknya yang masih berada di Kab.Bogor, beberapa orang menyebut tempat ini sebagai Puncak ke-2 nya Bogor, setelah Puncak pertama yang berada di kawasan Cisarua.

Berbekal internet ane mulai mencari penginapan di daerah Gunung Bunder. Beberapa penginapan yang menarik coba ane hubungin, dan ternyata full! Awalnya ane sempat putus asa. Enggak yakin bakal bisa dapat tempat penginapan. Kalaupun masih ada, harganya mahal banget. Bisa Rp.2-3jtaan permalam.
Akhirnya dengan harapan terakhir ane coba hubungi Kawah Ratu House. Ternyata penginapannya masih available & harganya juga enggak terlalu mahal. Villa untuk kapasitas 4 orang, 2 bedroom Queen Size, Beranda dengan view pegunungan, Ruang Tamu, Dapur & Kamar Mandi dalam. Mengingat masih hari libur lebaran, harga yang diberikan adalah Rp.1.200.000,-. Agak mahal, tapi boleh dicoba. Saat itu juga DP ane transfer via ATM. Dikarenakan kawasan wisata Gunung Bunder jauh dari tempat makan atau restoran, maka ane saranin untuk bawa bahan-bahan makanan untuk dimasak disana. Akhirnya ane bisa libur lebaran juga!




Berbekal GPS di Ponsel, perjalanan selama 1.5 jam ditempuh tanpa kendala berarti. Akses terdekat dari Jakarta, ialah via Tol Jagorawi, keluar di pintu tol Sentul Selatan. Selepas pintu tol, kita belok kanan mengarah ke Tol dalam Kota Bogor, dilanjutkan ke arah IPB Dramaga. Kurang lebih sekitar 8 KM, akhirnya ada belokkan menuju ke arah Gunung Bunder via Cikampak. Untuk ke kawasan wisata ini, sebenarnya ada 2 jalur. Jalur pertama, yaitu jalur Cikampak yang melewati jalur hutan pinus. Sedangkan jalur ke-2, ialah Jalur Cibatok, yang lebih sedikit jauh, namun dengan kondisi aspal yang lebih baik.
Setelah sekitar 20 menit melewati jalanan kecil khas pedesaan, akhirnya kami tiba di Pintu Gerbang Gunung Salak Endah. Disini kita harus membayar retribusi sebesar Rp.8.000,-/orang, tetapi penjaga malah mengenakan biaya sebesar ke Rp.15.000,-/orang setelah melihat kedalam mobil ane. Ane sempet protes, tapi mereka beralasan “Biaya peta disini.”. Ane memilih untuk membayarnya, daripada harus berdebat dan merusak suasana liburan. Sayang sekali adanya oknum-oknum seperti ini, malah membuat nama baik tempat wisata seindah ini, menjadi tercoreng. Pffftt..
Spoiler for Gerbang via Jalur Cikampak:

Setelah melalui gerbang, kita akan melewati pepohonan hutan pinus yang indah dengan hawanya sangat sejuk. Matahari juga sedang bersinar cerah, cahayanya menembus lebatnya hutan pinus ini. Keadaan jalan di jalur ini agak sedikit rusak. Hal ini membuat kita arus berhati-hati mengendalikan kendaraan. Ditambah lagi beberapa lubang di jalan terisi oleh air hujan & tanah merah. Tapi hal ini tidak mengurangi keindahan tempat ini.
Spoiler for Jalur Hutan Pinus:

Kawasan wisata Gunung Bunder ini memiliki banyak curug. Seperti Curug Cigamea, Curug Ngumpet, Curug Seribu, dll. Dari semua curug yang berada di kawasan ini, Curug Seribu adalah Curug yang terbesar. Waktu masih SMP dulu, ane sekeluarga pernah datang ke Curug Seribu. Jarak antara tempat parkir ke Curug Seribu hanya sekitar 2 km, namun perjalanan saat itu memakan waktu sekitar 40 menit. Karena medannya yang naik turun, dan cukup curam. Untuk yang berjiwa petualang, maka Curug Seribu tepat untuk didatangi. Namun pengunjung diharapkan tetap berhati-hati, karena Curug Seribu sering memakan korban, akibat arusnya yang deras,apalagi setelah hujan.
Spoiler for Curug Seribu. Pic from Google:


Karena liburan kali ini kaki ane sedang mengalami cidera, maka ane memilih untuk berkunjung ke salah satu curug yang letaknya tidak terlalu jauh dari area parkirnya, yaitu Curug Ngumpet. Oh yah, untuk masuk ke Curug Ngumpet, pengunjung akan diminta biaya sebesar Rp.4.000,-/orang. Dengan langkah yang tertatih-tatih ane perlahan menyusuri jalur ke arah Curug. Ngumpet. Pemandangan di jalur menuju Curug Ngumpet, sangat indah. Hijau & rindangnya pepohonan, suara burung di dalam hutan menemani perjalanan. Sehingga perjalanan dengan medan yang naik turun, tidak terlalu terasa. Sesampainya disana sudah banyak pengunjung yang menggelar tikar bersenda gurau dengan keluarga. Beberapa pengunjung sedang berendam dibawah Curug Ngumpet. Arusnya yang tidak terlalu deras, dan tidak terlalu tinggi, membuat curug ini aman untuk pengunjung yang akan bermain air dibawahnya. Tapi suhu air yang dingin, membuat kami enggan untuk sekedar mencelupkan kaki. Hehe.. Tapi ada 1 hal yang bikin ane miris, banyak sampah yang dibuang sembarangan oleh para pengunjung. Padahal disana sudah ada tempat sampah yang disediakan. Andai aja masyarakat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
& teman-teman lebih memilih untuk berdiri dipinggir & foto-foto sekedarnya. Sayangnya cedera di kaki ane, membuat ane enggak bisa berdiri untuk waktu yang lama, sehingga kami langsung berencana untuk kembali ke mobil & langsung menuju ke arah penginapan.
Spoiler for Curug Ngumpet:
Karena ane enggak sempet foto gerbang & air terjun, jadi ane ambil dari Google.


Pintu Gerbang Curug Ngumpet

Curug Ngumpet
Walaupun kami hanya semalam ditempat ini, namun cukup puas. Suasana asri dan hawa yang masih sangat sejuk bisa jadi salah satu alternatif buat penduduk Jakarta, yang sudah bosan dengan kawasan Puncak. Terbukti paginya ane sukses bangun dengan badan meringkuk, menahan dingin. Padahal ane udah pake selimut.

Buat kalian yang pengen alternatif wisata lain, yuk datang kesini. Banyak spot yang bisa kalian kunjungi, bahkan banyak tempat untuk mendirikan tenda. Tapi inget, tolong jaga kebersihannya yah,Gan. Sayang loh kalau tempat bagus kayak gini, malah dirusak sama pengunjung yang enggak bertanggung jawab.
Kalau ada pertanyaan mengenai tempat wisata ini, bisa nanya ke Ane. Akan coba ane bantu jawab sebisanya.







Spoiler for Mampir yuk ke Thread travel ane yang lain! :
Diubah oleh Andreaz26 13-12-2014 01:15
0
16.1K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan