"Bro, gw pengen move on" ucap Herning tiba-tiba.
"Move on gimana maksud loe? Tiba-tiba amat ngomong gitu?" tanya gw heran, "perasaan loe masih baik baik aja sama Deni," tambah gw.
"Bukan gitu Ra," kata Herning, "gw udah bosen nih sama kerjaan gw, gw pengen usaha kayak loe. Biar bisa mewujudkan passion gw."
"Oh kirain apaan," jawab gw dengan sedikit lega, "Mank passion loe apaan sebenernya?".
Siang itu di sebuah restoran, ditemani suara hujan Herning menjelaskan panjang lebar tentang bagaimana waktu dulu saat dia melihat dari layar tv, anak-anak pedalaman yang penuh semangat dan potensi berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Mulai moment itulah dirinya yang masih belia memiliki cita-cita mulia untuk dapat menyediakan akses pendidikan yang layak untuk anak-anak yang kurang beruntung.
"Kenapa loe ga mulai ngajar aja? Kan loe udah lulus tuh dari beasiswa dikti," tanya gw heran, "atau loe ikut program Indonesia mengajar aja Ning. Gw ada kenalan disana." tambah gw.
Herning tampak menghela nafas.
"Loe tau sendiri kan gw sekarang sudah harus mulai nabung untuk pernikahan gw dan belum lagi gw harus bantu orang tua gw," jawab Herning sambil memajukan kursinya kearah gw. "Kita sama-sama tau kan berapa gaji guru, gw pengen realistis aja. Indonesia mengajar juga sudah bukan pilihan lagi melihat umur gw. Satu-satunya option ya gw harus bikin usaha, bisnis, atau apalah," kata Herning dengan suara rendah.
"I see.... ," jawab gw sambil tampak berpikir biar keliatan keren. "Terus dengan passion loe sekarang, loe mau bisnis apa?" tanya gw.
Tiba-tiba ruangan menjadi hening, dengan Herning duduk tanpa kata.

Gw yakin percakapan seperti diatas sudah cukup familiar diantara temen-temen entrepreneur. Sebuah pertanyaan simple, "mau bisnis apa yang sesuai dengan passion gw?" Buat menjawab pertanyaan ini, harus kita mulai dari akar permasalahaannya, yaitu pengertian dari passion itu sendiri.

Menurut gw nih, passion adalah saat kamu menaruh tenaga kamu kepada sesuatu lebih dari apa yang dibutuhkan. Ini lebih dari sekedar antusiasme, kesenangan, maupun hobby. Passion adalah sebuah ambisi, bahkan obsesi, yang termaterialisir menjadi tindakan nyata untuk menuangkan segalanya yang kamu punya kedalam ide kamu, kedalam sesuatu yang kamu rasa dapat merubah hidup kamu dan bahkan dunia. Lalu apa hubungannya passion dengan entrepreneurship? Dengan passion, semua pekerjaan yang kita lakukan akan terasa lebih mudah. Tapi apakah passion saja cukup? Atau untuk lebih ekstrim lagi, apakah bisnis kita harus selalu berhubungan dengan passion kita?

Gw punya temen yang cukup sukses dalam bisnisnya di dunia pendidikan. Saat gw tanya apa emang bisnisnya ini passionnya, jawabannya cukup membuat gw kaget. "Boro-boro lah, gw paling males sama yang namanya belajar model gitu," jawab temen gw , "tapi disini gw melihat peluang dan gw punya keyakinan bahwa gw bisa sukses." Dari situ gw mulai berfikir bahwa passion tidaklah harus selalu menjadi awal memulai bisnis kita, tapi bisnislah yang harus selalu menjadi passion kita. Bisnis haruslah menjadi tempat dimana kita bisa belajar, gagal, bangkit, dan terus berkembang dimana setiap keputusan yang kita ambil dapat langsung berpengaruh terhadap bisnis kita. Bisa dibilang bisnis adalah dojo bagi hidup kita, dimana kita menuangkan seluruh yang kita miliki untuk mewujudkan ide kita menjadi kenyataan.

Kalau kita melihat banyak entrepreneur sukses seperti Steve Jobs, Bill Gates, Richard Branson, sampai Elon Musk. Kita bakal melihat kesamaan yang menjadikan kunci kesuksesan mereka walau alasan mereka memulai bisnis berbeda-beda, yaitu mereka menjadikan bisnis mereka sebagai passion mereka. Mereka belajar dan berkembang dari bisnis mereka baik dari kegagalan maupun keberhasilannya. Kita dapat menjadikan Elon Must sebagai contoh. Co-Founder dari PayPal serta CEO dari perusahaan mobil listrik Tesla dan perusahaan antariksa SpaceX ini tidak memulai bisnisnya dari passion. Elon bukanlah seorang ekonom maupun ahli dalam industri otomotif, begitupula dengan rocket science. Dia memulai bisnisnya dari melihat adanya peluang dan masalah yang harus diselesaikan. Dan kesuksesannya tidak luput dari pilihannya untuk menjadikan setiap bisnisnya sebagai passion dimana dia dapat terus belajar dan mengembangkan semua potensi yang ada. Passion, keahlian, maupun hobby tidaklah menjadi penghambat Elon Musk dalam memulai bisnisnya.

Dari uraian panjang lebar diatas, menurut gw jawaban dari pertanyaan "mau bisnis apa yang sesuai dengan passion gw?" adalah bisnis apapun yang kamu rasa dapat menjadi tempat kamu untuk belajar dan berkembang dan dapat menjadi passion baru kamu. Karena hanya dengan menjadikan bisnis sebagai passion kamu, kesuksesan dapat dicapai. Jawaban itu pula yang gw berikan ke sahabat gw, Herning. Siang itu kami berbincang panjang lebar tentang bisnis, mengenai konsep ini, juga mengenai bagaimana cara melihat peluang dan bagaimana kita harus berani mengambil risiko. Siang itu pula saat dimana pandangan herning terbuka.
"Jadi loe udah tau kira-kira mau bisnis apa?" tanya gw sambil menghabiskan minuman ditangan gw.
"Belum sih," jawab Herning, "tapi gw udah tahu gimana gw harus memulai."

Sedikit tulisan dari saya, semoga bisa bermanfaat.
Sekali lagi ini cuma opini, tanggapan dari agan-agan sekalian disini sangat ane harapkan.
Karena seperti quote diatas, sharing akan memperkaya semuanya dengan pengetahuan.