- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pak Ujang & Ibu Jasmi, Dua Pengemis Buta yang Menggetarkan Jiwa (Real Story)
TS
davinof
Pak Ujang & Ibu Jasmi, Dua Pengemis Buta yang Menggetarkan Jiwa (Real Story)
HOTTHREAD
Spoiler for :
Thanks to :Allah SWT, Mimin, KASKUS.Officer, Momod (all room), dan KASKUSer sedunia^^
Dokumentasi pribadi
Sebelumnya izinkan ane untuk menghaturkan terima kasih kepada keluarga pak Ujang yang telah berkenan memberikan waktu dan kesempatannya. Selebihnya rasa bangga dan haru patut ane apresiasikan kepada keluarga pak Ujang atas pelajaran moral, inspirasi dan motivasi yang begitu berharga yang telah diberikan oleh mereka kepada ane secara pribadi.
Semoga thread ini dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua tentang kisah perjalanan hidup yang penuh dengan pesan moral yang luar bisa dari kisah perih hidup mereka.......
Quote:
UPDATE DONASI PEDULI KELUARGA PAK UJANG UNTUK BIAYA PENDIDIKAN PUTRA PUTRINYA
Pada awalnya thread ini dibuat semata untuk sekedar berbagi kisah inspiratif tentang kehidupan keluarga pak Ujang dan keluarganya. Dengan harapan kita para KASKUSer yang lebih beruntung kehidupannya dapat memetik pelajaran berharga tentang nilai-nilai dan moral.
Tetapi sehubungan banyaknya KASKUSer yang ingin berbagi kasih dan rasa pedulinya kepada keluarga pak Ujang. Maka dengan ini ane selaku TS bersedia untuk mengumpulkan dana bantuan biaya pendidikan anak anak pak Ujang.
Mohon diperhatikan bahwa pak Ujang dan keluarganya sama sekali tidak bermaksud untuk mencari belas kasihan dan rasa iba dari siapapun di KASKUS ini. Seperti juga soal Mang Jaya waktu itu. Sebab ada atau tidak adanya bantuan dari siapapun kehidupan pak Ujang dan keluarganya harus tetap berlangsung.
Oleh karena itu, jika ada KASKUSer yang tergerak hatinya untuk menyisihkan sedikit rezekinya buat mereka. Mohon diniatkan untuk berderma membantu biaya pendidikan anak anak beliau saja. Dan semoga Tuhan YMK membalas segala kebaikan KASKUSer dengan berlipat ganda....Amiin ya Robbal alamin.
Sampaikan donasi agan/wati disini :
Bank Mandiri KK Banten Labuan. No. Rekening : 163-00-0135445-8 a/n. Konta Lesthia
Tetapi sehubungan banyaknya KASKUSer yang ingin berbagi kasih dan rasa pedulinya kepada keluarga pak Ujang. Maka dengan ini ane selaku TS bersedia untuk mengumpulkan dana bantuan biaya pendidikan anak anak pak Ujang.
Mohon diperhatikan bahwa pak Ujang dan keluarganya sama sekali tidak bermaksud untuk mencari belas kasihan dan rasa iba dari siapapun di KASKUS ini. Seperti juga soal Mang Jaya waktu itu. Sebab ada atau tidak adanya bantuan dari siapapun kehidupan pak Ujang dan keluarganya harus tetap berlangsung.
Oleh karena itu, jika ada KASKUSer yang tergerak hatinya untuk menyisihkan sedikit rezekinya buat mereka. Mohon diniatkan untuk berderma membantu biaya pendidikan anak anak beliau saja. Dan semoga Tuhan YMK membalas segala kebaikan KASKUSer dengan berlipat ganda....Amiin ya Robbal alamin.
Sampaikan donasi agan/wati disini :
Bank Mandiri KK Banten Labuan. No. Rekening : 163-00-0135445-8 a/n. Konta Lesthia
Atau bisa mengirim donasi berupa barang (baru maupun bekas yang layak pakai) ke alamat ini : PM
Quote:
PEMBERITAHUAN PENTING :
Sumbangan atau donasi untuk biaya pendidikan anak anak pak Ujang akan ditutup secara resmi pada hari Selasa, tanggal 10 Maret 2015, pukul 23.00 di thread ini. Dan penyerahan dana sumbangan dari KASKUSer akan diserahkan kepada keluarga pak Ujang pada hari Rabu, tanggal 11 Maret 2015. Waktu dan tempatnya akan di update di thread yang sama.
Bahwa dana yang telah masuk akan dilaporkan secara berkala di thread ini. Adapun nama atau ID KASKUS para penyumbang (donatur) akan ane tampilkan di thread ini. Kecuali mereka yang namanya tak ingin disebut silahkan PM ane.
Bahwa dana yang telah masuk akan dilaporkan secara berkala di thread ini. Adapun nama atau ID KASKUS para penyumbang (donatur) akan ane tampilkan di thread ini. Kecuali mereka yang namanya tak ingin disebut silahkan PM ane.
Daftar Pemberi Sumbangan
Kamis, 05 Maret 2015
Telah masuk donasi dari agan vittradingindonsebesar Rp. 250.000,-
Telah masuk donasi dari agan gilrdr*** sebesar Rp. 52610,-
Telah masuk donasi dari agan lookads sebesar Rp. 50.000,-
Telah masuk donasi dari agan opacho sebesar Rp. 200.000,-
Telah masuk donasi dari agan EpsonInside sebesar Rp. 300.000,-
Telah masuk donasi dari agan sultanwisnu sebesar Rp. 135.000,-
Telah masuk donasi dari agan FajarHiryawan Sebesar Rp. 50.000,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah sebesar Rp. 140.000,-
Telah masuk donasi dari hamba Allah sebesar Rp. 100.000,-
Telah masuk donasi dari agan tsalogun sebesar Rp. 200.000,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah, sebesar Rp. 200.000,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah sebesar Rp. 100.120,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah sebesar Rp. 130,363,-
Telah masuk donasi dari agan sutan.mulia sebesar Rp. 100.000,-
Telah masuk donasi dari agan dakocania sebesar Rp. 120.000,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah sebesar Rp. 200.000,-
Telah masuk donasi dari agan naught sebesar Rp. 100.000,-
Telah masuk donasi dari agan Tomi Eko Prasetyo sebesar Rp. 50.919,-
Telah masuk donasi dari agan zicoaja sebesar Rp. 200.000,-
Telah masuk donasi dari agan Virachochaine sebesar Rp. 100.000,-
Telah masuk donasi dari "NN" sebesar Rp. 100.000,-
Telah masuk donasi dari agan patianus sebesar Rp. 50.000,-
Telah masuk donasi dari agan Yoesuv sebesar Rp. 50.000,-
Telah masuk donasi dari agan cumipasar sebesar Rp. 100.000,-
Telah masuk donasi dari agan arwanasuperred sebesar Rp. 200079,-
Telah masuk donasi dari agan Adi Yu sebesar Rp. 180.000,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah sebesar Rp. 300.000,-
Telah masuk donasi dari agan dimasprass Sebesar Rp. 100.000,-
Telah masuk donasi dari agan Idealisticalith sebesar Rp. 250.000,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah, sebesar Rp. 50.000,-
Telah masuk donasi dari agan rakrak sebesar Rp. 99.999
Telah masuk donasi dari agan joker_007 sebesar Rp. 200.000,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah, sebesar Rp. 500.000,-
Telah masuk donasi dari agan oxidecloth sebesar Rp. 150.000,-
Jumat, 06 Maret 2015
Telah masuk donasi dari agan valebee sebesar Rp. 75.000,-
Telah masuk donasi dari agan Andicktri sebesar Rp. 100.033,-
Telah masuki donasi dari agan shotgunBlues sebesar Rp. 200.000,-
Telah masuki donasi dari agan bagyo82 sebesar Rp. 500.000,-
Telah masuki donasi dari Hamba Allah, sebesar Rp. 200.000,- belum terkonfirmasi
Telah masuk donasi dari agan Lord**w sebesar Rp. 100.000,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah, sebesar Rp. 500.000,-
Telah masuk donasi dari agan MitMitch sebesar Rp. 150.000,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah, sebesar Rp. 50.000,-
Telah masuk donasi dari agan Freebonex sebesar Rp. 1.500.000,-
Telah masuk donasi dari agan Jonjoshelvey sebesar Rp. 50.000,-
Telah masuk donasi dari agan SoMEmories sebesar Rp. 100.444,-
Telah masuk donasi dari agan tupaisweet sebesar Rp. 50.000,-
Telah masuk donasi dari agan garbis Sebesar Rp. 100.657,-
Sabtu 7 Maret 2015
Telah masuk donasi dari agan riefpyd sebesar Rp. 88.88,-
Telah masuk donasi dari agan hawk sebesar Rp. 100.100,-
Telah masuk donasi dari Hamba Allah sebesar Rp. 50.000,-
Telah masuk donasi dari agan "Epen Kah" sebesar Rp. 501.000,-
Minggu, 08 Maret 2015
Telah masuk donasi dari agan niwreadv sebesar Rp. 50.000,-
Senin, 09 Maret 2015
Telah diterima paket kiriman dari agan Andy Alfiant dengan bukti sebagai berikut :
Spoiler for :
Telah masuk donasi dari seseorang yg tak ingin disebut namanya sebesar Rp. 500.146,-
Selasa, 10 Maret 2015
Telah masuk donasi dari agan ade_saidsebesar Rp. 121.212,-
Telah diterima sebuah kiriman paket dari agan kulpang
Telah masuk donasi dari umat Tuhan sebesar Rp. 50.091,-
Telah masuk donasi dari agan azeRezandy
Telah diterima paket dari Syaikthul, Tangerang Selatan
Telah diterima paket dari Moh. Jati
Spoiler for :
Telah masuk donasi dari agan banditbandungsebesar Rp. 155.555,-
Quote:
Perjalanan Hidup Pak Ujang dan Ibu Jasmi
Dokumentasi pribadi
Karena sebab tertentu, sejak usia 12 tahun pak Ujang telah kehilangan penglihatannya. Begitu juga dengan gangguan fisik pada bagian jari dan tangan kirinya. Dan karena keadaan itulah pak ujang akhirnya terpaksa menjadi seorang pengemis tuna netra yang setiap hari harus mengemis berkeliling dengan bantuan tongkat dari satu pasar ke pasar yang lain demi mendapatkan sesuap nasi sekedar untuk mengganjal rasa laparnya.
Hari demi hari, bulan demi bulan, hingga tahun ke tahun ia menjalani itu sendirian tanpa bantuan siapapun, kecuali sebatang tongkat sebagi pemandu yang setiap hari setia menemaninya saat mengemis.
Sampai pada akhirnya Tuhan memberikan jodoh untuk pak Ujang sebagai teman hidupnya. Tuhan memang sungguh adil, akhirnya pak Ujang dipertemukan dengan seorang perempuan yang juga sama sama buta (tuna netra). Selama pernikahannya pak Ujang dikaruniai 5 orang anak, 1 laki laki dan 4 adik perempuan, namun salah satu dari anaknya meninggal dunia. Dan kini pak Ujang hidup bersama ke empat orang anaknya di sebuah rumah gubuk bilik yang sangat sangat sederhana......
Sebelum pak Ujang dan ibu Jasmi mempunyai anak, mereka berdua ibarat romeo dan juliet......Menjalani kehidupan sehari harinya berkeliling dari satu pasar ke pasar yang lain untuk mengemis. Mereka saling memandu, saling mengarahkan dengan insting dan perasaan yang mungkin telah teruji bertahun tahun.
Sudah terlalu banyak suka dan duka yang telah mereka jalani selama mereka melakukan aktivitasnya sebagai pengemis. Panas terik matahari yang membakar telapak kaki dan kulit mereka seolah tidak menjadi beban dan halangan........Sebab bagi mereka berdua, hidup harus terus berlangsung demi harapan dan cita cita yang ingin mereka raih.....
Hari demi hari, bulan demi bulan, hingga tahun ke tahun ia menjalani itu sendirian tanpa bantuan siapapun, kecuali sebatang tongkat sebagi pemandu yang setiap hari setia menemaninya saat mengemis.
Sampai pada akhirnya Tuhan memberikan jodoh untuk pak Ujang sebagai teman hidupnya. Tuhan memang sungguh adil, akhirnya pak Ujang dipertemukan dengan seorang perempuan yang juga sama sama buta (tuna netra). Selama pernikahannya pak Ujang dikaruniai 5 orang anak, 1 laki laki dan 4 adik perempuan, namun salah satu dari anaknya meninggal dunia. Dan kini pak Ujang hidup bersama ke empat orang anaknya di sebuah rumah gubuk bilik yang sangat sangat sederhana......
Sebelum pak Ujang dan ibu Jasmi mempunyai anak, mereka berdua ibarat romeo dan juliet......Menjalani kehidupan sehari harinya berkeliling dari satu pasar ke pasar yang lain untuk mengemis. Mereka saling memandu, saling mengarahkan dengan insting dan perasaan yang mungkin telah teruji bertahun tahun.
Sudah terlalu banyak suka dan duka yang telah mereka jalani selama mereka melakukan aktivitasnya sebagai pengemis. Panas terik matahari yang membakar telapak kaki dan kulit mereka seolah tidak menjadi beban dan halangan........Sebab bagi mereka berdua, hidup harus terus berlangsung demi harapan dan cita cita yang ingin mereka raih.....
Quote:
Anak - Anak Pak Ujang yang Berhati Malaikat.......
Pak Ujang dan istrinya kini memiliki 4 orang anak yang masih kecil kecil. Anak pertama pak Ujang, berusia 11 tahun. Kemudian anak keduanya yang perempuan berusia 10 tahun, lalu disusul oleh kedua adik lainnya yang masih sangat kecil.
Nendi sebagai anak laki laki tertua, kini bersekolah di kelas 6 SD, di salah satu sekolah dasar di kampungnya. begitu juga dengan adik perempuannya bernama Widi yang sekarang kelas 5 SD. Mereka berdua bisa ane sebut sebagai kedua anak yang benar benar berhati malaikat. Bayangkan saja....Sejak kelas 4 SD mereka sudah membantu memandu kedua orang tuanya untuk berjalan berkilo kilo menyisir emperan toko dan warung warung untuk mengemis. Demi sesuap nasi dan biaya pendidikan anak anaknya.....
Tak ada waktu bagi mereka untuk bermain seperti anak anak kecil lainnya yang hidupnya lebih beruntung. Sepulang dari sekolah mereka harus ikut dengan kedua orangtuanya untuk berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya. Tujuan mereka hanya satu yaitu membantu memandu perjalanan kedua orangtuanya agar tidak terperosok, terserempet apalagi tertabrak kendaraan saat melakukan aktivitas mengemisnya....
Nendi sebagai anak laki laki tertua, kini bersekolah di kelas 6 SD, di salah satu sekolah dasar di kampungnya. begitu juga dengan adik perempuannya bernama Widi yang sekarang kelas 5 SD. Mereka berdua bisa ane sebut sebagai kedua anak yang benar benar berhati malaikat. Bayangkan saja....Sejak kelas 4 SD mereka sudah membantu memandu kedua orang tuanya untuk berjalan berkilo kilo menyisir emperan toko dan warung warung untuk mengemis. Demi sesuap nasi dan biaya pendidikan anak anaknya.....
Tak ada waktu bagi mereka untuk bermain seperti anak anak kecil lainnya yang hidupnya lebih beruntung. Sepulang dari sekolah mereka harus ikut dengan kedua orangtuanya untuk berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya. Tujuan mereka hanya satu yaitu membantu memandu perjalanan kedua orangtuanya agar tidak terperosok, terserempet apalagi tertabrak kendaraan saat melakukan aktivitas mengemisnya....
Quote:
UPDATESCERITA ANAK-ANAK PAK UJANG TENTANG CITA CITA MEREKA BERDUA (Kamis 5 Maret 2015)
Meskipun mereka berdua lahir dan dibesarkan oleh orangtua yang buta, ditambah lagi dengan kondisi yang serba terbatas. Namun semua tak menyurutkan Nendi dan Widi untuk menggapai harapan dan cita citanya. Dan inilah cita cita mereka tersebut :
Nendi bercita cita ingin menjadi Gubernur Banten, dan Widi ingin menjadi seorang guru agar bisa berbagi ilmu......Itulah harapan dan cita cita mereka. Mohon di aminkan semoga harapan mereka terwujudkan, amiin.....
Quote:
Rasa Haru dan Bangga Untuk Dendi, Widi dan Keluarganya
Ane sudah sering melihat banyak pengemis, semua terlihat biasa saja. Apalagi jika melihat pengemis 'brengsek' yang dibuat buat agar terlihat menyedihkan. Tapi kepada nendi dan widi pak Ujang jujur saja ane benar benar merasa haru sekaligus bangga kepada mereka berdua. Bagaimana tidak? Mereka turut membantu mengemis bukan semata agar dikasihani, tapi karena keadaan fisik orangtuanya lah yang membuat mereka berdua harus ikut merasakan penderitaan dan berjuang demi kelangsungan hidup.
Sedikitpun tak ada rasa malu karena kedua orangtuanya menjadi pengemis tuna netra. Sebab bagi nendi dan widi, mengantar dan memandu perjalanan kedua orangtuanya adalah tugas mulia
Dimana letak kebanggannya? Meskipun pak Ujang dan istrinya hidup sebagai pengemis yang buta lagi miskin, tapi mereka berdua sangat peduli terhadap masa depan anak anaknya.Sebagai orang tua mereka tidak ingin melihat anak anaknya hidup seperti kedua orang tuanya yang mungkin sangat tidak beruntung atau merasa telah menyusahkan orang lain.....
Pak Ujang ingin agar anak anaknya semua bisa bersekolah, dengan harapan anak anak mereka dapat mengenyam pendidikan seperti anak anak lainnya. Pak Ujang berharap Dendi, Widi, Eni, dan Nanda, dapat menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan agama. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah mereka semua dapat menunjukan bakti dan rasa hormat serta patuh kepada kedua orang tuanya..........
Seperti dalam wawancara yang telah ane lakukan, sesungguhnya pak Ujang dan istrinya merasa tidak tega karena telah melibatkan anak anaknya untuk ikut mengemis. Tetapi inilah realitas hidup, dan karena keadaan fisik merekalah yang akhirnya seolah memaksa kedua anaknya untuk turut membantu kedua orangtuanya.
Sedikitpun tak ada rasa malu karena kedua orangtuanya menjadi pengemis tuna netra. Sebab bagi nendi dan widi, mengantar dan memandu perjalanan kedua orangtuanya adalah tugas mulia
Dimana letak kebanggannya? Meskipun pak Ujang dan istrinya hidup sebagai pengemis yang buta lagi miskin, tapi mereka berdua sangat peduli terhadap masa depan anak anaknya.Sebagai orang tua mereka tidak ingin melihat anak anaknya hidup seperti kedua orang tuanya yang mungkin sangat tidak beruntung atau merasa telah menyusahkan orang lain.....
Pak Ujang ingin agar anak anaknya semua bisa bersekolah, dengan harapan anak anak mereka dapat mengenyam pendidikan seperti anak anak lainnya. Pak Ujang berharap Dendi, Widi, Eni, dan Nanda, dapat menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan agama. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah mereka semua dapat menunjukan bakti dan rasa hormat serta patuh kepada kedua orang tuanya..........
Seperti dalam wawancara yang telah ane lakukan, sesungguhnya pak Ujang dan istrinya merasa tidak tega karena telah melibatkan anak anaknya untuk ikut mengemis. Tetapi inilah realitas hidup, dan karena keadaan fisik merekalah yang akhirnya seolah memaksa kedua anaknya untuk turut membantu kedua orangtuanya.
Wawancara Dengan Keluarga Pak Ujang (4 Maret 2015)
Quote:
Pesan Moral, Motivasi, dan Inspirasi
Dokumentasi pribadi
Bagi pak Ujang dan istrinya sesungguhnya mengemis bukanlah tujuan hidup yang akan terus mereka lakukan hingga akhir hayatnya. Mereka berdua mengemis semata agar mereka mendapatkan sedikit dari sisa sisa harta dari mereka yang peduli pada mereka. Untuk mereka sisihkan sedikit demi sedikit demi menghidupi ke empat orang anaknya.
Pak Ujang sadar bahwa ia butuh biaya pendidikan anaknya. Beliau juga tahu bahwa anak anaknya juga butuh jajan ketika bermain di sela sela waktunya yang sempit. Selebihnya sebagai orang tua mereka menyadari bahwa rasa lapar tak bisa ditunda atau dititipkan.....
Bagi keluarga pak Ujang hidup mereka memang sangat kekurangan. Kondisi matanya yang buta membuat segala sesuatunya menjadi terbatas. Tapi sekali lagi hidup harus terus diperjuangankan.....Sebab bagi mereka sekedar berdoa tidak akan menyelesaikan masalah. Karena menurut pak Ujang teman doa adalah ikhtiar dan usaha.
Dokumentasi pribadi
Bagi keluarga pak Ujang, kemiskinan bukan halangan untuk mereka memperjuangkan pendidikan anak anaknya. Setidaknya anak anak mereka tahu bagaimana cara membaca dan berhitung. Syukur syukur jika anak anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dan seandainya pak Ujang dan ibu Jasmi dapat melihat dunia ini dengan kedua matanya, maka niscayalah mereka akan menangis ketika melihat ada begitu banyak anak anak yang beruntung yang tidak memanfaatkan pendidikannya dengan baik. Dan lebih dari sekedar rasa miris, mungkin pak ujang akan mati mendadak ketika melihat anak anak SD, SMP, dan SMA jaman sekarang yang hidupnya seperti preman dan bajingan.
Mereka yang hidupnya lebih beruntung dari keluraga pak ujang yang telah menyia-nyiakan waktu belajarnya untuk tawuran, nongkrong dan pamer kekayaaan. Inilah saatnya bagi kalian untuk belajar dari kehidupan perih pak Ujang, ibu Jasmi, Nendi dan Widi........
Pak Ujang sadar bahwa ia butuh biaya pendidikan anaknya. Beliau juga tahu bahwa anak anaknya juga butuh jajan ketika bermain di sela sela waktunya yang sempit. Selebihnya sebagai orang tua mereka menyadari bahwa rasa lapar tak bisa ditunda atau dititipkan.....
Bagi keluarga pak Ujang hidup mereka memang sangat kekurangan. Kondisi matanya yang buta membuat segala sesuatunya menjadi terbatas. Tapi sekali lagi hidup harus terus diperjuangankan.....Sebab bagi mereka sekedar berdoa tidak akan menyelesaikan masalah. Karena menurut pak Ujang teman doa adalah ikhtiar dan usaha.
Dokumentasi pribadi
Bagi keluarga pak Ujang, kemiskinan bukan halangan untuk mereka memperjuangkan pendidikan anak anaknya. Setidaknya anak anak mereka tahu bagaimana cara membaca dan berhitung. Syukur syukur jika anak anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dan seandainya pak Ujang dan ibu Jasmi dapat melihat dunia ini dengan kedua matanya, maka niscayalah mereka akan menangis ketika melihat ada begitu banyak anak anak yang beruntung yang tidak memanfaatkan pendidikannya dengan baik. Dan lebih dari sekedar rasa miris, mungkin pak ujang akan mati mendadak ketika melihat anak anak SD, SMP, dan SMA jaman sekarang yang hidupnya seperti preman dan bajingan.
Mereka yang hidupnya lebih beruntung dari keluraga pak ujang yang telah menyia-nyiakan waktu belajarnya untuk tawuran, nongkrong dan pamer kekayaaan. Inilah saatnya bagi kalian untuk belajar dari kehidupan perih pak Ujang, ibu Jasmi, Nendi dan Widi........
Quote:
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Quote:
(UPDATES)Harapan Ibu Jasmi ke depannya......
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa keadaanlah yang membuat keluarga pak Ujang harus mengemis. Tapi dibalik itu semua ibu Jasmi dan pak Ujang memiliki harapan yang besar. Yaitu ingin membuka usaha sendiri meski hanya membuka warung jajanan kecil kecilan. Beliau ingin tinggal di rumah sambil merawat anak dan suaminya.
Ibu Jasmi dengan tegas mengatakan bahwa sesungguhnya ia sudah merasa malu dan cape jika harus terus menerus menjadi pengemis. Ia ingin berubah agar keadaan bisa menjadi lebih baik tanpa harus lagi menyusahkan orang lain di sekitarnya. Dan inilah harapan ibu Jasmi dalam sebuah wawancara yang baru saja ane lakukan (Kamis 5 Maret 2015) :
0
93.3K
Kutip
712
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan