- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
5 Alasan Kenapa Anak Culun dan Anak Gaul Harus Saling Menghormati
TS
siswakonyol
5 Alasan Kenapa Anak Culun dan Anak Gaul Harus Saling Menghormati
Quote:
Nama gue Rido. Umur 16 tahun, dan gue masih duduk di bangku kelas dua SMA. Dua hari yang lalu gue membuat sebuah thread berjudul 5 alasan kenapa agan gak boleh ngeremehin orang culun. Gue gak pernah menyangka tanggapan dari kaskuser ternyata sangat besar hingga thread itu sampai saat ini telah di-share lebih dari 900 orang. Mengenai jenis-jenis tanggapannya, bisa dikatakan beragam. Ada yang pro, dan mengaku isi hatinya terwakilkan. Ada juga yang kontra, dan malah balik menghujat. Dan ada juga yang memberikan saran yang sangat bagus. Gue sangat mengapresiasi itu, dan pastinya saran itu gak akan cuman gue pajang di pejwan, namun juga di otak dan setiap langkah kehidupan gue.
Terlepas dari itu semua, kali ini gue ingin membahas lagi mengenai si culun dan si gaul ini. Lewat sebuah thread baru, gue ingin memposisikan diri sebagai penengah. Berusaha memandang kebenaran suatu hal tidak hanya dengan hitam-putihnya saja. Dan, gue harap lewat thread ini agan dan aganwati sekalian bisa saling menghormati sesama.
Terlepas dari itu semua, kali ini gue ingin membahas lagi mengenai si culun dan si gaul ini. Lewat sebuah thread baru, gue ingin memposisikan diri sebagai penengah. Berusaha memandang kebenaran suatu hal tidak hanya dengan hitam-putihnya saja. Dan, gue harap lewat thread ini agan dan aganwati sekalian bisa saling menghormati sesama.
Thread ini dipersembahkan buat semua orang yang ingin menjadi manusia yang lebih baik untuk orang lain.
Kenapa sering terjadi perselisihan antara orang culun dan orang gaul?
Quote:
Jawabannya mudah. Perselisihan selalu diawali dari sebuah perbedaan. Memang, sebagai manusia kita diharuskan menghargai perbedaan itu. Tapi, apakah semua manusia bisa begitu? Kayaknya nggak, deh. Kebanyakan dari kita memandang sesuatu hanya dari sudut pandang pribadi, barangsiapa yang berbeda dengan kita pasti kita akan membenci mereka.
Begitu juga dengan orang culun dan orang gaul. Orang gaul pake baju yang bagus-bagus, penampilannya keren, dan si culun merasa iri karena penampilan mereka jauh dari itu, si culun pun membenci orang gaul sambil terus ngoceh, “orang gaul otaknya kosong!” padahal belum tentu. Orang culun sibuk belajar, dia (umumnya) pintar, dan disayang guru, lantas si gaul iri dan menjelek-jelekan penampilan si culun, padahal penampilan si culun gak jelek-jelek amat.
Ya, gitu terus sampe manusia bertelur angsa!
Begitu juga dengan orang culun dan orang gaul. Orang gaul pake baju yang bagus-bagus, penampilannya keren, dan si culun merasa iri karena penampilan mereka jauh dari itu, si culun pun membenci orang gaul sambil terus ngoceh, “orang gaul otaknya kosong!” padahal belum tentu. Orang culun sibuk belajar, dia (umumnya) pintar, dan disayang guru, lantas si gaul iri dan menjelek-jelekan penampilan si culun, padahal penampilan si culun gak jelek-jelek amat.
Ya, gitu terus sampe manusia bertelur angsa!
Lantas apakah hal itu baik?
Quote:
Hem… ada 5 alasan yang bisa menjawab itu.
1. Kita sama-sama beragama
Quote:
Tak ada agama di dunia ini yang mengajarkan pada umatnya untuk membenci sesama. Seluruh agama pasti mengembangkan ajaran saling mencintai, dan menyayangi. Nah, bila dibawa ke masalah si culun dan si gaul, jawabannya mudah aja, kalo mereka masih saling menjelekan, menghujat apalagi menyakiti, dan terus merasa paling benar, berarti mereka mengamalkan ajaran agamanya.
2. Kita sama-sama punya kekurangan.
Quote:
Tak ada yang meminta dirinya agar punya kekurangan. Manusia, ketika diciptakan, sudah di-setting untuk meminta sesuatu yang menguntungkan dirinya.
Nah, sekarang masing-masing dari si culun dan si gaul pasti punya kekurangan. Gue mau ngomongin hal pada umumnya aja, ya, sesuai dengan yang ada di lingkungan gue. Biasanya, nih yang culun itu suka banget mendekam di perpustakaan, dan si gaul suka banget hang-out di jalanan. Si culun identik dengan rajin belajar, tapi susah bergaul. Nah, si gaul identik dengan mudah bergaul, tapi jarang belajar. Seharusnya untuk menciptakan hidup yang lebih baik, masing-masing dari mereka gak usah sibuk saling hujat, karena mendingan mereka sibuk merubah diri ke arah yang lebih baik.
Nah, sekarang masing-masing dari si culun dan si gaul pasti punya kekurangan. Gue mau ngomongin hal pada umumnya aja, ya, sesuai dengan yang ada di lingkungan gue. Biasanya, nih yang culun itu suka banget mendekam di perpustakaan, dan si gaul suka banget hang-out di jalanan. Si culun identik dengan rajin belajar, tapi susah bergaul. Nah, si gaul identik dengan mudah bergaul, tapi jarang belajar. Seharusnya untuk menciptakan hidup yang lebih baik, masing-masing dari mereka gak usah sibuk saling hujat, karena mendingan mereka sibuk merubah diri ke arah yang lebih baik.
3. Kita makhluk sosial
Quote:
Manusia gak bisa hidup sendiri. Bagaimanapun saktinya, dia gak mungkin menyelesaikan masalahnya tanpa bantuan orang lain. Seorang penulis, perlu kehadiran pembaca sebagaimana seorang penjual bakso perlu penggemar bakso. Begitu juga dengan si gaul dan si culun. Mungkin mereka berpikiran mereka selalu bisa sendiri atau hanya bekerja sama dengan sesama kaumnya saja. Mungkin bisa, tapi alangkah lebih baiknya kalau mereka mau bekerja sama. Contohnya aja, nih, si culun bantuin si gaul buat belajar, dan si gaul bantuin si culun agar berpenampilan lebih baik, lebih keren.
4. Kita memiliki tingkat sensitifitas berbeda
Quote:
Orang culun memiliki pola pikir yang kaku, dan sensitif. Sikap itulah yang membuat mereka sulit menerima candaan. Mereka menganggap setiap candaan itu berarti kejujuran, dan mereka pun tersinggung. Sementara, si gaul, karena dia orangnya kurang sensitifan dan mudah banget bergaul, dia asal ceplas-ceplos aja, tanpa mikirin perasaan orang. Nah, terjadilah sebuah perselisihan.
Kalo menurut gue, sih ini mudah aja. Masing-masing dari mereka kembali harus berkaca dan memperbaiki diri. Si culun harus bisa lebih santai dan gak selalu memasukan candaan itu ke hati, dan si gaul haruslah berpikir dan berhati-hati sebelum berkata.
Kalo menurut gue, sih ini mudah aja. Masing-masing dari mereka kembali harus berkaca dan memperbaiki diri. Si culun harus bisa lebih santai dan gak selalu memasukan candaan itu ke hati, dan si gaul haruslah berpikir dan berhati-hati sebelum berkata.
5. Kita haruslah saling menghargai
Quote:
Si gaul : Hoe, Culun! Hari gini lo gak punya pacar? Gak laku, ya!
Si culun : Gue fokus belajar. Lo sendiri sibuk pacaran tapi selalu dimarahin guru. Madesu!
Nah, dua pertentangan ini sering banget terjadi. Si culun katanya sibuk mengejar impian dan gak mau disebut gak laku. Si gaul sibuk berpacaran, dan gak mau dibilang otak kosong. Kembali terjadi perselisihan.
Kalo sudah begini, solusinya, sekali lagi, mudah banget. Baik si gaul maupun si culun harus saling menghargai keputusan dan menjalani kehidupannya masing-masing. Gak boleh saling hina.
Live your own life, gan!
Si culun : Gue fokus belajar. Lo sendiri sibuk pacaran tapi selalu dimarahin guru. Madesu!
Nah, dua pertentangan ini sering banget terjadi. Si culun katanya sibuk mengejar impian dan gak mau disebut gak laku. Si gaul sibuk berpacaran, dan gak mau dibilang otak kosong. Kembali terjadi perselisihan.
Kalo sudah begini, solusinya, sekali lagi, mudah banget. Baik si gaul maupun si culun harus saling menghargai keputusan dan menjalani kehidupannya masing-masing. Gak boleh saling hina.
Live your own life, gan!
Quote:
Oke, sekian thread gue kali ini. Seperti yang tadi gue katakana, setiap manusia pasti punya kekurangan, dan tentunya juga gue. Jadi, kalo ada yang salah dalam thread ini mohon dimaafkan gan atau boleh kok kasih saran. Tapi, kalo agan maunya menghujat dan mencari-cari kejelekan aja , coba, deh, agan ulangi baca thread ini dari awal. Bye!
Quote:
Ane minta gan, sama kalo agan mau, sih
Spoiler for Sumber:
Pemikiran pribadi
Spoiler for Sumber Gambar:
Google Images
0
4.5K
Kutip
5
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan