- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ibu dan Anak Ini Akhirnya Kembali ke Alam Liar!


TS
littleCrab
Ibu dan Anak Ini Akhirnya Kembali ke Alam Liar!




_______________________
Quote:

Sumber gambar: republika.co.id
Quote:
Panti dan Petir adalah harimau Sumatera ibu dan anak, yang telah melalui masa rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Satwa TWNC (Tambling Wildlife Nature Conservation), dan telah berhasil dilepasliarkan pada hari ini, Selasa 3 Maret 2015.


Acara pelepasliaran ini ditayangkan secara LIVE di Metro TV siang tadi gan. Oh iya, Petir ini dikabarkan adalah harimau Sumatera pertama yang lahir di konservasi dan berhasil dilepasliarkan lho gan. Jadi ini merupakan peristiwa bersejarah
So, Cekidot..


Acara pelepasliaran ini ditayangkan secara LIVE di Metro TV siang tadi gan. Oh iya, Petir ini dikabarkan adalah harimau Sumatera pertama yang lahir di konservasi dan berhasil dilepasliarkan lho gan. Jadi ini merupakan peristiwa bersejarah

So, Cekidot..
Quote:

Sumber gambar: twitter.com/che_bepe
Quote:
Kisah Panti dan Petir, Harimau Sumatera yang Kembali ke Habitat
Liputan6.com, Bandar Lampung- Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hari ini, Selasa (3/3/2015), melepas 2 ekor harimau Sumatera bernama Panti dan Petir. Dua satwa yang dilindungi itu dilepasliarkan di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung.
Panti dan Petir dilepasliarkan setelah menjalani rehabilitasi di Pusat Pelestarian Satwa Liar Tambling atau Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) yang berada di bawah naungan Yayasan Artha Graha Peduli.
"TWNC kembali mendapat kesempatan untuk ketiga kalinya melepasliarkan dua harimau Sumatera yang secara kesehatan sudah layak untuk dikembalikan ke habitatnya," kata pemilik TWNC yang juga pengusaha, Tomy Winata, Minggu 1 Maret 2015.
Panti dan Petir merupakan 2 dari 9 harimau Sumatera yang dilepas ke alam liar. Keduanya mempunyai hubungan darah. Petir merupakan anak Panti.
Sebelum melahirkan Petir, Panti yang kini berusia 12 tahun sebetulnya pernah dilepasliarkan ke habitatnya pada 2010. Namun pada Oktober 2011, harimau betina itu terlihat di sekitar PRS TWNC. Telapak kakinya terluka. Tim pengasuh TWNC kemudian menangkap Panti untuk merawat lukanya.
Setelah menjalani perawatan sekitar 3 minggu, Panti ternyata diketahui sedang hamil. Satwa langka yang dilindungi itu kemudian melahirkan 3 ekor bayi harimau pada 26 Oktober 2011. Tiga bayi harimau itu diberi nama Bintang, Topan, dan Petir oleh Ibu Ani Bambang Yudhoyono.
Petir, salah satu anak Panti yang kondisinya sudah siap dilepasliarkan. Di usianya yang ketiga, pertumbuhan Petir jauh lebih pesat dan sehat dibandingkan dua saudaranya. Bobot Petir saat ini sekitar 120 kg.
"Panti dan Petir sudah dipingit di kandang sejak Jumat malam (27 Februari 2015). Keduanya puasa makan agar saat nanti keluar mereka buas," ujar perawat PRS TWNC, Marizal.
Sebagai persiapan mengembalikan dua hewan itu ke habitat aslinya, petugas tidak membolehkan Panti dan Petir banyak bermain agar mereka liar dan tidak manja.
Dokter Hewan Taman Safari Bongot Mulia menjelaskan, harimau yang akan dilepasliarkan sudah menjalani evaluasi panjang. "Ada parameter-parameter yang dilihat, misal harimau menunjukkan sifat potensial dia individu yang layak dilepas dari cara dia menangkap mangsa, makan, dan reaksi perjumpaan dengan orang," tutur Mulia.
Selain itu, kesehatan juga menjadi parameter penting seperti pemeriksaan darah, feses, parasit, dan organ reproduksi. "Meyakinkan dia dalam kondisi sehat, dilihat fisik dan anatomi karena yang kami lepas nanti ke alam liar harus bebas dari penyakit dan bisa bereproduksi secara baik," jelas dia.
Berbeda dengan singa Afrika yang hidup komunal, semua subspecies harimau yang masuk dalam genus kucing besar bersikap soliter dan tidak akan berinteraksi selain pada musim kimpoi. Secara ideal, satu harimau Sumatera jantan dewasa memerlukan habitus hingga ratusan hektar.
Pelepasliaran harimau Sumatera yang berlangsung hari ini merupakan pelepasliaran ketiga. Pelepasliaran pertama berlangsung pada 22 Juli 2008, yakni melepas Pangeran dan Agam. Kemudian ketiga, pada 22 Januari 2010, melepasliarkan Panti dan Buyung. (Ant/Sun/Mut)
Sumber: liputan6.com
Liputan6.com, Bandar Lampung- Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hari ini, Selasa (3/3/2015), melepas 2 ekor harimau Sumatera bernama Panti dan Petir. Dua satwa yang dilindungi itu dilepasliarkan di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung.
Panti dan Petir dilepasliarkan setelah menjalani rehabilitasi di Pusat Pelestarian Satwa Liar Tambling atau Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) yang berada di bawah naungan Yayasan Artha Graha Peduli.
"TWNC kembali mendapat kesempatan untuk ketiga kalinya melepasliarkan dua harimau Sumatera yang secara kesehatan sudah layak untuk dikembalikan ke habitatnya," kata pemilik TWNC yang juga pengusaha, Tomy Winata, Minggu 1 Maret 2015.
Panti dan Petir merupakan 2 dari 9 harimau Sumatera yang dilepas ke alam liar. Keduanya mempunyai hubungan darah. Petir merupakan anak Panti.
Sebelum melahirkan Petir, Panti yang kini berusia 12 tahun sebetulnya pernah dilepasliarkan ke habitatnya pada 2010. Namun pada Oktober 2011, harimau betina itu terlihat di sekitar PRS TWNC. Telapak kakinya terluka. Tim pengasuh TWNC kemudian menangkap Panti untuk merawat lukanya.
Setelah menjalani perawatan sekitar 3 minggu, Panti ternyata diketahui sedang hamil. Satwa langka yang dilindungi itu kemudian melahirkan 3 ekor bayi harimau pada 26 Oktober 2011. Tiga bayi harimau itu diberi nama Bintang, Topan, dan Petir oleh Ibu Ani Bambang Yudhoyono.
Petir, salah satu anak Panti yang kondisinya sudah siap dilepasliarkan. Di usianya yang ketiga, pertumbuhan Petir jauh lebih pesat dan sehat dibandingkan dua saudaranya. Bobot Petir saat ini sekitar 120 kg.
"Panti dan Petir sudah dipingit di kandang sejak Jumat malam (27 Februari 2015). Keduanya puasa makan agar saat nanti keluar mereka buas," ujar perawat PRS TWNC, Marizal.
Sebagai persiapan mengembalikan dua hewan itu ke habitat aslinya, petugas tidak membolehkan Panti dan Petir banyak bermain agar mereka liar dan tidak manja.
Dokter Hewan Taman Safari Bongot Mulia menjelaskan, harimau yang akan dilepasliarkan sudah menjalani evaluasi panjang. "Ada parameter-parameter yang dilihat, misal harimau menunjukkan sifat potensial dia individu yang layak dilepas dari cara dia menangkap mangsa, makan, dan reaksi perjumpaan dengan orang," tutur Mulia.
Selain itu, kesehatan juga menjadi parameter penting seperti pemeriksaan darah, feses, parasit, dan organ reproduksi. "Meyakinkan dia dalam kondisi sehat, dilihat fisik dan anatomi karena yang kami lepas nanti ke alam liar harus bebas dari penyakit dan bisa bereproduksi secara baik," jelas dia.
Berbeda dengan singa Afrika yang hidup komunal, semua subspecies harimau yang masuk dalam genus kucing besar bersikap soliter dan tidak akan berinteraksi selain pada musim kimpoi. Secara ideal, satu harimau Sumatera jantan dewasa memerlukan habitus hingga ratusan hektar.
Pelepasliaran harimau Sumatera yang berlangsung hari ini merupakan pelepasliaran ketiga. Pelepasliaran pertama berlangsung pada 22 Juli 2008, yakni melepas Pangeran dan Agam. Kemudian ketiga, pada 22 Januari 2010, melepasliarkan Panti dan Buyung. (Ant/Sun/Mut)
Sumber: liputan6.com
Quote:

Sumber gambar: twitter.com/widischitra
Quote:
Dua Harimau Sumatera berhasil dikembalikan ke alam liar
Pesisir Barat, Lampung (ANTARA News) - Dua ekor harimau sumatera (Panthera Tigris Sumaterae) telah berhasil dilepasliarkan, Selasa, setelah menjalani masa rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS) Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) yang terletak di dalam area konservasi alam Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Pelepasliaran dua harimau sumatera yang bernama Panti dan Petir, berlangsung cukup lancar dengan disaksikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Selain itu hadir pula Duta Besar Norwegia Stig Ingemar Traavik, Duta Besar Perancis Corrine Breuze dan Mantan Wakil Menteri Dino Patti Djalal.
Pelepasliaran dilakukan di dalam area konservasi alam seluas kurang lebih 50.000 hektar di TNBBS.
Panti yang sebelumnya pernah dilepasliarkan pada 2010 langsung melesat ke hutan tak lama setelah kandangnya dibuka. Hal ini berbeda dengan Petir.
Saat kandang dibuka, Petir berjalan perlahan sambil memantau. Ia lalu menuju ke sebuah pohon dan duduk di bawahnya. Kadang ia mengitari pohon lalu duduk lagi.
Ia bahkan tidak memperdulikan beberapa babi di sekitar yang sudah dipersiapkan.
Proses tersebut berlangsung sekitar 15 menit lalu Petir menghampiri babi didekatnya. Namun, ia hanya mendekatinya lalu memilih pergi ke hutan.
Panti dan Petir merupakan bagian dari sembilan Harimau Sumatera yang direhabilitasi di area Tiger Rescue Center TWNC yang satu persatu dilepasliarkan.
Dokter Hewan Taman Safari Bongot Huaso Mulia mengatakan pelepasliaran harimau berpengaruh besar bagi ekosistem hutan karena berperan menjaga rantai makanan di alam liar.
"Ketika harimau kembali ke alam liar, rantai makanan tidak terputus. Hewan-hewan herbivora sebagai mangsa utamanya terseleksi serta mempengaruhi rumput dan yang terkecil," kata Drh Bongot.
Pelepasliaran ini merupakan pelepasliaran ketiga. Panti merupakan ibu dari Petir yang pernah dilepasliarkan pada tahun 2010.
Panti adalah salah satu dari lima Harimau Sumatera asal Aceh yang ditranslokasi untuk kemudian kondisinya di bawah pengawasan ahli-ahli dan dokter satwa dari Taman Safari Indonesia di dalam area Tiger Rescue Center TWNC.
Pada awal Oktober 2011, Panti terlihat lagi di sekitar PRS TWNC dengan kondisi kaki terluka di bagian telapak kakinya. Tim Keeper TWNC menangkap Panti untuk segera dirawat lukanya.
Setelah sekitar tiga minggu dalam perawatan ternyata Panti sedang hamil dan pada tanggal 26 Oktober 2011 Panti melahirkan tiga ekor anak harimau Bintang, Topan, dan Petir oleh Ibu Ani Bambang Yudhoyono.
Petir merupakan salah satu anak Panti yang kondisinya sudah siap dilepasliarkan. Diusia tiga tahun tiga bulan, pertumbuhan Petir jauh lebih pesat dan sehat dibandingkan dua saudaranya dengan bobot saat ini sekitar 120 kg.
Pelepasliaran pertama dilakukan pada 22 Juli 2008 setelah menjalani rehabilitasi hampir satu bulan. Pangeran dan Agam dilepasliar ke alam bebas untuk melanjutkan hidupnya.
Kemudian, pada 22 Januari 2010, TWNC kembali melepasliar dua ekor Harimau Sumatera, Panti dan Buyung.
TNWC mulai aktif melakukan konservasi flora dan fauna sejak 2007 yang dipercaya sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam mengelola sebagian area konservasi alam seluas kurang lebih 50.000 hektare di Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Untuk pelepasliaran kali ini, TWNC yang berada di bawah naungan Yayasan Artha Graha Peduli itu menghabiskan total dana sebesar 11 miliar.
(M047)
Sumber: Antaranews.com
Pesisir Barat, Lampung (ANTARA News) - Dua ekor harimau sumatera (Panthera Tigris Sumaterae) telah berhasil dilepasliarkan, Selasa, setelah menjalani masa rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS) Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) yang terletak di dalam area konservasi alam Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Pelepasliaran dua harimau sumatera yang bernama Panti dan Petir, berlangsung cukup lancar dengan disaksikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Selain itu hadir pula Duta Besar Norwegia Stig Ingemar Traavik, Duta Besar Perancis Corrine Breuze dan Mantan Wakil Menteri Dino Patti Djalal.
Pelepasliaran dilakukan di dalam area konservasi alam seluas kurang lebih 50.000 hektar di TNBBS.
Panti yang sebelumnya pernah dilepasliarkan pada 2010 langsung melesat ke hutan tak lama setelah kandangnya dibuka. Hal ini berbeda dengan Petir.
Saat kandang dibuka, Petir berjalan perlahan sambil memantau. Ia lalu menuju ke sebuah pohon dan duduk di bawahnya. Kadang ia mengitari pohon lalu duduk lagi.
Ia bahkan tidak memperdulikan beberapa babi di sekitar yang sudah dipersiapkan.
Proses tersebut berlangsung sekitar 15 menit lalu Petir menghampiri babi didekatnya. Namun, ia hanya mendekatinya lalu memilih pergi ke hutan.
Panti dan Petir merupakan bagian dari sembilan Harimau Sumatera yang direhabilitasi di area Tiger Rescue Center TWNC yang satu persatu dilepasliarkan.
Dokter Hewan Taman Safari Bongot Huaso Mulia mengatakan pelepasliaran harimau berpengaruh besar bagi ekosistem hutan karena berperan menjaga rantai makanan di alam liar.
"Ketika harimau kembali ke alam liar, rantai makanan tidak terputus. Hewan-hewan herbivora sebagai mangsa utamanya terseleksi serta mempengaruhi rumput dan yang terkecil," kata Drh Bongot.
Pelepasliaran ini merupakan pelepasliaran ketiga. Panti merupakan ibu dari Petir yang pernah dilepasliarkan pada tahun 2010.
Panti adalah salah satu dari lima Harimau Sumatera asal Aceh yang ditranslokasi untuk kemudian kondisinya di bawah pengawasan ahli-ahli dan dokter satwa dari Taman Safari Indonesia di dalam area Tiger Rescue Center TWNC.
Pada awal Oktober 2011, Panti terlihat lagi di sekitar PRS TWNC dengan kondisi kaki terluka di bagian telapak kakinya. Tim Keeper TWNC menangkap Panti untuk segera dirawat lukanya.
Setelah sekitar tiga minggu dalam perawatan ternyata Panti sedang hamil dan pada tanggal 26 Oktober 2011 Panti melahirkan tiga ekor anak harimau Bintang, Topan, dan Petir oleh Ibu Ani Bambang Yudhoyono.
Petir merupakan salah satu anak Panti yang kondisinya sudah siap dilepasliarkan. Diusia tiga tahun tiga bulan, pertumbuhan Petir jauh lebih pesat dan sehat dibandingkan dua saudaranya dengan bobot saat ini sekitar 120 kg.
Pelepasliaran pertama dilakukan pada 22 Juli 2008 setelah menjalani rehabilitasi hampir satu bulan. Pangeran dan Agam dilepasliar ke alam bebas untuk melanjutkan hidupnya.
Kemudian, pada 22 Januari 2010, TWNC kembali melepasliar dua ekor Harimau Sumatera, Panti dan Buyung.
TNWC mulai aktif melakukan konservasi flora dan fauna sejak 2007 yang dipercaya sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam mengelola sebagian area konservasi alam seluas kurang lebih 50.000 hektare di Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Untuk pelepasliaran kali ini, TWNC yang berada di bawah naungan Yayasan Artha Graha Peduli itu menghabiskan total dana sebesar 11 miliar.
(M047)
Sumber: Antaranews.com
Quote:
Video Pelepasliaran Panti dan Petir di Metro TV
Diupload oleh: Yayasan Artha Graha Peduli

Diupload oleh: Yayasan Artha Graha Peduli
Quote:
Jadi, mari kita doakan semoga kedua ibu dan anak harimau itu tetap sehat dan dapat bertahan hidup hingga usia tua. Amiin.


Quote:
Menurut agan, bagaimana kinerja lembaga konservasi di negara tercinta kita Indonesia ini?
Apakah ada yang harus ditingkatkan atau agan punya saran atau kritik untuk mereka?
Silahkan sampaikan di komentar gan
Apakah ada yang harus ditingkatkan atau agan punya saran atau kritik untuk mereka?
Silahkan sampaikan di komentar gan

Quote:
Diubah oleh littleCrab 03-03-2015 23:07
0
8K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan