- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pasukan bersenjata Begal kuasai beberapa daerah di lampung.


TS
embohlali
Pasukan bersenjata Begal kuasai beberapa daerah di lampung.
KABAR GEMBIRA BAGI MASYARAKAT LAMPUNG, Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengibarkan bendera perang terhadap begal SEMOGA DI IKUTI POLSEK - POLSEK YANG BERTUGAS DI BEBERAPA DAERAH LAMPUNG,
LAMPUNG SELATAN - Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengibarkan bendera perang terhadap begal. Tindakan tegas pun diberlakukan untuk membekuk penjahat-penjahat itu. Sniper (penembak jitu) juga ditempatkan di sejumlah titik rawan. Misalnya di perbatasan antardaerah.
Langkah tidak kenal kompromi ini dibuktikan polisi kemarin. Tak tanggung-tanggung, tiga begal dihadiahi timah panas. Dua di kawasan Panjang, Bandarlampung, dan seorang lagi di Terbanggibesar, Lampung Tengah.
Polsek Tanjungan, Lampung Selatan (Lamsel), mengawali perburuan terhadap begal yang beraksi di Kecamatan Waysulan, Lamsel. Yang menjadi korbannya adalah Mariana (18) dan Siti Khatifah (17), keduanya warga Waysulan.
Adapun dua tersangka, Wariso bin Muklis (35), warga Dusun Karyasari, Desa Sindangsari, Candipuro, Lamsel. Satu lainnya, Eko Budi bin Sawaludin (25), warga Kampung Pantai Harapan, Panjang Selatan, Bandarlampung.
Kapolsek Tanjungan AKP Aditya Kurniawan menjelaskan, aksi mereka dilakukan pada Senin (2/3) pukul 12.00 WIB di kebun karet Desa Purwodadi, Waysulan.
Dua tersangka mendadak muncul dari semak-semak dan meminta Mariana turun dari motor Yamaha Vega r warna biru nopol BE 7559 DI. Mereka mengancam dengan modal golok dan senjata api (senpi). ’’Untuk menakut-nakuti korban, mereka sempat membacok sepeda motor,” ujarnya kemarin.
Sedangkan pelaku lainnya mengancam Siti Khatifah yang saat itu beriringan mengendarai motor Honda Revo hitam nopol B 6876 PNN dengan senpi. ’’Keduanya konvoi dari sekolah mau pulang,” ungkap Aditya.
Atas dasar laporan korban nomor LP/44b/III/2015 tanggal 3 Maret 2015, pihaknya melakukan penyelidikan. Sampai akhirnya berhasil mengamankan kedua tersangka sekitar pukul 02.00 WIB kemarin (4/3) di eks lokalisasi Pantai Harapan, Kecamatan Panjang. ’’Saat kami gerebek, mereka berusaha kabur. Makanya, kami lumpuhkan dengan timah panas di kaki kanan,” tegasnya.
Aditya juga melakukan tes urine kepada kedua tersangka. Ia memperkirakan hasil penjualan motor mereka gunakan untuk membeli narkoba. ’’Karena jika terbukti positif narkoba, motif begal tidak hanya ekonomi, tetapi juga untuk membeli narkoba. Sehingga bisa menjadi pertimbangan hakim untuk memberikan hukuman berat. Dengan begitu, ada efek jera,” harapnya.
Kepada Radar Lampung, Eko Budi mengaku terpaksa membegal karena tuntutan ekonomi. Pria yang hanya lulusan SMA itu belum memiliki pekerjaan.
’’Rencananya, kedua sepeda motor mau kami jual Bang. Uangnya untuk kehidupan sehari-hari, makan dan foya-foya. Saya sudah usaha bekerja sebagai buruh angkut barang, tetapi hasilnya kurang,” bebernya.
Budi mengaku baru kali pertama melakukan pembegalan. ’’Uang juga untuk bayar utang. Saya belum tahu berapa mau dijualnya. Karena sebelum dijual, saya sudah ketangkep,” tutupnya.
Di Lamteng, tim Buru Sergap Polsek Terbanggibesar membekuk residivis Hs alias Ayi (29), warga Kecamatan Waypengubuan. Polisi melumpuhkan kaki Ayi dengan peluru lantaran melawan.
Kapolsek Terbanggibesar Kompol Zulman Topani menjelaskan, berdasar laporan polisi (LP), tersangka telah tujuh kali membegal di wilayah hukumnya. Selain itu juga masuk daftar pencarian orang (DPO) Polda Lampung dan Mabes Polri sejak 2012. ’’Dia ditangkap di Terbanggibesar pukul 03.00 WIB kemarin (4/3, Red),” ujar Zulman.
Kapolsek melanjutkan, tersangka beraksi di tempat sepi seperti persawahan. Sasarannya petani yang sedang bekerja di sawah dan memarkir motor di pinggir jalan. Tidak jarang, tersangka meminta motor secara paksa. Saat ini, kepolisian masih mendalami keterlibatan tersangka lain.
Selain tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti (BB) berupa satu badik milik tersangka. Kapolsek mengatakan, Ayi dijerat pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Menurut Ayi, dirinya sempat membegal polisi yang berdinas di Lampung Utara (Lampura) beberapa waktu lalu di jalan lintas tengah (jalinteng) Waypengubuan. Zulman membenarkan hal tersebut. Saat itu, kata Zulman, anggota yang menjadi korban tengah melintasi lokasi bersama istri.
Bentuk Tim Khusus
Jajaran Polres Lampura benar-benar geram terhadap aksi begal di empat lokasi, Selasa (3/3). Karenanya, mereka kemarin membentuk tim khusus. Puluhan personel bersenjata lengkap akan ditempatkan di sejumlah titik rawan, khususnya wilayah dalam perkotaan Kotabumi dan jalan lintas tengah Sumatera (jalintengsum).
’’Kita nyatakan perang dan akan bertindak tegas apabila pelaku tertangkap tangan,” tandas Wakapolres Lampura Kompol Deden Heksaputra kemarin. Beberapa sniper pun ditempatkan di sejumlah area perbatasan Lampura.
Selain membentuk timsus, pihaknya juga menggiatkan patroli yang melibatkan jajaran anggota satlantas, sabhara, resmob, dan intelkam di polres maupun 10 polsek lainnya. ’’Untuk itu, kami meminta peran serta masyarakat mendukung pemberantasan begal ini," tegas Deden.
Kemarin, pihaknya juga membekuk Hamim Jupri (34), tersangka kasus kepemilikan dua senjata tajam yang terjaring razia dan berusaha kabur saat menjalani pemeriksaan di ruangan satreskrim. Namun, warga Desa Sukajaya, Kecamatan Sungkaijaya, itu berhasil ditangkap lagi. (yud/rnn/p2/c1/ade)
2014-2015, Baru Separuh Terungkap
Sepak terjang begal sepanjang 2014 hingga awal tahun ini memang luar biasa. Berdasarkan data kepolisian, per bulan rata-rata terjadi 64 kasus (selengkapnya lihat grafis, Red).
Total selama Januari-Desember 2014 ada 776 kasus pembegalan. Dari jumlah itu, perkara yang terungkap baru separuhnya, atau 388. Begitu pula selama Januari-Februari 2015, terjadi 66 kasus dan yang terungkap setengahnya.
Untuk menyelesaikan PR besar ini, Direktorat Kriminal Umum (Krimum) Polda Lampung mencanangkan tahun 2015 adalah tahun perang terhadap begal. Mereka akan menggelar operasi khusus dan meningkatkan patroli. ’’Bukan hanya begal, tetapi juga preman,” tegas Dirkrimum Polda Lampung Kombespol Purwo Cahyoko kemarin.
Namun, ia mengingatkan upaya membasmi begal ini tak semata tugas polisi. Tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Menurut dia, para begal tersebut tidak akan habis apabila pemerintah tak membuka dan menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat. Ini diketahui dari begal yang tertangkap. Rata-rata berusia produktif, antara 20 sampai 27 tahun.
’’Alasan mereka melakukan perbuatan tersebut, salah satunya karena sulit mencari pekerjaan di Lampung. Sehingga mereka nekat dan mengambil langkah pintas dengan membegal,” paparnya.
Ketua Umum Tim Khusus Pembasmi Begal Kasubdit III AKBP Ruli Andi Yunianto menjelaskan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan polres di masing-masing daerah. Hal ini sebagai langkah untuk mempersempit ruang gerak begal.
Sejauh ini, polisi sudah memetakan lokasi mana saja yang menjadi sarang begal. ’’Bisa saja polisi langsung gerebek tempat-tempat itu. Namun bila polisi salah tangkap, kita juga yang kena,” ingatnya. Prosedurnya untuk menangkap seseorang harus diselidiki dahulu dan dipastikan.
Begal asal Lampung, menurutnya, mempunyai ciri khas. Biasanya saat dimintai keterangan, satu sama lain saling lempar. Misalnya ketika ditanyakan mengenai keberadaan senjata api (senpi) yang mereka gunakan saat beraksi. (mhz/p2/c1/ade)
================================================================================
Lampung Timur, Lampung Utara, dan Bandarlampung Paling Rawan Pembegalan
Teraslampung.com--Data di Polda Lampung menunjukkan Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Utara dan Kota Bandarlampung merupakan tiga daerah paling rawan pembegalan di Lampung.
"Kalau di Lampung Timur yang paling rawan begal di daerah Jabung dan melinting. Sedangkan di Lampura, yakni di Abung Timur dan Selatan. Sementara di Bandar Lampung ada di daerah tanjungkarang barat dan Sukarame," kata Direktur Kriminal Umum Polda Lampung, Kombes Pol Purwo Cahyoko, Rabu (4/3).
Menurut Purwo, para pelaku begal ini setiap menjalankan aksinya mempunyai ciri khas sendiri-sendiri, seperti menggunakan senjata api dan senjata tajam.
"Seperti yang ditangkap di wilayah Jakarta, ciri khas Lampung adalah pelaku begal pakai senjata api," katanya.
Purwo mengaku pihaknya akan bertindak tegas dalam menanangani begal. Dalam tiap penggerebekan, kata Purwo. jika tersangka berusaha melawan atau kabur akan ditindak tegas dengan cara melumpuhkannya dengan timah panas," tegasnya.
Berdasarkan hasil yang diungkap polisi di jajaran Polda Lampung, kata Purwo, rata-rata para pelaku begal berumur kisaran antara 20-25 tahun. "Umuran segitu memang dalam kategori ingin mencoba coba. Sebanyak 30 persen pelaku begal di Lampung masih kategori di bawah umur. sedangkan sisanya berusia 20 sampai 25 tahun,"jelasnya.
Purwo juga mengaku kesulitan saat akan mengungkap jaringan komplotan begal. Pasalnya, jika ada yang tertangkap satu pelaku, banyak yang bungkam. Sehingga pihaknya kesulitan menangkap pelaku lainnya.
"Contohnya begini, kami tangkap satu pelaku, terus saat kami kembangkan ke pelaku lain, lalu dikembangkan lagi, ketemu pelaku lain. Terus ujung-ujungnya, menjerumus ke pelaku pertama tadi," ungkapnya.
===============================================================================
Sehari 4 kali terjadi pembegalan di lampung utara.
Selasa, 3 MARET 2015
TRIBUNNEWS.COM, KOTABUMI - Aksi pencurian motor disertai kekerasan di Kabupaten Lampung Utara, semakin mangkhawatirkan. Bayangkan saja, Selasa (3/3/2015) pagi tadi terjadi sebanyak empat kali, dalam kurun waktu yang hampir bersamaan.
Aksi terakhir menimpa Ahmadi (18) warga Way Abung III, Isorejo, Bungamayang, Lampung Utara. Kejadian yang menimpa siswa SMA swasta di Kotabumi, terjadi pada pukul 07.30 WIB.
Menurut informasi yang dihimpun, Korban mengendarai motor Honda Beat warna hijau nopol BE 4327 JU dari rumahnya hendak berangkat ke sekolah di Kotabumi.
Namun sesampainya di dekat pabrik sinar laut tetiba, dari arah belakang dipepet oleh dua orang tidak dikenal yang mengendarai motor Honda supra x 125 warna hitam lis merah.
Setelah memepet dan memberhentikan korban, seorang pelaku mengambil kunci motor. Korban berusaha melawan dan kemudian kawanan pelaku yang lainnya mencabut golok dan hendak membacok, karena ketakutan korban lari, dan dua pelaku langsung membawa kabur motor korban.
Nasarudin (46) warga Rejosari, Kotabumi Selatan pun menjadi korban pembegalan motor. Ketika ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisian, Polres Lampung Utara, dirinya menerangkan saat itu, akan pergi ke pasar sentral, dengan mengendarai motor Honda Revo A 3747 VR. "Saya dari rumah mau kepasar dengan isteri Meilina (42)," ujarnya.
Setiba, dijalan Soekarno Hatta, tepatnya didepan jalan Bangau V, kendaraan korban di pepet dengan dua orang tidak dikenal. Kemudian, motornya tetiba dipepet, dan seorang pelaku mengacungkan senjata api. Korban dan isterinya yang ketakutan, dan pelaku langsung membawa kabur kuda besinya, sekitar pukul 05.30 WIB.
"Dua pelakunya bersenjata semua, yang bawa motor pakai senpi, yang dibonceng pakai laduk," ujarnya seraya mengatakan saat itu motor yang digunakan merupakan motor bebek jenis Honda tanpa pelat nomor.
Hampir bersamaan, Umiyati (44) warga Jalan Raden Intan, Kota Alam, Kotabumi Selatan juga menjadi korban pencurian motor disertai kekerasan. Menurut informasi yang dihimpun, korban saat itu mengendarai motor Honda Blade BE 6847 JT, pada pukul 05.30 WIB.
Korban, yang hendak pergi kerumah saudaranya. Setibanya di Jalan Soekarno Hatta, desa Mulang Maya, tepatnya disimpang gunung angger, motor korban dipepet enam orang dengan tiga kendaraan. Kemudian, seorang pelaku disalah satu motor langsung mengancam korban dengan golok, akhirnya ibu rumah tangga ini menyerahkan motornya dibawa kabur.
DJohan Yusuf (24) warga Jalan Raden Intan, Kota Alam, Kotabumi Selatan, Selasa (3/3/2015) sekitar pukul 04.00 WIB.
Korban menuturkan, saat itu dirinya bersama dengan dua rekannya, mengendarai motor Jupiter Z BE 7875 JW. Saat itu, dirinya akan masuk ke gang rumahnya, di gang tulang bawang I, dekat perumahan Bank BNI. Dua orang pelaku, langsung menghadang motornya, dan mengacungkan golok serta senjata api.
"Yang bawa motor ngacungin senpi, yang bonceng ngacungin golok," ujarnya ketika ditemui saat melapor ke Polres Lampung Utara, Selasa siang.
Menurut Johan, kejadian tersebut terjadi setelah dirinya membesuk bibinya, yang dirawat di RSU Ryacudu. Selasa (3/3/2015).
Saat pulang, dirinya bersama denga dua rekannya, berboncengan motor. Dirinya akan mengantarkan kerumahnya, masing-masing, yakni di Kampung Baru dan Kotabumi Ilir.
Setelah itu, barulah dirinya pulang kerumah. Namun, belum sampai dirumah, motor korban di todong pelaku. Keduanya, bersenjata api dan senjata tajam.
===========================================================================
Selasa, 3 Maret 2015
Begal Asal Lampung Timur Dihajar Massa, Sering Beraksi di Bandung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Roni Senjaya, tersangka begal asal Lampung Timur, mengaku sudah lima kali melakukan aksinya. Tidak hanya di Bandar Lampung, Roni pernah beraksi di Bandung, Jawa Barat.
Dalam aksinya, kawanan begal Romi beraksi menggunakan senjata api. Roni mengatakan, beraksi di Bandar Lampung sebanyak dua kali. Di Bandung juga pernah tiga kali," papar Roni kepada wartawan, Selasa (3/3/2015). Menurut Roni, motor-motor curian itu ia jual ke daerah Karawang, Jawa Barat.
Satu motor dijual Roni seharga Rp 2 juta. Dari penjualana tersebut, Roni mengaku mendapatkan Rp 1 juta. Uang hasil menjual motor curian itu dipakai Roni untuk membeli pakaian. Roni ditangkap massa saat mencuri motor di daerah Sukarame, Bandar Lampung.
Petugas Polsek Sukarame, Bandar Lampung menangkap satu tersangka pembegalan asal Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. Tersangka yang ditangkap adalah Roni Senjaya (21).
Polisi baru menangkap satu tersangka bernama Roni Senjaya. Yarudi mengatakan, Roni ketika itu beraksi bersama lima rekannya dari Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Lampung Timur.
Lima rekan Roni yang belum tertangkap masing-masing berinisial RK, DD, LK, MR, dan AH. "Mereka masih dalam pengejaran," papar Yarudi kepada wartawan, Selasa (3/3/2015).
Wakil Kepala Polsek Sukarame Ajun Komisaris Yarudi mengatakan, petugas menangkap Roni usai beraksi di depan warung internet (warnet) Jisew Jalan Pulau Karimun Jawa, Bandar Lampung.
"Tersangka mencuri motor korban Janen Hutapea yang diparkir di depan warnet dan ketahuan pemiliknya. Massa lalu mengepung tersangka dan menghakiminya,"
================================================================
LAMPUNG SELATAN
Kamis, 26 Februari 2015
TENTARA DI TEMBAK KAWANAN BANDIT,
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Kapolres Lampung Selatan AKBP Hengki mengatakan, pihaknya akan mengusut kasus tertembaknya anggota TNI AD dari Korem 043/Gatam Bandar Lampung berinisial AN, Kamis (26/2/2015) dini hari.
"Kita akan ungkap kasus ini. Kita masih menyelidiki para pelaku. Kita sudah melakukan olah TKP," terangnya.
Mantan Kapolres Kota Metro itu menegaskan kasus tertembaknya oknum seorang anggota TNI AD murni tindak kriminal.
Seorang anggota TNI AD Korem 043 berinisial Ad terkena tembakan di lengan kiri akibat ulah kawanan penjahat. Ia tertembak saat memergoki tiga terduga pelaku kejahatan yang hendak beraksi di wilayah Canggu, Kalianda, Lampung Selatan pada Kamis (26/2/2015) sekitar pukul 03.30 wib.
Menurut Kapolres Lampung Selatan AKBP Hengki, korban yang hendak kembali ke rumahnya di wilayah Canggu memergoki tiga orang mencurigakan sedang berada di salah satu rumah warga, seperti hendak melakukan pencurian.
Korban kemudian menegur salah seorang pelaku. Namun seorang pelaku justru melepaskan tembakan yang tepat mengenai lengan kiri korban hingga tebus.
"Setelah menembak korban, tiga pelaku langsung melarikan diri ke arah Bandar Lampung dengan menggunakan sepeda motor," papar mantan Kapolres Kota Metro itu.
beberapa kejadian yg ter ekspos...makin masuk ke pelosok desa desa lampung timur, semakin banyak ditemui kejadian serupa.
LAMPUNG SELATAN - Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengibarkan bendera perang terhadap begal. Tindakan tegas pun diberlakukan untuk membekuk penjahat-penjahat itu. Sniper (penembak jitu) juga ditempatkan di sejumlah titik rawan. Misalnya di perbatasan antardaerah.
Langkah tidak kenal kompromi ini dibuktikan polisi kemarin. Tak tanggung-tanggung, tiga begal dihadiahi timah panas. Dua di kawasan Panjang, Bandarlampung, dan seorang lagi di Terbanggibesar, Lampung Tengah.
Polsek Tanjungan, Lampung Selatan (Lamsel), mengawali perburuan terhadap begal yang beraksi di Kecamatan Waysulan, Lamsel. Yang menjadi korbannya adalah Mariana (18) dan Siti Khatifah (17), keduanya warga Waysulan.
Adapun dua tersangka, Wariso bin Muklis (35), warga Dusun Karyasari, Desa Sindangsari, Candipuro, Lamsel. Satu lainnya, Eko Budi bin Sawaludin (25), warga Kampung Pantai Harapan, Panjang Selatan, Bandarlampung.
Kapolsek Tanjungan AKP Aditya Kurniawan menjelaskan, aksi mereka dilakukan pada Senin (2/3) pukul 12.00 WIB di kebun karet Desa Purwodadi, Waysulan.
Dua tersangka mendadak muncul dari semak-semak dan meminta Mariana turun dari motor Yamaha Vega r warna biru nopol BE 7559 DI. Mereka mengancam dengan modal golok dan senjata api (senpi). ’’Untuk menakut-nakuti korban, mereka sempat membacok sepeda motor,” ujarnya kemarin.
Sedangkan pelaku lainnya mengancam Siti Khatifah yang saat itu beriringan mengendarai motor Honda Revo hitam nopol B 6876 PNN dengan senpi. ’’Keduanya konvoi dari sekolah mau pulang,” ungkap Aditya.
Atas dasar laporan korban nomor LP/44b/III/2015 tanggal 3 Maret 2015, pihaknya melakukan penyelidikan. Sampai akhirnya berhasil mengamankan kedua tersangka sekitar pukul 02.00 WIB kemarin (4/3) di eks lokalisasi Pantai Harapan, Kecamatan Panjang. ’’Saat kami gerebek, mereka berusaha kabur. Makanya, kami lumpuhkan dengan timah panas di kaki kanan,” tegasnya.
Aditya juga melakukan tes urine kepada kedua tersangka. Ia memperkirakan hasil penjualan motor mereka gunakan untuk membeli narkoba. ’’Karena jika terbukti positif narkoba, motif begal tidak hanya ekonomi, tetapi juga untuk membeli narkoba. Sehingga bisa menjadi pertimbangan hakim untuk memberikan hukuman berat. Dengan begitu, ada efek jera,” harapnya.
Kepada Radar Lampung, Eko Budi mengaku terpaksa membegal karena tuntutan ekonomi. Pria yang hanya lulusan SMA itu belum memiliki pekerjaan.
’’Rencananya, kedua sepeda motor mau kami jual Bang. Uangnya untuk kehidupan sehari-hari, makan dan foya-foya. Saya sudah usaha bekerja sebagai buruh angkut barang, tetapi hasilnya kurang,” bebernya.
Budi mengaku baru kali pertama melakukan pembegalan. ’’Uang juga untuk bayar utang. Saya belum tahu berapa mau dijualnya. Karena sebelum dijual, saya sudah ketangkep,” tutupnya.
Di Lamteng, tim Buru Sergap Polsek Terbanggibesar membekuk residivis Hs alias Ayi (29), warga Kecamatan Waypengubuan. Polisi melumpuhkan kaki Ayi dengan peluru lantaran melawan.
Kapolsek Terbanggibesar Kompol Zulman Topani menjelaskan, berdasar laporan polisi (LP), tersangka telah tujuh kali membegal di wilayah hukumnya. Selain itu juga masuk daftar pencarian orang (DPO) Polda Lampung dan Mabes Polri sejak 2012. ’’Dia ditangkap di Terbanggibesar pukul 03.00 WIB kemarin (4/3, Red),” ujar Zulman.
Kapolsek melanjutkan, tersangka beraksi di tempat sepi seperti persawahan. Sasarannya petani yang sedang bekerja di sawah dan memarkir motor di pinggir jalan. Tidak jarang, tersangka meminta motor secara paksa. Saat ini, kepolisian masih mendalami keterlibatan tersangka lain.
Selain tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti (BB) berupa satu badik milik tersangka. Kapolsek mengatakan, Ayi dijerat pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Menurut Ayi, dirinya sempat membegal polisi yang berdinas di Lampung Utara (Lampura) beberapa waktu lalu di jalan lintas tengah (jalinteng) Waypengubuan. Zulman membenarkan hal tersebut. Saat itu, kata Zulman, anggota yang menjadi korban tengah melintasi lokasi bersama istri.
Bentuk Tim Khusus
Jajaran Polres Lampura benar-benar geram terhadap aksi begal di empat lokasi, Selasa (3/3). Karenanya, mereka kemarin membentuk tim khusus. Puluhan personel bersenjata lengkap akan ditempatkan di sejumlah titik rawan, khususnya wilayah dalam perkotaan Kotabumi dan jalan lintas tengah Sumatera (jalintengsum).
’’Kita nyatakan perang dan akan bertindak tegas apabila pelaku tertangkap tangan,” tandas Wakapolres Lampura Kompol Deden Heksaputra kemarin. Beberapa sniper pun ditempatkan di sejumlah area perbatasan Lampura.
Selain membentuk timsus, pihaknya juga menggiatkan patroli yang melibatkan jajaran anggota satlantas, sabhara, resmob, dan intelkam di polres maupun 10 polsek lainnya. ’’Untuk itu, kami meminta peran serta masyarakat mendukung pemberantasan begal ini," tegas Deden.
Kemarin, pihaknya juga membekuk Hamim Jupri (34), tersangka kasus kepemilikan dua senjata tajam yang terjaring razia dan berusaha kabur saat menjalani pemeriksaan di ruangan satreskrim. Namun, warga Desa Sukajaya, Kecamatan Sungkaijaya, itu berhasil ditangkap lagi. (yud/rnn/p2/c1/ade)
2014-2015, Baru Separuh Terungkap
Sepak terjang begal sepanjang 2014 hingga awal tahun ini memang luar biasa. Berdasarkan data kepolisian, per bulan rata-rata terjadi 64 kasus (selengkapnya lihat grafis, Red).
Total selama Januari-Desember 2014 ada 776 kasus pembegalan. Dari jumlah itu, perkara yang terungkap baru separuhnya, atau 388. Begitu pula selama Januari-Februari 2015, terjadi 66 kasus dan yang terungkap setengahnya.
Untuk menyelesaikan PR besar ini, Direktorat Kriminal Umum (Krimum) Polda Lampung mencanangkan tahun 2015 adalah tahun perang terhadap begal. Mereka akan menggelar operasi khusus dan meningkatkan patroli. ’’Bukan hanya begal, tetapi juga preman,” tegas Dirkrimum Polda Lampung Kombespol Purwo Cahyoko kemarin.
Namun, ia mengingatkan upaya membasmi begal ini tak semata tugas polisi. Tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Menurut dia, para begal tersebut tidak akan habis apabila pemerintah tak membuka dan menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat. Ini diketahui dari begal yang tertangkap. Rata-rata berusia produktif, antara 20 sampai 27 tahun.
’’Alasan mereka melakukan perbuatan tersebut, salah satunya karena sulit mencari pekerjaan di Lampung. Sehingga mereka nekat dan mengambil langkah pintas dengan membegal,” paparnya.
Ketua Umum Tim Khusus Pembasmi Begal Kasubdit III AKBP Ruli Andi Yunianto menjelaskan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan polres di masing-masing daerah. Hal ini sebagai langkah untuk mempersempit ruang gerak begal.
Sejauh ini, polisi sudah memetakan lokasi mana saja yang menjadi sarang begal. ’’Bisa saja polisi langsung gerebek tempat-tempat itu. Namun bila polisi salah tangkap, kita juga yang kena,” ingatnya. Prosedurnya untuk menangkap seseorang harus diselidiki dahulu dan dipastikan.
Begal asal Lampung, menurutnya, mempunyai ciri khas. Biasanya saat dimintai keterangan, satu sama lain saling lempar. Misalnya ketika ditanyakan mengenai keberadaan senjata api (senpi) yang mereka gunakan saat beraksi. (mhz/p2/c1/ade)
================================================================================
Lampung Timur, Lampung Utara, dan Bandarlampung Paling Rawan Pembegalan
Teraslampung.com--Data di Polda Lampung menunjukkan Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Utara dan Kota Bandarlampung merupakan tiga daerah paling rawan pembegalan di Lampung.
"Kalau di Lampung Timur yang paling rawan begal di daerah Jabung dan melinting. Sedangkan di Lampura, yakni di Abung Timur dan Selatan. Sementara di Bandar Lampung ada di daerah tanjungkarang barat dan Sukarame," kata Direktur Kriminal Umum Polda Lampung, Kombes Pol Purwo Cahyoko, Rabu (4/3).
Menurut Purwo, para pelaku begal ini setiap menjalankan aksinya mempunyai ciri khas sendiri-sendiri, seperti menggunakan senjata api dan senjata tajam.
"Seperti yang ditangkap di wilayah Jakarta, ciri khas Lampung adalah pelaku begal pakai senjata api," katanya.
Purwo mengaku pihaknya akan bertindak tegas dalam menanangani begal. Dalam tiap penggerebekan, kata Purwo. jika tersangka berusaha melawan atau kabur akan ditindak tegas dengan cara melumpuhkannya dengan timah panas," tegasnya.
Berdasarkan hasil yang diungkap polisi di jajaran Polda Lampung, kata Purwo, rata-rata para pelaku begal berumur kisaran antara 20-25 tahun. "Umuran segitu memang dalam kategori ingin mencoba coba. Sebanyak 30 persen pelaku begal di Lampung masih kategori di bawah umur. sedangkan sisanya berusia 20 sampai 25 tahun,"jelasnya.
Purwo juga mengaku kesulitan saat akan mengungkap jaringan komplotan begal. Pasalnya, jika ada yang tertangkap satu pelaku, banyak yang bungkam. Sehingga pihaknya kesulitan menangkap pelaku lainnya.
"Contohnya begini, kami tangkap satu pelaku, terus saat kami kembangkan ke pelaku lain, lalu dikembangkan lagi, ketemu pelaku lain. Terus ujung-ujungnya, menjerumus ke pelaku pertama tadi," ungkapnya.
===============================================================================
Sehari 4 kali terjadi pembegalan di lampung utara.
Selasa, 3 MARET 2015
TRIBUNNEWS.COM, KOTABUMI - Aksi pencurian motor disertai kekerasan di Kabupaten Lampung Utara, semakin mangkhawatirkan. Bayangkan saja, Selasa (3/3/2015) pagi tadi terjadi sebanyak empat kali, dalam kurun waktu yang hampir bersamaan.
Aksi terakhir menimpa Ahmadi (18) warga Way Abung III, Isorejo, Bungamayang, Lampung Utara. Kejadian yang menimpa siswa SMA swasta di Kotabumi, terjadi pada pukul 07.30 WIB.
Menurut informasi yang dihimpun, Korban mengendarai motor Honda Beat warna hijau nopol BE 4327 JU dari rumahnya hendak berangkat ke sekolah di Kotabumi.
Namun sesampainya di dekat pabrik sinar laut tetiba, dari arah belakang dipepet oleh dua orang tidak dikenal yang mengendarai motor Honda supra x 125 warna hitam lis merah.
Setelah memepet dan memberhentikan korban, seorang pelaku mengambil kunci motor. Korban berusaha melawan dan kemudian kawanan pelaku yang lainnya mencabut golok dan hendak membacok, karena ketakutan korban lari, dan dua pelaku langsung membawa kabur motor korban.
Nasarudin (46) warga Rejosari, Kotabumi Selatan pun menjadi korban pembegalan motor. Ketika ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisian, Polres Lampung Utara, dirinya menerangkan saat itu, akan pergi ke pasar sentral, dengan mengendarai motor Honda Revo A 3747 VR. "Saya dari rumah mau kepasar dengan isteri Meilina (42)," ujarnya.
Setiba, dijalan Soekarno Hatta, tepatnya didepan jalan Bangau V, kendaraan korban di pepet dengan dua orang tidak dikenal. Kemudian, motornya tetiba dipepet, dan seorang pelaku mengacungkan senjata api. Korban dan isterinya yang ketakutan, dan pelaku langsung membawa kabur kuda besinya, sekitar pukul 05.30 WIB.
"Dua pelakunya bersenjata semua, yang bawa motor pakai senpi, yang dibonceng pakai laduk," ujarnya seraya mengatakan saat itu motor yang digunakan merupakan motor bebek jenis Honda tanpa pelat nomor.
Hampir bersamaan, Umiyati (44) warga Jalan Raden Intan, Kota Alam, Kotabumi Selatan juga menjadi korban pencurian motor disertai kekerasan. Menurut informasi yang dihimpun, korban saat itu mengendarai motor Honda Blade BE 6847 JT, pada pukul 05.30 WIB.
Korban, yang hendak pergi kerumah saudaranya. Setibanya di Jalan Soekarno Hatta, desa Mulang Maya, tepatnya disimpang gunung angger, motor korban dipepet enam orang dengan tiga kendaraan. Kemudian, seorang pelaku disalah satu motor langsung mengancam korban dengan golok, akhirnya ibu rumah tangga ini menyerahkan motornya dibawa kabur.
DJohan Yusuf (24) warga Jalan Raden Intan, Kota Alam, Kotabumi Selatan, Selasa (3/3/2015) sekitar pukul 04.00 WIB.
Korban menuturkan, saat itu dirinya bersama dengan dua rekannya, mengendarai motor Jupiter Z BE 7875 JW. Saat itu, dirinya akan masuk ke gang rumahnya, di gang tulang bawang I, dekat perumahan Bank BNI. Dua orang pelaku, langsung menghadang motornya, dan mengacungkan golok serta senjata api.
"Yang bawa motor ngacungin senpi, yang bonceng ngacungin golok," ujarnya ketika ditemui saat melapor ke Polres Lampung Utara, Selasa siang.
Menurut Johan, kejadian tersebut terjadi setelah dirinya membesuk bibinya, yang dirawat di RSU Ryacudu. Selasa (3/3/2015).
Saat pulang, dirinya bersama denga dua rekannya, berboncengan motor. Dirinya akan mengantarkan kerumahnya, masing-masing, yakni di Kampung Baru dan Kotabumi Ilir.
Setelah itu, barulah dirinya pulang kerumah. Namun, belum sampai dirumah, motor korban di todong pelaku. Keduanya, bersenjata api dan senjata tajam.
===========================================================================
Selasa, 3 Maret 2015
Begal Asal Lampung Timur Dihajar Massa, Sering Beraksi di Bandung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Roni Senjaya, tersangka begal asal Lampung Timur, mengaku sudah lima kali melakukan aksinya. Tidak hanya di Bandar Lampung, Roni pernah beraksi di Bandung, Jawa Barat.
Dalam aksinya, kawanan begal Romi beraksi menggunakan senjata api. Roni mengatakan, beraksi di Bandar Lampung sebanyak dua kali. Di Bandung juga pernah tiga kali," papar Roni kepada wartawan, Selasa (3/3/2015). Menurut Roni, motor-motor curian itu ia jual ke daerah Karawang, Jawa Barat.
Satu motor dijual Roni seharga Rp 2 juta. Dari penjualana tersebut, Roni mengaku mendapatkan Rp 1 juta. Uang hasil menjual motor curian itu dipakai Roni untuk membeli pakaian. Roni ditangkap massa saat mencuri motor di daerah Sukarame, Bandar Lampung.
Petugas Polsek Sukarame, Bandar Lampung menangkap satu tersangka pembegalan asal Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. Tersangka yang ditangkap adalah Roni Senjaya (21).
Polisi baru menangkap satu tersangka bernama Roni Senjaya. Yarudi mengatakan, Roni ketika itu beraksi bersama lima rekannya dari Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Lampung Timur.
Lima rekan Roni yang belum tertangkap masing-masing berinisial RK, DD, LK, MR, dan AH. "Mereka masih dalam pengejaran," papar Yarudi kepada wartawan, Selasa (3/3/2015).
Wakil Kepala Polsek Sukarame Ajun Komisaris Yarudi mengatakan, petugas menangkap Roni usai beraksi di depan warung internet (warnet) Jisew Jalan Pulau Karimun Jawa, Bandar Lampung.
"Tersangka mencuri motor korban Janen Hutapea yang diparkir di depan warnet dan ketahuan pemiliknya. Massa lalu mengepung tersangka dan menghakiminya,"
================================================================
LAMPUNG SELATAN
Kamis, 26 Februari 2015
TENTARA DI TEMBAK KAWANAN BANDIT,
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Kapolres Lampung Selatan AKBP Hengki mengatakan, pihaknya akan mengusut kasus tertembaknya anggota TNI AD dari Korem 043/Gatam Bandar Lampung berinisial AN, Kamis (26/2/2015) dini hari.
"Kita akan ungkap kasus ini. Kita masih menyelidiki para pelaku. Kita sudah melakukan olah TKP," terangnya.
Mantan Kapolres Kota Metro itu menegaskan kasus tertembaknya oknum seorang anggota TNI AD murni tindak kriminal.
Seorang anggota TNI AD Korem 043 berinisial Ad terkena tembakan di lengan kiri akibat ulah kawanan penjahat. Ia tertembak saat memergoki tiga terduga pelaku kejahatan yang hendak beraksi di wilayah Canggu, Kalianda, Lampung Selatan pada Kamis (26/2/2015) sekitar pukul 03.30 wib.
Menurut Kapolres Lampung Selatan AKBP Hengki, korban yang hendak kembali ke rumahnya di wilayah Canggu memergoki tiga orang mencurigakan sedang berada di salah satu rumah warga, seperti hendak melakukan pencurian.
Korban kemudian menegur salah seorang pelaku. Namun seorang pelaku justru melepaskan tembakan yang tepat mengenai lengan kiri korban hingga tebus.
"Setelah menembak korban, tiga pelaku langsung melarikan diri ke arah Bandar Lampung dengan menggunakan sepeda motor," papar mantan Kapolres Kota Metro itu.
beberapa kejadian yg ter ekspos...makin masuk ke pelosok desa desa lampung timur, semakin banyak ditemui kejadian serupa.
Diubah oleh embohlali 06-03-2015 10:58
0
29.1K
74


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan