- Beranda
- Komunitas
- Surat Pembaca
Hati-hati Dengan Oknum Telkom Jakarta Selatan


TS
skamalie
Hati-hati Dengan Oknum Telkom Jakarta Selatan
Hari Ahad, 16 Februari 2014 saya mengajukan permohonan pemasangan line telepon baru yang satu paket dengan Speedy melalui layanan 147. Paket INDIHome yang saya minta adalah yang berkecepatan 3 Mbps. Setelah petugas menulis semua data, saya pun mendapatkan tiga nomor registrasi, yaitu nomor registrasi pelanggan, nomor registrasi telepon dan nomor registrasi Speedy. Petugas mengatakan bahwa diperlukan waktu antara seminggu hingga sepuluh hari sampai line telepon baru dan Speedy terpasang.
Hari Rabu, 19 Februari 2014, sekitar jam 10 pagi saya menghubungi layanan 147 untuk mengecek sampai di mana proses permohonan saya itu. Setelah petugas di 147 menanyakan nomor registrasi pelanggan dan mengecek data saya, ia mengatakan bahwa permohonan saya masih dalam antrian. Waktu itu, menurut petugas, sedang dicarikan line teleponnya. Sore hari, sekitar jam 17:00, seseorang menghubungi saya. Karena nomornya tidak tercantum dalam daftar kontak saya, maka saya pun mengirim sms, menanyakan siapa dia. Orang tersebut mengaku bahwa dirinya dari Telkom. Dalam pikiran saya, orang tersebut petugas yang ditugasi untuk survey lokasi. Saya pun menelepon orang tersebut yang kemudian mengaku bernama Tanto (nomor ponselnya 085218680791). Tanto mengkonfirmasi apakah betul saya mengajukan pemasangan line telepon baru sekaligus Speedy. Saya jawab, “Ya”. Tanto juga menyebut nomor registrasi pelanggan dan ternyata benar. Lalu dia mengatakan agar saya besok (yaitu hari Kamis 20 Februari 2014) menyiapkan persyaratannya. Ketika Tanto menyebutkan uang yang harus disediakan, yaitu Rp. 430.000,-, saya protes, “Menurut petugas di 147 saya hanya diminta menyediakan Rp. 105.000,-“. Tanto mengatakan, “Ah itu salah. Petugas di 147 tidak tahu kondisi di lapangan”. Saya tidak mau berdebat di line telepon, dan saya katakan bahwa besok silakan datang.
Hari Kamis, 20 Februari 2014, sekitar jam 10 pagi, Tanto beserta seorang rekannya datang ke rumah. Persyaratan yang diminta adalah fotokopi KTP, fotokopi kartu keluarga, materai Rp. 6000,- dua lembar. Sebelum saya menyediakan uang yang diminta, kembali saya katakan bahwa petugas di 147 mengatakan bahwa jumlah uang yang harus saya bayar hanya Rp.105.000,-. Tanto kembali menegaskan bahwa petugas di 147 itu tidak tahu kondisi di lapangan. Akhirnya, uang sebesar Rp. 430.000,- dan persyaratan lainnya saya serahkan. Selembar kwitansi mereka berikan. Menurut Tanto, esok hari (Jumat 21 Februari 2014), kabel telepon akan dipasang dan Sabtu 22 Februari 2014, Speedy terpasang.
Jumat, 21 Februari 2014 pagi saya sms Tanto, jam berapa mau datang. Tidak ada jawaban. Usai salat Jumat, saya kembali sms dan lagi-lagi tidak ada jawaban. Saya telepon, nomornya tidak aktif. Saya mulai curiga, jangan-jangan saya tertipu. Beberapa jam kemudian saya dihubungi seseorang yang mengaku dari Telkom. Nah, kebetulan nih, pikir saya. Ternyata yang menghubungi saya adalah seorang yang mengaku bernama Yudi, mengkonfirmasi tentang permohonan pemasangan line telepon dan Speedy. Saya pikir dia orang yang hendak survey, tapi ternyata dia hanya akan membantu mencarikan nomor telepon baru. Kepada Yudi saya ceritakan tentang Tanto. Yudi meminta saya agar tidak berburuk sangka dulu, siapa tahu hari Sabtu – seperti yang dijanjikan Tanto – line telepon dan Speedy akan dipasang. Namun, Sabtu dan Ahad berlalu dan makhluk yang bernama Tanto tetap tidak bisa dihubungi. Saya pun yakin bahwa saya resmi ditipu.
Hari Senin 24 Februari 2014, saya menghubungi 147. Setelah menyebutkan nomor pelanggan, petugas mengatakan bahwa data saya tidak bisa dibuka karena “error”. Saya dianjurkan untuk menghubungi Plasa Telkom. Dalam benak saya, “Tanto ini benar-benar hebat, selain menipu orang juga mengacak-ngacak data di Telkom”. Akhirnya saya menuju Plasa Telkom Bintaro. Petugas yang bernama Anja, melayani saya dengan baik. Ternyata untuk mendapatkan paket INDIHome saya hanya diminta melakukan balik nama (sebelumnya atas nama yayasan) dan upgrade kecepatan saja. Ketika saya tanyakan tentang kasus penipuan oknum Telkom, Anja mengatakan bahwa hal itu akan disampaikan kepada atasannya. Menurutnya diperlukan waktu sekitar dua mingguan.
Menurut Yudi yang berkantor di Kandatel Jakarta Selatan, Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan juga menurut Anja, selain saya ada beberapa orang yang juga menjadi korban penipuan oknum Telkom dan belum ada yang tertangkap. Kesimpulan saya, data pelanggan di Telkom tidak aman. Bagaimana mungkin orang bisa mengetahui nomor registrasi pelanggan bahkan nomor ponsel, lalu setelah berhasil menipu orang tersebut menyulap data menjadi “error”.
NB:
Buat agan-agan, jika ada orang yang mengaku dari Telkom, jangan segan-segan untuk menanyakan kartu identitas dan surat tugasnya dan dianjurkan untuk mengambil gambar (memfoto) orang tersebut.
Hari Rabu, 19 Februari 2014, sekitar jam 10 pagi saya menghubungi layanan 147 untuk mengecek sampai di mana proses permohonan saya itu. Setelah petugas di 147 menanyakan nomor registrasi pelanggan dan mengecek data saya, ia mengatakan bahwa permohonan saya masih dalam antrian. Waktu itu, menurut petugas, sedang dicarikan line teleponnya. Sore hari, sekitar jam 17:00, seseorang menghubungi saya. Karena nomornya tidak tercantum dalam daftar kontak saya, maka saya pun mengirim sms, menanyakan siapa dia. Orang tersebut mengaku bahwa dirinya dari Telkom. Dalam pikiran saya, orang tersebut petugas yang ditugasi untuk survey lokasi. Saya pun menelepon orang tersebut yang kemudian mengaku bernama Tanto (nomor ponselnya 085218680791). Tanto mengkonfirmasi apakah betul saya mengajukan pemasangan line telepon baru sekaligus Speedy. Saya jawab, “Ya”. Tanto juga menyebut nomor registrasi pelanggan dan ternyata benar. Lalu dia mengatakan agar saya besok (yaitu hari Kamis 20 Februari 2014) menyiapkan persyaratannya. Ketika Tanto menyebutkan uang yang harus disediakan, yaitu Rp. 430.000,-, saya protes, “Menurut petugas di 147 saya hanya diminta menyediakan Rp. 105.000,-“. Tanto mengatakan, “Ah itu salah. Petugas di 147 tidak tahu kondisi di lapangan”. Saya tidak mau berdebat di line telepon, dan saya katakan bahwa besok silakan datang.
Hari Kamis, 20 Februari 2014, sekitar jam 10 pagi, Tanto beserta seorang rekannya datang ke rumah. Persyaratan yang diminta adalah fotokopi KTP, fotokopi kartu keluarga, materai Rp. 6000,- dua lembar. Sebelum saya menyediakan uang yang diminta, kembali saya katakan bahwa petugas di 147 mengatakan bahwa jumlah uang yang harus saya bayar hanya Rp.105.000,-. Tanto kembali menegaskan bahwa petugas di 147 itu tidak tahu kondisi di lapangan. Akhirnya, uang sebesar Rp. 430.000,- dan persyaratan lainnya saya serahkan. Selembar kwitansi mereka berikan. Menurut Tanto, esok hari (Jumat 21 Februari 2014), kabel telepon akan dipasang dan Sabtu 22 Februari 2014, Speedy terpasang.
Jumat, 21 Februari 2014 pagi saya sms Tanto, jam berapa mau datang. Tidak ada jawaban. Usai salat Jumat, saya kembali sms dan lagi-lagi tidak ada jawaban. Saya telepon, nomornya tidak aktif. Saya mulai curiga, jangan-jangan saya tertipu. Beberapa jam kemudian saya dihubungi seseorang yang mengaku dari Telkom. Nah, kebetulan nih, pikir saya. Ternyata yang menghubungi saya adalah seorang yang mengaku bernama Yudi, mengkonfirmasi tentang permohonan pemasangan line telepon dan Speedy. Saya pikir dia orang yang hendak survey, tapi ternyata dia hanya akan membantu mencarikan nomor telepon baru. Kepada Yudi saya ceritakan tentang Tanto. Yudi meminta saya agar tidak berburuk sangka dulu, siapa tahu hari Sabtu – seperti yang dijanjikan Tanto – line telepon dan Speedy akan dipasang. Namun, Sabtu dan Ahad berlalu dan makhluk yang bernama Tanto tetap tidak bisa dihubungi. Saya pun yakin bahwa saya resmi ditipu.
Hari Senin 24 Februari 2014, saya menghubungi 147. Setelah menyebutkan nomor pelanggan, petugas mengatakan bahwa data saya tidak bisa dibuka karena “error”. Saya dianjurkan untuk menghubungi Plasa Telkom. Dalam benak saya, “Tanto ini benar-benar hebat, selain menipu orang juga mengacak-ngacak data di Telkom”. Akhirnya saya menuju Plasa Telkom Bintaro. Petugas yang bernama Anja, melayani saya dengan baik. Ternyata untuk mendapatkan paket INDIHome saya hanya diminta melakukan balik nama (sebelumnya atas nama yayasan) dan upgrade kecepatan saja. Ketika saya tanyakan tentang kasus penipuan oknum Telkom, Anja mengatakan bahwa hal itu akan disampaikan kepada atasannya. Menurutnya diperlukan waktu sekitar dua mingguan.
Menurut Yudi yang berkantor di Kandatel Jakarta Selatan, Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan juga menurut Anja, selain saya ada beberapa orang yang juga menjadi korban penipuan oknum Telkom dan belum ada yang tertangkap. Kesimpulan saya, data pelanggan di Telkom tidak aman. Bagaimana mungkin orang bisa mengetahui nomor registrasi pelanggan bahkan nomor ponsel, lalu setelah berhasil menipu orang tersebut menyulap data menjadi “error”.
NB:
Buat agan-agan, jika ada orang yang mengaku dari Telkom, jangan segan-segan untuk menanyakan kartu identitas dan surat tugasnya dan dianjurkan untuk mengambil gambar (memfoto) orang tersebut.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 3 suara
Siapa Capres yang sangat berpeluang?
Jokowi
67%
Prabowo
33%
0
4.5K
7
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan