- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
(Heboh) Batu Akik Dijual Perkarung


TS
gheesuke
(Heboh) Batu Akik Dijual Perkarung
Maraknya demam batu akik di Indonesia belakangan ini telah merambah hingga ke pelosok negeri, termasuk di Kepulauan Nias yang terletak di bagian barat pulau Sumatera. Hampir di setiap pinggir jalan di Kota Gunungsitoli dipenuhi oleh pengrajin batu akik yang dikerumini oleh para pecinta batu akik, baik untuk menambah koleksi, menempah maupun hanya sekedar melihat-lihat. Pemandangan ini menjadi sebuah hal yang baru muncul di kota Gunungsitoli beberapa bulan terakhir ini. Termasuk melihat jemari para PNS yang dipenuhi oleh jejalan cincin dengan batu berbagai bentuk, mulai dari yang polos warna-warni hingga bermotif.
Demam batu akik ini membuka mata pencaharian yang baru bagi masyarakat Nias, baik itu sebagai pengumpul, penjual hingga pengrajin. Banyak diantara mereka yang awalnya bekerja sebagai petani karet beralih profesi menjadi penjual atau pengumpul batu akik, seiring merosotnya harga jual karet di Pulau Nias. Ada dua tempat asal batu Akik Nias yang menjadi sumber pengumpulan batu dengan berbagai motif yang unik ini, yakni Sungai Muzoi dan Sungai Mida yang keduanya terletak di Kabupaten Nias Utara. Sudah menjadi hal umum di pinggiran jalan di Kota Gunungsitoli saat ini melihat puluhan pedagang menggelar bebatuan berbagai ukuran yang beralaskan karung ataupun kantongan plastik menunggu para pembeli. Biasanya harga batu akik yang belum jadi ini mulai dari Rp. 50,000 hingga ratusan ribu rupiah, tergantung motif dan bentuknya, namun bila sudah digosok atau dibentuk harganya bisa mencapai ratusan hingga jutaan rupiah.
Hal yang fenomenal yang terjadi belakangan ini, batu akik Nias tidak hanya dijual per buah atau per kilo melainkan sudah dijual per karung. Seperti yang dikutip oleh penulis dari status facebook Agus H. Mendrofa yang merupakan pemilik Hotel Miga Beach dan juga salah satu kolektor batu akik di Kota Gunungsitoli.
Selain dampak positif terhadap meningkatnya perekonomian masyarakat atas meningkatnya minat masyarakat terhadap batu akik ini, perlu juga diperhatikan dampak negatifnya yakni eksploitasi batu akik Nias secara berlebihan tanpa kendali dan regulasi ini yang ke depannya ditakutkan menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan dan juga ancaman habisnya bebatuan akik Nias ini di masa mendatang. Memang tidak dapat dipungkiri efek dilematis dari meningkatnya kegemaran akan batu akik ini. Di satu sisi dapat meningkatkan perekonomian dan di sisi lain ancaman pada alam.
Marilah bijak dalam memanfaatkan hasil alam.
Apakah anda juga merupakan salah satu penggemar batu akik?
Sayangnya, penulis tidak termasuk di dalamnya, saya masih senang merasakan jemari ini polos tanpa pernak-pernik. Semoga tidak sampai ketularan demamnya :-)
Para Pencinta Batu Akik, Jangan lupa kirim ane
atau
ya
Sumur
Demam batu akik ini membuka mata pencaharian yang baru bagi masyarakat Nias, baik itu sebagai pengumpul, penjual hingga pengrajin. Banyak diantara mereka yang awalnya bekerja sebagai petani karet beralih profesi menjadi penjual atau pengumpul batu akik, seiring merosotnya harga jual karet di Pulau Nias. Ada dua tempat asal batu Akik Nias yang menjadi sumber pengumpulan batu dengan berbagai motif yang unik ini, yakni Sungai Muzoi dan Sungai Mida yang keduanya terletak di Kabupaten Nias Utara. Sudah menjadi hal umum di pinggiran jalan di Kota Gunungsitoli saat ini melihat puluhan pedagang menggelar bebatuan berbagai ukuran yang beralaskan karung ataupun kantongan plastik menunggu para pembeli. Biasanya harga batu akik yang belum jadi ini mulai dari Rp. 50,000 hingga ratusan ribu rupiah, tergantung motif dan bentuknya, namun bila sudah digosok atau dibentuk harganya bisa mencapai ratusan hingga jutaan rupiah.
Hal yang fenomenal yang terjadi belakangan ini, batu akik Nias tidak hanya dijual per buah atau per kilo melainkan sudah dijual per karung. Seperti yang dikutip oleh penulis dari status facebook Agus H. Mendrofa yang merupakan pemilik Hotel Miga Beach dan juga salah satu kolektor batu akik di Kota Gunungsitoli.
Quote:
Selain dampak positif terhadap meningkatnya perekonomian masyarakat atas meningkatnya minat masyarakat terhadap batu akik ini, perlu juga diperhatikan dampak negatifnya yakni eksploitasi batu akik Nias secara berlebihan tanpa kendali dan regulasi ini yang ke depannya ditakutkan menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan dan juga ancaman habisnya bebatuan akik Nias ini di masa mendatang. Memang tidak dapat dipungkiri efek dilematis dari meningkatnya kegemaran akan batu akik ini. Di satu sisi dapat meningkatkan perekonomian dan di sisi lain ancaman pada alam.
Marilah bijak dalam memanfaatkan hasil alam.
Apakah anda juga merupakan salah satu penggemar batu akik?
Sayangnya, penulis tidak termasuk di dalamnya, saya masih senang merasakan jemari ini polos tanpa pernak-pernik. Semoga tidak sampai ketularan demamnya :-)
Spoiler for Foto-Foto Batu Akik Nias:
Para Pencinta Batu Akik, Jangan lupa kirim ane


Sumur
Diubah oleh gheesuke 01-03-2015 04:04
0
4.7K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan