Wahana prostitusi tidak saja tersedia di lokalisasi. Sebuah tempat karaoke yang berlokasi di sebuah ruko di Jalan Ngagel Jaya Selatan terungkap menyediakan fasilitas prostitusi. Kemarin tempat esek-esek itu diungkap aparat Polda Jatim.

Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Awi Setiyono menyatakan, modus prostitusi itu sangat rapi dan terselubung. "Prostitusi itu menjadi satu kesatuan pelayanan di tempat tersebut," katanya kepada wartawan.

Tiga orang sudah ditetapkan tersangka. Mereka adalah NY, 20, mucikari; SHD, 29, manajer karaoke; dan ES, 39, pemilik karaoke. Ketiganya ditangkap nyaris bersamaan ketika polisi menggerebek tempat tersebut.

Awi menjelaskan, modus yang dilakukan di tempat karaoke itu cukup terang-terangan. Menurut dia, setiap tamu yang datang langsung diberi tawaran dua layanan. Yaitu, hanya menyanyi didampingi purel atau paket menyanyi plus esek-esek. Untuk tarif menyanyi saja, tempat karaoke tersebut menyediakan beberapa pilihan, bergantung luas ruang. Ada yang Rp 35 ribu, Rp 75 ribu, dan 100 ribu per jam.

Sementara itu, layanan menyanyi plus esek-esek dipatok dengan harga Rp 1,5 juta per orang. Tamu yang datang harus membayar di muka. Setelah itu, tamu dipersilakan memilih purel yang dipajang di akuarium. "Awalnya tamu menyanyi seperti biasa," jelasnya.

Setelah menyanyi, tamu membawa purel yang sudah dipesan tersebut keluar (booking out) dari tempat karaoke dan mencari hotel. Di sanalah mereka melakukan hubungan intim. Setelah esek-esek selesai, purel dikembalikan lagi ke tempat karaoke atau diberi uang agar pulang sendiri dengan menumpang taksi.

Tarif Rp 1,5 juta dibagi rata. Manajemen karaoke mendapat Rp 450 ribu, purel mendapat Rp 1 juta, dan mucikari menerima Rp 50 ribu. Mucikari juga mendapat uang tambahan Rp 100 ribu dari purel yang diorder plus retribusi Rp 2.500 per jam dari purel selama dibawa keluar oleh tamu tempat karaoke.