- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejarah dan asal usul adanya GANG DOLLY di Surabaya
TS
khenoarpegio
Sejarah dan asal usul adanya GANG DOLLY di Surabaya
Dolly atau Gang Dolly adalah nama sebuah kawasan lokalisasi pramuriaan yang terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur “dipajang” di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Itulah mungkin yang ada di benak agan - agan.. Namun demikian, taukah agan - agan sejarahnya? Nah, mari disimak ya...
Gang Dolly ini sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola oleh seorang perempuan keturunan Belanda yang dikenal dengan nama Dolly van der mart.

Dalam buku bertajuk Dolly: Membedah Dunia pramuriaan Surabaya, Kasus Kompleks pramuriaan Dolly oleh Tjahjo Purnomo dan Ashadi Siregar, disebutkan, sebelum perempuan yang dijuluki Tante Dolly mulai 'praktik' di kawasan tersebut, Gang Dolly merupakan makam Tionghoa, meliputi wilayah Girilaya, berbatasan dengan makam Islam di Putat Gede.
Pada 1966, para pendatang menghancurkan makam-makam tersebut. Setahun kemudian,
1967, muncul seorang pramuria perempuan bernama Dolly Khavit. Ia menikah dengan pelaut Belanda dan mendirikan rumah pramuriaan pertama di jalan yang sekarang bernama Kupang Gunung Timur I.
Awalnya Tante Dolly hanya menyediakan beberapa gadis untuk menjadi pekerja seks komersial guna melayani dan memuaskan syahwat para tentara Belanda. Ternyata pelayanan para gadis asuhan Tante Dolly banyak dianggap memusakan. Tidak hanya tentara Belanda, warga pribumi pun lantas mulai mendatangi lokasi tersebut.

Sesuai dengan nama perintisnya, lambat laun lokasi itu pun lebih dikenal sebagai kawasan Dolly. Dolly semakin berkembang pada 1968 dan 1969. Puluhan wisma mulai bermunculan mulai dari sisi jalan sebelah barat, lalu meluas ke timur, hingga mencapai sebagian Jalan Jarak. Kini, keturunan Tante Dolly diyakini masih berada di sekitar Surabaya. Namun, mereka tak lagi meneruskan bisnis yang didirikan leluhurnya itu.

Yang membuat lokasi prostitusi ini menjadi menarik, salah satunya dari cara para pekerja menjajakan dirinya. Layaknya manekin, para PSK seakan memajang dirinya di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Dengan begitu, para konsumen bisa dengan leluasa memilih siapa yang ingin 'menemani' mereka.

Pesatnya pertumbuhan Dolly bahkan menjadikan lokalisasi itu sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. bakan disebut lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand, dan Geylang di Singapura
Begitulah sejarah Gang Dolly gan...


Thanks to http://news.metrotvnews.com/read/201...si-di-surabaya
Gang Dolly ini sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola oleh seorang perempuan keturunan Belanda yang dikenal dengan nama Dolly van der mart.

Dalam buku bertajuk Dolly: Membedah Dunia pramuriaan Surabaya, Kasus Kompleks pramuriaan Dolly oleh Tjahjo Purnomo dan Ashadi Siregar, disebutkan, sebelum perempuan yang dijuluki Tante Dolly mulai 'praktik' di kawasan tersebut, Gang Dolly merupakan makam Tionghoa, meliputi wilayah Girilaya, berbatasan dengan makam Islam di Putat Gede.
Pada 1966, para pendatang menghancurkan makam-makam tersebut. Setahun kemudian,
1967, muncul seorang pramuria perempuan bernama Dolly Khavit. Ia menikah dengan pelaut Belanda dan mendirikan rumah pramuriaan pertama di jalan yang sekarang bernama Kupang Gunung Timur I.
Awalnya Tante Dolly hanya menyediakan beberapa gadis untuk menjadi pekerja seks komersial guna melayani dan memuaskan syahwat para tentara Belanda. Ternyata pelayanan para gadis asuhan Tante Dolly banyak dianggap memusakan. Tidak hanya tentara Belanda, warga pribumi pun lantas mulai mendatangi lokasi tersebut.

Sesuai dengan nama perintisnya, lambat laun lokasi itu pun lebih dikenal sebagai kawasan Dolly. Dolly semakin berkembang pada 1968 dan 1969. Puluhan wisma mulai bermunculan mulai dari sisi jalan sebelah barat, lalu meluas ke timur, hingga mencapai sebagian Jalan Jarak. Kini, keturunan Tante Dolly diyakini masih berada di sekitar Surabaya. Namun, mereka tak lagi meneruskan bisnis yang didirikan leluhurnya itu.

Yang membuat lokasi prostitusi ini menjadi menarik, salah satunya dari cara para pekerja menjajakan dirinya. Layaknya manekin, para PSK seakan memajang dirinya di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Dengan begitu, para konsumen bisa dengan leluasa memilih siapa yang ingin 'menemani' mereka.

Pesatnya pertumbuhan Dolly bahkan menjadikan lokalisasi itu sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. bakan disebut lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand, dan Geylang di Singapura
Begitulah sejarah Gang Dolly gan...


Thanks to http://news.metrotvnews.com/read/201...si-di-surabaya
Diubah oleh khenoarpegio 01-07-2014 10:10
0
13.1K
15
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan