Indonesia saat ini tengah dilanda demam batu akik, fenomena ini seperti nya mampir ke semua penjuru pulau di Indonesia, salah satunya Palembang yang merupakan kota di bagian selatan Pulau Sumatera ini pun terkena virus batu akik yang saat ini tengah menjadi wabah bagi masyarakat.

Untuk menjumpai pusat penjualan batu cincin, saat ini Pasar Cinde telah berubah menjadi pusat batu akik, yang menjual berbagai jenis dan bentuk batu akik, mulai dari kelas biasa sampai dengan kelas nomor wahid, dan tren batu akik telah membuka lahan pekerjaan baru mulai dari petambang, perajin, pedagang, hingga tukang asah batu.

Asep salah seorang penjual bahan batu cincin, yang mengaku sejak fenomena batu cincin ini melanda Palembang, Ia dapat meraup omzet 2 juta rupiah perhari, untuk jenis bahan batu cincin yang paling banyak diburu kolektor adalah jenis Batu Kecubung, Bio Solar, Bungur, Sungai Dare, dan Batu Khas Baturaja, harga bersifat relatif tergantung bahan, kekerasan, serta motif batu.

Ia menjual mulai 25 ribu sampai 350 ribu rupiah, dan untuk pasokan batu dirinya membeli dari pengepul yang dijual dengan harga 200 ribu rupiah perkarung.

Selain pedagang, tukang asah batu pun menjadi peluang usaha, sebab untuk menjadikan satu buah batu akik bernilai jual, tangan dingin tukang asah yang bisa mengubahnya.

Salah satu tukang asah batu yang ditemui di Pasar Cinde, Darwin, baru menjadi tukang asah batu sejak 3 bulan yang lalu, yang sebelumnya bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

Dari profesi baru nya ini, dirinya mengaku kebutuhan sehari-harinya dapat terpenuhi, Ia menambahkan yang sulit dalam pekerjaannya yaitu memotong, dan menghaluskan bahan batu menjadi terlihat cantik pada saat dipasang di cincin.

Saat ini dalam satu hari dirinya dapat mengantongi uang mencapai 200 ribu rupiah.