- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kembangkan Pariwisata Batam menjadi 3 Kawasan. Kampanye "Great Batam"


TS
wong.edan.utd10
Kembangkan Pariwisata Batam menjadi 3 Kawasan. Kampanye "Great Batam"
Gue kurang tau ini masuk dalam kategori berita atau enggak
Tapi karna ada unsur beritanya gue masukin + gue tambahin dikit unsur wisatanya semoga gak salah tempat
Sepi? Ya udah gak papa, udah tau koq kalau berita gini bakalan gak laku, cm pengen share aja
SUMBER :http://batam.tribunnews.com/2015/02/16/kembangkan-pariwisata-batam-dibagi-menjadi-tiga-kawasan
Berita rada jadul
SUMBER : http://batampos.co.id/24-11-2014/inilah-kondisi-pariwisata-di-batam/
Ini sebenarnya yg gue harap + gue tunggu realisasi transcorp yg mau buat wahana bermain sekelas kayak dibandung dan makasar
SUMBER :http://m.liputan6.com/lifestyle/read/2163088/funtasy-island-hadir-lengkapi-pariwisata-batam
Soal kampanye "Great Batam"
SUMBER: http://kepri.antaranews.com/m/berita/31660/menteri-pariwisata-tetapkan-great-batam
Lanjut dibawah
Tapi karna ada unsur beritanya gue masukin + gue tambahin dikit unsur wisatanya semoga gak salah tempat
Sepi? Ya udah gak papa, udah tau koq kalau berita gini bakalan gak laku, cm pengen share aja
Quote:
Batam akan dibagi menjadi tiga kawasan pengembangan pariwisata (kpp). Hal itu sesuai rencana induk pembangunan pariwisata kabupaten/kota yang rancangan peraturan daerahnya sudah disusun sejak tahun 2013 lalu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Yusfa Hendri mengatakan, meski sudah disusun sejak lama, ranperda tersebut belum juga diperdakan. Baru tahun ini, diajukan untuk masuk dalam program legislasi daerah.
"Kita sudah susun dari 2013, tapi belum diperdakan. Baru tahun ini masuk program legislasi daerah dan baru disampaikan tadi. Dengan adanya perda ini diharapkan nanti bisa jadi acuan bagi pemerintah, masyarakat, dan pengusaha dalam pembangunan kepariwisataan di daerah," ujar Yusfa usai rapat paripurna penyampaian dan penjelasan walikota terhadap rancangan peraturan daerah Kota Batam tentang rencana. Induk pembangunan kepariwisataan daerah (rippda), Senin (16/2/2015).
Menurut Yusfa perda tersebut nantinya sebagai pembacaan kawasan. Di perda tersebut Batam dibagi menjadi tiga kpp.
"Pertama kpp Pulau Batam untuk mendukung industri MICE, karena Batam secara infrastruktur sudah cukup mulai dari hotel dan sebagainya. Kedua kpp Bulang dan Belakangpadang untuk wisata budaya dan kuliner. Ketiga kpp Galang dan Galang baru untuk mendukung agrowisata, wisata bahari maritim dan wisata minat khusus seperti tracking, sepeda," tuturnya.
Di setiap kpp akan ada lagi di bawahnya unit kawasan wisata (ukw). Contohnya untuk kpp Pulau Batam, akan ada ukw Nagoya sebagai pusat bisnis, kemudian ukw Nongsa sebagai pusat resort.
Rippda Kota Batam harus mengacu pada Rippda Provinsi Kepri dan nasional. Di provinsi membagi jadi koridor pembangunan pariwisata, koridor satu sampai tujuh.
"Batam menjadi koridor satu. Tourism MICE," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam, Rudi mengatakan dengan Rippda tersebut akan membantu pengembangan pariwisata Batam. Ia pun optimis, dengan mengikuti role dari pusat atau induk yang mengatur akan lebih memudahkan.
"Contohnya, kalau pusat ada mau mengucurkan anggaran untuk pariwisata kita nanti sudah jelas ada lokasi-lokasinya. Ini jugakan diterapkan di seluruh Indonesia," kata Rudi
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Yusfa Hendri mengatakan, meski sudah disusun sejak lama, ranperda tersebut belum juga diperdakan. Baru tahun ini, diajukan untuk masuk dalam program legislasi daerah.
"Kita sudah susun dari 2013, tapi belum diperdakan. Baru tahun ini masuk program legislasi daerah dan baru disampaikan tadi. Dengan adanya perda ini diharapkan nanti bisa jadi acuan bagi pemerintah, masyarakat, dan pengusaha dalam pembangunan kepariwisataan di daerah," ujar Yusfa usai rapat paripurna penyampaian dan penjelasan walikota terhadap rancangan peraturan daerah Kota Batam tentang rencana. Induk pembangunan kepariwisataan daerah (rippda), Senin (16/2/2015).
Menurut Yusfa perda tersebut nantinya sebagai pembacaan kawasan. Di perda tersebut Batam dibagi menjadi tiga kpp.
"Pertama kpp Pulau Batam untuk mendukung industri MICE, karena Batam secara infrastruktur sudah cukup mulai dari hotel dan sebagainya. Kedua kpp Bulang dan Belakangpadang untuk wisata budaya dan kuliner. Ketiga kpp Galang dan Galang baru untuk mendukung agrowisata, wisata bahari maritim dan wisata minat khusus seperti tracking, sepeda," tuturnya.
Di setiap kpp akan ada lagi di bawahnya unit kawasan wisata (ukw). Contohnya untuk kpp Pulau Batam, akan ada ukw Nagoya sebagai pusat bisnis, kemudian ukw Nongsa sebagai pusat resort.
Rippda Kota Batam harus mengacu pada Rippda Provinsi Kepri dan nasional. Di provinsi membagi jadi koridor pembangunan pariwisata, koridor satu sampai tujuh.
"Batam menjadi koridor satu. Tourism MICE," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam, Rudi mengatakan dengan Rippda tersebut akan membantu pengembangan pariwisata Batam. Ia pun optimis, dengan mengikuti role dari pusat atau induk yang mengatur akan lebih memudahkan.
"Contohnya, kalau pusat ada mau mengucurkan anggaran untuk pariwisata kita nanti sudah jelas ada lokasi-lokasinya. Ini jugakan diterapkan di seluruh Indonesia," kata Rudi
SUMBER :http://batam.tribunnews.com/2015/02/16/kembangkan-pariwisata-batam-dibagi-menjadi-tiga-kawasan
Berita rada jadul
Quote:
Batam memiliki keindahan alam yang luar biasa. Tapi sayang tidak dikelola dengan baik. Banyak objek wisata di Batam, tetapi semuanya sangat minim fasilitas. Ini membuat hampir semua objek wisata di Batam tidak ada yang disinggahi wisatawan dalam waktu lama atau long stay.
Wisata bahari, atau wisata laut menjadi andalan Batam. Pulau Abang menjadi kebanggaan. Di sana terdapat gugusan coral yang sangat indah bahkan tidak kalah dari Bunaken. Populasi ikan pun di sana masih sangat banyak, sehingga daerah tersebut juga dijadikan sebagai spot untuk memancing. Beberapa artis sudah pernah menyelam dan menikmati keindahan bawah laut Pulau Abang. Tetapi harus diakui, fasilitas di sana sangat minim.
Untuk mencapai pulau tersebut, terkesan sangat sulit. Di mana kapal atau pompong yang hendak ke sana tidak tersedia setiap saat. Home stay atau rumah tinggal di sana juga sangat minim. Di mana hanya ada empat home stay yang dibangun Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Sementara 15 unit adalah tempat tinggal warga. Pemko beralasan home stay di rumah warga bertujuan agar wisatawan yang berkunjung bisa merasakan sensasi kehidupan orang pulau.
”Itu dikelola masyarakat kelompok sadar wisata, ini juga untuk memberdayakan masyarakat di sana,” kata Kepala Bidang Sarana dan Objek Wisata, Disparbud Kota Batam, Rudi Panjaitan.
Bagaimana dengan alat pendukung menyelam? Rudi menjelaskan, kelompok sadar wisata menyiapkan alat menyelam. Di mana penyelam yang masih pemula akan didampingi seorang penyelam handal. Menurutnya, perjalanan ke pulau ini bisanya bekerja sama dengan travel agent. ”Kalau ke sini langsung ada paket perjalanan wisatanya. Ini kerja sama travel agent. Kita akan terus membenahi Pulau Abang,” ujarnya.
Selain Pulau Abang, objek wisata andalan adalah pantai, seperti Pantai Melayu, Pantai Mirota, Tanjungpinggir, Pantai Setokok, dan Pantai Kampung Melayu di Batubesar, Nongsa. Tetapi hampir semua pantai tersebut tidak ada fasilitas pendukung yang bisa menambah daya tarik pengunjung.
Pantai Melayu di Galang misalnya, sempat menjadi kebanggaan untuk wisata pantai kini sudah nyaris hilang. Bahkan pantai tersebut kini di pagar dengan kawat berduri oleh seorang pengusaha asal Tanjungpinang yang mengklaim sebagai pemilik lahan tersebut. Kios-kios yang dibangun dari APBD dibakar pengusaha tersebut, tetapi tidak ada upaya serius dari Pemko Batam dalam menangani kasus tersebut.
Hampir di semua pantai juga kondisi dan airnya kotor. Fasilitas lain juga tidak ada, bahkan wahana untuk bermain di pantai pun sangat minim. Kios tempat orang berjualan di pantai juga bisa dikatakan tidak tertata dengan rapi.
Demikian halnya dengan wisata sejarah eks kamp pengungsi Vietnam. Kondisinya selalu sama dari dulu sampai sekarang. Angkutan atau akses ke sana sangat minim. Ini membuat warga yang berkunjung harus memiliki kendaraan.
Aman, anggota Komisi II DPRD Kota Batam mengakui fasilitas penunjang dan pendukung pariwisata Batam masih harus ditingkatkan. Khusus untuk Pulau Abang, ia berharap agar promosinya lebih gencar. Akses laut harus lebih mudah. ”Kita ini memiliki alam yang sangat luar biasa. Tetapi kenapa kita tidak mengelolanya dengan baik,” ucapnya. (ian)
Wisata bahari, atau wisata laut menjadi andalan Batam. Pulau Abang menjadi kebanggaan. Di sana terdapat gugusan coral yang sangat indah bahkan tidak kalah dari Bunaken. Populasi ikan pun di sana masih sangat banyak, sehingga daerah tersebut juga dijadikan sebagai spot untuk memancing. Beberapa artis sudah pernah menyelam dan menikmati keindahan bawah laut Pulau Abang. Tetapi harus diakui, fasilitas di sana sangat minim.
Untuk mencapai pulau tersebut, terkesan sangat sulit. Di mana kapal atau pompong yang hendak ke sana tidak tersedia setiap saat. Home stay atau rumah tinggal di sana juga sangat minim. Di mana hanya ada empat home stay yang dibangun Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Sementara 15 unit adalah tempat tinggal warga. Pemko beralasan home stay di rumah warga bertujuan agar wisatawan yang berkunjung bisa merasakan sensasi kehidupan orang pulau.
”Itu dikelola masyarakat kelompok sadar wisata, ini juga untuk memberdayakan masyarakat di sana,” kata Kepala Bidang Sarana dan Objek Wisata, Disparbud Kota Batam, Rudi Panjaitan.
Bagaimana dengan alat pendukung menyelam? Rudi menjelaskan, kelompok sadar wisata menyiapkan alat menyelam. Di mana penyelam yang masih pemula akan didampingi seorang penyelam handal. Menurutnya, perjalanan ke pulau ini bisanya bekerja sama dengan travel agent. ”Kalau ke sini langsung ada paket perjalanan wisatanya. Ini kerja sama travel agent. Kita akan terus membenahi Pulau Abang,” ujarnya.
Selain Pulau Abang, objek wisata andalan adalah pantai, seperti Pantai Melayu, Pantai Mirota, Tanjungpinggir, Pantai Setokok, dan Pantai Kampung Melayu di Batubesar, Nongsa. Tetapi hampir semua pantai tersebut tidak ada fasilitas pendukung yang bisa menambah daya tarik pengunjung.
Pantai Melayu di Galang misalnya, sempat menjadi kebanggaan untuk wisata pantai kini sudah nyaris hilang. Bahkan pantai tersebut kini di pagar dengan kawat berduri oleh seorang pengusaha asal Tanjungpinang yang mengklaim sebagai pemilik lahan tersebut. Kios-kios yang dibangun dari APBD dibakar pengusaha tersebut, tetapi tidak ada upaya serius dari Pemko Batam dalam menangani kasus tersebut.
Hampir di semua pantai juga kondisi dan airnya kotor. Fasilitas lain juga tidak ada, bahkan wahana untuk bermain di pantai pun sangat minim. Kios tempat orang berjualan di pantai juga bisa dikatakan tidak tertata dengan rapi.
Demikian halnya dengan wisata sejarah eks kamp pengungsi Vietnam. Kondisinya selalu sama dari dulu sampai sekarang. Angkutan atau akses ke sana sangat minim. Ini membuat warga yang berkunjung harus memiliki kendaraan.
Aman, anggota Komisi II DPRD Kota Batam mengakui fasilitas penunjang dan pendukung pariwisata Batam masih harus ditingkatkan. Khusus untuk Pulau Abang, ia berharap agar promosinya lebih gencar. Akses laut harus lebih mudah. ”Kita ini memiliki alam yang sangat luar biasa. Tetapi kenapa kita tidak mengelolanya dengan baik,” ucapnya. (ian)
SUMBER : http://batampos.co.id/24-11-2014/inilah-kondisi-pariwisata-di-batam/
Ini sebenarnya yg gue harap + gue tunggu realisasi transcorp yg mau buat wahana bermain sekelas kayak dibandung dan makasar
Quote:
Satu lagi taman rekreasi bertema alam segera dibuka di Indonesia. Kali ini wisatawan lokal dan mancanegara dapat melakukan banyak atraksi di Funtasy Island yang akan dibangun di Batam, Kepulauan Riau. Taman rekreasi ini diharapkan menjadi eco-theme park terbesar di dunia.
Seperti yang dilansir dari Indonesia.Travel, Selasa (20/1/2015), Funtasy Island dibangun di atas pulau seluas 328 hektar tak jauh dari pulau utama Batam. Destinasi ini rencananya akan dibuka pada tahun 2015 dilengkapi dengan vila, fasilitas konvensi, tempat makan dan pusat rekreasi terpadu.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyatakan bahwa ia menyambut baik pembangunan eco-theme park ini karena akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Batam.
"Funtasy Island akan meningkatkan kedatangan wisman ke Indonesia, khususnya ke Batam, terkait target pertumbuhan kunjungan ke Batam sebesar 25% tahun ini," kata Arief Yahya usai menjadi pembicara dalam acara Business Property Outlook of Hotels and Restaurants to face the ASEAN Economic Community 2015, di Jakarta, belum lama ini.
Funtasy Island terletak 6 km dari lepas Pulau Batam dan sekira 16 km dari Sentosa Cove di Singapura. Kawasan wisata eksklusif tersebut dibangun atas kerjasama PT Pulau Batam Marina dengan Funtasy Island Development (FID) dan Seas Funtasy Venture Pte Ltd sebagai pihak pengelola taman.
Taman rekreasi ini menawarkan area-area bertema yang kaya akan keanekaragaman hayati. Pengunjung dijanjikan beragam atraksi menarik dengan wahana ekologi yang ditujukan bagi pecinta alam. Ada aktivitas air seperti snorkeling, diving dan berlayar, juga relaksasi melalui spa, wisata kuliner dan kehidupan malam. Semua itu didukung oleh alam yang indah dari pulau-pulau cantik di Kepulauan Riau
Provinsi Kepulauan Riau sejatinya diberkahi dengan tempat wisata yang melimpah, pantai yang indah dan budaya lokal yang menarik. Laut merupakan hal yang tak bisa dipisahkan oleh penduduk setempat karena mereka mencari nafkah di sini lewat memancing dan berdagang. Ini adalah tempat yang sempurna untuk mendirikan eco-theme park.
Tahap pertama pembangunan eco-theme park dibagi menjadi delapan zona: Avatar Habitat yang menampilkan berbagai jenis burung; Rainforest Paradise khusus flora dan fauna; Simia Adventure dimana seseorang bisa begitu dekat dengan berbagai spesies primata; Mangrove Safari yang menawarkan eksplorasi sungai dan hutan bakau; Riau Jungle Explorer didedikasikan bagi mereka yang ingin merasakan sensasi kehidupan di hutan; Aqua Adventure yang menyajikan petualangan dunia bawah laut; Deep Ocean Wonder yang dirancang memberikan wawasan tentang hampir semua spesies laut di Asia; Dolphin Discovery yang mengajak pengunjung bermain dengan lumba-lumba.
Seperti yang dilansir dari Indonesia.Travel, Selasa (20/1/2015), Funtasy Island dibangun di atas pulau seluas 328 hektar tak jauh dari pulau utama Batam. Destinasi ini rencananya akan dibuka pada tahun 2015 dilengkapi dengan vila, fasilitas konvensi, tempat makan dan pusat rekreasi terpadu.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyatakan bahwa ia menyambut baik pembangunan eco-theme park ini karena akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Batam.
"Funtasy Island akan meningkatkan kedatangan wisman ke Indonesia, khususnya ke Batam, terkait target pertumbuhan kunjungan ke Batam sebesar 25% tahun ini," kata Arief Yahya usai menjadi pembicara dalam acara Business Property Outlook of Hotels and Restaurants to face the ASEAN Economic Community 2015, di Jakarta, belum lama ini.
Funtasy Island terletak 6 km dari lepas Pulau Batam dan sekira 16 km dari Sentosa Cove di Singapura. Kawasan wisata eksklusif tersebut dibangun atas kerjasama PT Pulau Batam Marina dengan Funtasy Island Development (FID) dan Seas Funtasy Venture Pte Ltd sebagai pihak pengelola taman.
Taman rekreasi ini menawarkan area-area bertema yang kaya akan keanekaragaman hayati. Pengunjung dijanjikan beragam atraksi menarik dengan wahana ekologi yang ditujukan bagi pecinta alam. Ada aktivitas air seperti snorkeling, diving dan berlayar, juga relaksasi melalui spa, wisata kuliner dan kehidupan malam. Semua itu didukung oleh alam yang indah dari pulau-pulau cantik di Kepulauan Riau
Provinsi Kepulauan Riau sejatinya diberkahi dengan tempat wisata yang melimpah, pantai yang indah dan budaya lokal yang menarik. Laut merupakan hal yang tak bisa dipisahkan oleh penduduk setempat karena mereka mencari nafkah di sini lewat memancing dan berdagang. Ini adalah tempat yang sempurna untuk mendirikan eco-theme park.
Tahap pertama pembangunan eco-theme park dibagi menjadi delapan zona: Avatar Habitat yang menampilkan berbagai jenis burung; Rainforest Paradise khusus flora dan fauna; Simia Adventure dimana seseorang bisa begitu dekat dengan berbagai spesies primata; Mangrove Safari yang menawarkan eksplorasi sungai dan hutan bakau; Riau Jungle Explorer didedikasikan bagi mereka yang ingin merasakan sensasi kehidupan di hutan; Aqua Adventure yang menyajikan petualangan dunia bawah laut; Deep Ocean Wonder yang dirancang memberikan wawasan tentang hampir semua spesies laut di Asia; Dolphin Discovery yang mengajak pengunjung bermain dengan lumba-lumba.
SUMBER :http://m.liputan6.com/lifestyle/read/2163088/funtasy-island-hadir-lengkapi-pariwisata-batam
Soal kampanye "Great Batam"
Quote:
Menteri Pariwisata Arief Yahya menetapkan Batam Provinsi Kepulauan Riau sebagai wilayah yang menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan wisata dengan sebutan "Great Batam" bersama "Great Jakarta" dan "Great Bali" untuk menggenjot kunjungan wisman ke Indonesia.
"Batam menjadi 'Great Batam', ini untuk memacu kunjungan wisman," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Batam Yusfa Hendri di Batam, Kamis.
Ia mengatakan dalam rapat bersama Kementerian Pariwisata dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam dan Provinsi Kepri di Jakarta awal pekan ini, pemerintah pusat mengungkapkan peran Batam penting dalam peningkatan kunjungan wisman ke Indonesia.
Pemerintah juga siap mendukung segala yang dibutuhkan demi menggenjot kunjungan wisman, terutama dalam hal promosi.
"Sebenarnya maksud pemerintah adalah Kepri, namun akhirnya diputuskan 'Great Batam' karena Batam sudah punya nama besar," kata dia.
Dengan sebutan baru, maka Menteri Pariwisata juga menantang Dinas Pariwisata Kota Batam untuk menyerap 1,65 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada sepanjang 2015.
"Kota Batam diharapkan dapat menyerap kunjungan wisman 1,65 juta. Ini di atas target yang kami buat sendiri sebanyak 1,512 juta pada 2015," kata Yusfa Hendri.
Batam juga ditetapkan sebagai prioritas dalam pengembangan pariwisata dengan ikon "Great Batam" bersama "Great Jakarta" dan "Great Bali".
Mengenai tantangan dari Kementerian Pariwisata untuk menggenjot kunjungan wisman di 2015, Kepala Dinas optimistis mampu memenuhinya.
Padahal, anggaran yang disiapkan untuk Dinas Pariwisata dari APBD Kota Batam relatif kecil, hanya Rp5 miliar.
"Kami optimis, dengan adanya tujuan wisata baru, di antaranya Destinasi Nongsa dan Funtasy Island yang akan dibuka tahun ini," kata dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti mengatakan selain program Great Batam, Kepri juga masuk dalam empat provinsi yang menjadi perhatian Kementerian Pariwisata bersama daerah-daerah perbatasan lainnya.
"Riau, Kepri, Kaltim dan Kaltara dipanggil Kementerian sebagai provinsi perbatasan untuk menyamakan program. Empat daerah ini adalah kawasan yang mampu mengejar target pertumbuhan wisman," kata dia.
Daerah perbatasan dipercaya dapat menjadi mendorong kunjungan wisman ke Indonesia.
"Daerah perbatasan menjadi tumpuan harapan pemerintah sebagai kontributor kunjungan wisman ke Indonesia," kata dia.
"Batam menjadi 'Great Batam', ini untuk memacu kunjungan wisman," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Batam Yusfa Hendri di Batam, Kamis.
Ia mengatakan dalam rapat bersama Kementerian Pariwisata dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam dan Provinsi Kepri di Jakarta awal pekan ini, pemerintah pusat mengungkapkan peran Batam penting dalam peningkatan kunjungan wisman ke Indonesia.
Pemerintah juga siap mendukung segala yang dibutuhkan demi menggenjot kunjungan wisman, terutama dalam hal promosi.
"Sebenarnya maksud pemerintah adalah Kepri, namun akhirnya diputuskan 'Great Batam' karena Batam sudah punya nama besar," kata dia.
Dengan sebutan baru, maka Menteri Pariwisata juga menantang Dinas Pariwisata Kota Batam untuk menyerap 1,65 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada sepanjang 2015.
"Kota Batam diharapkan dapat menyerap kunjungan wisman 1,65 juta. Ini di atas target yang kami buat sendiri sebanyak 1,512 juta pada 2015," kata Yusfa Hendri.
Batam juga ditetapkan sebagai prioritas dalam pengembangan pariwisata dengan ikon "Great Batam" bersama "Great Jakarta" dan "Great Bali".
Mengenai tantangan dari Kementerian Pariwisata untuk menggenjot kunjungan wisman di 2015, Kepala Dinas optimistis mampu memenuhinya.
Padahal, anggaran yang disiapkan untuk Dinas Pariwisata dari APBD Kota Batam relatif kecil, hanya Rp5 miliar.
"Kami optimis, dengan adanya tujuan wisata baru, di antaranya Destinasi Nongsa dan Funtasy Island yang akan dibuka tahun ini," kata dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti mengatakan selain program Great Batam, Kepri juga masuk dalam empat provinsi yang menjadi perhatian Kementerian Pariwisata bersama daerah-daerah perbatasan lainnya.
"Riau, Kepri, Kaltim dan Kaltara dipanggil Kementerian sebagai provinsi perbatasan untuk menyamakan program. Empat daerah ini adalah kawasan yang mampu mengejar target pertumbuhan wisman," kata dia.
Daerah perbatasan dipercaya dapat menjadi mendorong kunjungan wisman ke Indonesia.
"Daerah perbatasan menjadi tumpuan harapan pemerintah sebagai kontributor kunjungan wisman ke Indonesia," kata dia.
SUMBER: http://kepri.antaranews.com/m/berita/31660/menteri-pariwisata-tetapkan-great-batam
Lanjut dibawah
0
5.1K
Kutip
36
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan