Quote:
suatu pagi, di sebuah rumah megah di perkotaan. .
lina (seorang pembantu) : selamat pagi tuan nelson , sarapan sudah saya siapkan
nelson (pengacara, penggemar bola, pemilik rumah) : baiklah. . . . hey, di mana istriku mila? panggilkan dia
lina : baik tuan (ah, kapan orang tua brengsek dan istrinya yang seperti nenek sihir ini mati)
lalu lina bergegas memanggil nyonya mila.
mila : ada apa kau memanggilku?
nelson : sudah saatnya kita membicarakan siapa yang akan mewarisi harta kita? seperti kau tau, tidak ada anak kita yang berbakti, semua hanya tau berfoya-foya.
bagaimana kalau kita wariskan harta kita pada lina? kita kan sudah menganggap dia seperti anak sendiri.
mila : sepertinya dia orang yang baik, sudah bertahun tahun mengabdi. namun aku merasa ada yang aneh dengan dia.
lalu datang ketiga putra mereka yang pergi semalaman. . joe, andrew, dan richard. mereka pulang dalam keadaan mabuk berat.
nelson : anak macam apa kalian! pergi!
seakan tak mendengar ayahnya berkata, mereka bertiga langsung naik ke kamar.
nelson : anak brengsek!
mila : sudah yah, biar aku yang mengurus mereka
lalu mila pun pergi.
waktu menunjukan jam 11 siang. tiba2 terdengar tembakan.
seluruh penghuni rumah belari menuju sumber suara. ternyata lina ditemukan tak bernyawa di ruang koleksi nelson.
dalam penyelidikan, terungkap bahwa dia menggenggam sebuah tiket bertuliskan "uefa , final štage 1995 - 1996"
fabio (tukang kebun) "saya sedang mengasah pisau saat kejadian"
nelson "dia sudah seperti anakku sendiri"
mila "terdiam , seperti shock"
ketiga anak nelson "apa yang terjadi?"
emilia (rekan korban) "dia anak yang baik, siapa yang tega melakukannya?"
apkah ini pembunuhan berencana? atau kecelakaan. siapa pelakunya?
apa motifnya?apa buktinya? bagaimana kronologinya?