Warga Aceh menyayangkan sikap Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang mengungkit-ungkit bantuan negaranya untuk membantu korban tsunami Aceh pada 2004 silam. Ini merupakan bagian dari cara Abbot menekan pemerintah Indonesia agar tidak mengeksekusi mati dua sindikat narkoba asal Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

Muhammad Riza, seorang korban tsunami Aceh, mengatakan pernyataan tersebut menunjukkan sikap kekanak-kanakan dari Abbott yang mengungkit bantuan untuk pemulihan tsunami Aceh sekitar US$ 1 juta. "Enggak masuk akal saja, bantuan kok disinggung balik. Kalau enggak ikhlas, masyarakat akan kembalikan," katanya kepada Tempo, 21 Februari 2015.

Karena itu, Riza mendukung gerakan yang diluncurkan netizen Aceh dengan tanda pagar #KoinuntukAustralia dan #CoinforAbbott. Saat ini, gerakan di media sosial itu menyebar cepat di kalangan warga Aceh.

Riza menuliskan dalam akun Twitter miliknya dengan sikap kesal, @TonyAbbottMRH you are pure seungke... #KoinuntukAustralia.” Pure seungke bukan bahasa Inggris, tapi kiasan bahasa Aceh yang artinya orang yang suka meminta kembali bantuan akan mengalami penyakit puru (penyakit kulit) pada siku tangannya.

Gerakan #KoinuntukAustralia di media sosial sudah muncul sejak 18 Februari 2015, di-posting oleh akun @MAdamrah. Selanjutnya, kampanye itu ramai di media sosial. Para netizen ikut me-mention akun resmi Perdana Menteri Australia itu.

Akun @IndieGem ikut mengajak masyarakat Aceh untuk tidak menghakimi warga Australia, tapi hanya kepada Abbot. Penilaiannya, warga Australia ikhlas membantu korban tsunami sepuluh tahun silam. “#CoinForAustralia #KoinuntukAustralia itu ditujukan kepada @TonyAbbottMHR atas ungkapannya, sekali lagi bukan pada warganya. Terima kasih ,” cuit @IndieGem.

Sampai saat ini, gerakan sosial #KoinuntukAustralia terus dikampanyekan di media sosial dan BlackBerry Messenger (BBM). Banyak pengguna BBM di Aceh yang mengubah fotonya dengan beberapa koin yang disusun melingkar pada kertas yang bertuliskan “#KoinuntukAustralia”.


SUMBER