- Beranda
- Komunitas
- Games
- Can You Solve This Game?
[Detektif Zen] Chess Murderer
TS
Aku.bukan.dewa
[Detektif Zen] Chess Murderer
Permulaan cerita :
Aku, detektif Zen, saat ini sedang berada di sebuah kawasan kumuh di pinggiran Jakarta untuk menyelidiki sebuah kasus pembunuhan. Hujan deras dari kemarin malam masih mengguyur daerah ini. Menariknya, menurut kesaksian para warga, pembunuhan tersebut juga terjadi saat hujan turun. Aku seperti berada di sebuah kondisi de javu.
Korban bernama Hendra, 44 tahun. Malam itu, ia sedang berada di sebuah warung kopi bersama lima orang lainnya. Seperti malam-malam lainnya, ia menghabiskan malam di warung kopi itu untuk sekedar bermain kartu atau catur dengan yang lain. Tetapi, malam itu berbeda dari biasanya. Salah satu saksi bernama Yanto, 50 tahun, berkata bahwa gelagat Hendra malam itu tidak seperti biasa. Ia tampak gelisah. Saat mereka berdua bermain catur ia menanyakan hal tersebut. Hendra hanya menjawab santai "Ah, bukan apa-apa. Nggak ada apa-apa, To". Yanto akhirnya tidak menanyakan hal itu lagi. Sekitar 15 menit kemudian seorang hansip berteriak dari kejauhan. "Kebakaran, kebakaran!!"
Sontak saja mereka yang sedang berada di warung kopi berlari menuju sumber suara. Yang menjadi tidak terduga adalah kebakaran terjadi di rumah Hendra. Api melahap dengan cepat dan menyambar beberapa rumah di dekatnya. Beruntung tidak lama kemudian hujan turun sehingga membantu para warga dalam memadamkan api. Istri dan kedua anak Hendra selamat dari kebakaran tersebut.
Tapi di tengah kebakaran itu istri Hendra menemukan keanehan. Suaminya tidak berada di lokasi. Ia bertanya pada Joko, 51 tahun. Seingat Joko, Hendra sudah berlari bersama yang lain menuju ke rumahnya. Istrinya langsung berlari ke warung kopi mencari suaminya. Sebuah pemandangan yang mengagetkan kembali dilihatnya. Suaminya sudah tergeletak tak bernyawa di meja dengan sayatan di leher. Aku menduga ia dibunuh saat situasi panik. Sungguh sebuah kebetulan yang sangat aneh dan tidak wajar. Kebakaran dan pembunuhan yang dialami oleh orang yang sama.
Aku menemukan beberapa barang bukti di TKP :
1. Pisau yang diduga digunakan oleh pelaku, tapi tidak terdapat sidik jari.
2. Bidak ratu dan kuda hitam, serta raja putih yang disisakan di atas papan catur. Menariknya, posisi bidak raja putih berada di ujung dan sedang di-skak bersamaan oleh ratu dan kuda.
3. Handphone korban. Ada 6 misscall dari istri korban antara pukul 23.45-23.50. Dengan kata lain misscall oleh istrinya dilakukan saat kebakaran terjadi.
Berikut kesaksian kelima orang ditambah istri dan pemilik warung kopi.
1. Lina, istri korban, 36 tahun : Saat itu saya sedang berada di kamar sedang tidur. Tiba-tiba saya terbangun dikagetkan oleh pintu rumah yang diketok dengan keras memanggil-manggil nama saya dan para warga berteriak kebakaran. Saya langsung membangunkan kedua anak saya dan kami berlari keluar rumah. Kebakaran terjadi di lantai atas. Saya belum tau apa penyebabnya, tapi listrik di rumah kami akhir-akhir ini sering padam. Hanya beberapa menit lalu menyala kembali. Saya heran hanya rumah saya yang mati listrik.
2. Yanto, teman korban, 50 tahun : Saya sangat kaget saat mengetahui kondisi Hendra. Padahal beberapa menit sebelumnya kami masih main catur bersama. Dia memang tampak gelisah malam itu. Saat saya tanya, dia hanya menjawab tidak ada apa-apa. Begitu mendengar hansip berteriak saya langsung berlari. Saya lupa apakah Hendra ikut berlari karena saya dalam keadaan panik. Dia adalah salah satu lawan catur terberat saya.
3. Joko, teman korban, 51 tahun : Seingat saya Hendra sudah berlari bersama kami semua saat itu. Saya amat terkejut saat ia terbunuh dengan kondisi mengenaskan. Saya tidak menyangka. Tapi setau saya dia sedang terlilit hutang karena dia menceritakannya kepada saya beberapa hari yang lalu. Semoga keluarganya diberikan ketabahan.
4. Tedjo, teman korban, 48 tahun : Udara saat itu sangat dingin. Memang hujan deras saat ini sering mengguyur daerah kami. Saya tidak menyangka kejadian ini dialami oleh Hendra. Dia adalah orang yang baik dan ramah. Dia membantu saya membetulkan saluran air rumah yang sering bocor dan kami juga saling menjadi teman curhat saat cobaan kehidupan datang. Saat rumahnya bocor karena gentengnya rusak saya ganti membantu dia. Sayang sekali orang sebaik dia harus pergi dengan cara seperti ini.
5. Ben, teman korban, 52 tahun : Saat itu saya, Joko, Tedjo dan Ferry sedang bermain kartu seperti biasa. Tiba-tiba hansip berteriak kebakaran. Kami semua langsung berlari ke sumber suara. Ternyata rumah Hendra yang terbakar. Tapi saya tidak sadar Hendra tidak berada di lokasi karena saya dan warga lain sibuk memadamkan api. Semoga Hendra diberikan tempat terbaik di sisiNya.
6. Ferry, pemilik warung, 48 tahun : Hendra tiap malam selalu ke warung saya untuk bermain kartu, catur, atau sekedar memesan kopi hitam. Beberapa hari yang lalu dia bercerita istrinya bersikap aneh. Pagi-pagi sekali istrinya sudah bangun dan menyiapkan teh serta pisang goreng, makanan kesukaannya. Padahal kata dia istrinya jarang bangun sepagi itu. Tapi waktu itu saya bilang kepada dia jangan cepat suudzon karena itu tidak baik. Semoga keluarga Hendra diberikan ketabahan dan ketegaran.
Aku mencoba menganalisa semua bukti dan kesaksian yang ada. Dan sepertinya aku sudah menemukan pelakunya.
1. Ada berapa jumlah pelaku dan siapa saja?
2. Apa motif pelaku dan apa maksud bidak catur yang dia sisakan?
3. Apa hubungan antara kebakaran dan pembunuhan tersebut?
Selamat memecahkan gan
Spoiler for Awal:
Aku, detektif Zen, saat ini sedang berada di sebuah kawasan kumuh di pinggiran Jakarta untuk menyelidiki sebuah kasus pembunuhan. Hujan deras dari kemarin malam masih mengguyur daerah ini. Menariknya, menurut kesaksian para warga, pembunuhan tersebut juga terjadi saat hujan turun. Aku seperti berada di sebuah kondisi de javu.
Quote:
Korban bernama Hendra, 44 tahun. Malam itu, ia sedang berada di sebuah warung kopi bersama lima orang lainnya. Seperti malam-malam lainnya, ia menghabiskan malam di warung kopi itu untuk sekedar bermain kartu atau catur dengan yang lain. Tetapi, malam itu berbeda dari biasanya. Salah satu saksi bernama Yanto, 50 tahun, berkata bahwa gelagat Hendra malam itu tidak seperti biasa. Ia tampak gelisah. Saat mereka berdua bermain catur ia menanyakan hal tersebut. Hendra hanya menjawab santai "Ah, bukan apa-apa. Nggak ada apa-apa, To". Yanto akhirnya tidak menanyakan hal itu lagi. Sekitar 15 menit kemudian seorang hansip berteriak dari kejauhan. "Kebakaran, kebakaran!!"
Sontak saja mereka yang sedang berada di warung kopi berlari menuju sumber suara. Yang menjadi tidak terduga adalah kebakaran terjadi di rumah Hendra. Api melahap dengan cepat dan menyambar beberapa rumah di dekatnya. Beruntung tidak lama kemudian hujan turun sehingga membantu para warga dalam memadamkan api. Istri dan kedua anak Hendra selamat dari kebakaran tersebut.
Tapi di tengah kebakaran itu istri Hendra menemukan keanehan. Suaminya tidak berada di lokasi. Ia bertanya pada Joko, 51 tahun. Seingat Joko, Hendra sudah berlari bersama yang lain menuju ke rumahnya. Istrinya langsung berlari ke warung kopi mencari suaminya. Sebuah pemandangan yang mengagetkan kembali dilihatnya. Suaminya sudah tergeletak tak bernyawa di meja dengan sayatan di leher. Aku menduga ia dibunuh saat situasi panik. Sungguh sebuah kebetulan yang sangat aneh dan tidak wajar. Kebakaran dan pembunuhan yang dialami oleh orang yang sama.
Quote:
Aku menemukan beberapa barang bukti di TKP :
1. Pisau yang diduga digunakan oleh pelaku, tapi tidak terdapat sidik jari.
2. Bidak ratu dan kuda hitam, serta raja putih yang disisakan di atas papan catur. Menariknya, posisi bidak raja putih berada di ujung dan sedang di-skak bersamaan oleh ratu dan kuda.
3. Handphone korban. Ada 6 misscall dari istri korban antara pukul 23.45-23.50. Dengan kata lain misscall oleh istrinya dilakukan saat kebakaran terjadi.
Quote:
Berikut kesaksian kelima orang ditambah istri dan pemilik warung kopi.
1. Lina, istri korban, 36 tahun : Saat itu saya sedang berada di kamar sedang tidur. Tiba-tiba saya terbangun dikagetkan oleh pintu rumah yang diketok dengan keras memanggil-manggil nama saya dan para warga berteriak kebakaran. Saya langsung membangunkan kedua anak saya dan kami berlari keluar rumah. Kebakaran terjadi di lantai atas. Saya belum tau apa penyebabnya, tapi listrik di rumah kami akhir-akhir ini sering padam. Hanya beberapa menit lalu menyala kembali. Saya heran hanya rumah saya yang mati listrik.
2. Yanto, teman korban, 50 tahun : Saya sangat kaget saat mengetahui kondisi Hendra. Padahal beberapa menit sebelumnya kami masih main catur bersama. Dia memang tampak gelisah malam itu. Saat saya tanya, dia hanya menjawab tidak ada apa-apa. Begitu mendengar hansip berteriak saya langsung berlari. Saya lupa apakah Hendra ikut berlari karena saya dalam keadaan panik. Dia adalah salah satu lawan catur terberat saya.
3. Joko, teman korban, 51 tahun : Seingat saya Hendra sudah berlari bersama kami semua saat itu. Saya amat terkejut saat ia terbunuh dengan kondisi mengenaskan. Saya tidak menyangka. Tapi setau saya dia sedang terlilit hutang karena dia menceritakannya kepada saya beberapa hari yang lalu. Semoga keluarganya diberikan ketabahan.
4. Tedjo, teman korban, 48 tahun : Udara saat itu sangat dingin. Memang hujan deras saat ini sering mengguyur daerah kami. Saya tidak menyangka kejadian ini dialami oleh Hendra. Dia adalah orang yang baik dan ramah. Dia membantu saya membetulkan saluran air rumah yang sering bocor dan kami juga saling menjadi teman curhat saat cobaan kehidupan datang. Saat rumahnya bocor karena gentengnya rusak saya ganti membantu dia. Sayang sekali orang sebaik dia harus pergi dengan cara seperti ini.
5. Ben, teman korban, 52 tahun : Saat itu saya, Joko, Tedjo dan Ferry sedang bermain kartu seperti biasa. Tiba-tiba hansip berteriak kebakaran. Kami semua langsung berlari ke sumber suara. Ternyata rumah Hendra yang terbakar. Tapi saya tidak sadar Hendra tidak berada di lokasi karena saya dan warga lain sibuk memadamkan api. Semoga Hendra diberikan tempat terbaik di sisiNya.
6. Ferry, pemilik warung, 48 tahun : Hendra tiap malam selalu ke warung saya untuk bermain kartu, catur, atau sekedar memesan kopi hitam. Beberapa hari yang lalu dia bercerita istrinya bersikap aneh. Pagi-pagi sekali istrinya sudah bangun dan menyiapkan teh serta pisang goreng, makanan kesukaannya. Padahal kata dia istrinya jarang bangun sepagi itu. Tapi waktu itu saya bilang kepada dia jangan cepat suudzon karena itu tidak baik. Semoga keluarga Hendra diberikan ketabahan dan ketegaran.
Aku mencoba menganalisa semua bukti dan kesaksian yang ada. Dan sepertinya aku sudah menemukan pelakunya.
Spoiler for PERTANYAAN:
1. Ada berapa jumlah pelaku dan siapa saja?
2. Apa motif pelaku dan apa maksud bidak catur yang dia sisakan?
3. Apa hubungan antara kebakaran dan pembunuhan tersebut?
Selamat memecahkan gan
Diubah oleh Aku.bukan.dewa 17-02-2015 18:01
0
2.9K
Kutip
13
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan