Kaskus

Hobby

ideavolutionersAvatar border
TS
ideavolutioners
Belajar Mencintai Lingkungan Itu Dimulai Dari Kehidupan Pribadi Dulu
Belajar Mencintai Lingkungan Itu Dimulai Dari Kehidupan Pribadi Dulu


Bicara sampah nih, kayaknya sampah udah jadi permasalahan umum yang serius. Semakin banyak manusia berarti semakin banyak juga sampah yang dihasilkan, mengapa? Karena sampah terbanyak itu adalah sampah yang berasal dari rumah tangga, yang berarti kegiatan kita sehari-hari juga jadi salah satu penyebab menumpuknya sampah di bumi tercinta kita ini.

Coba kita renungkan, berapa botol air mineral, berapa bungkus makanan ringan, berapa kopi instan, berapa mie instan, berapa makanan yang kita konsumsi setiap hari? Di era modern ini semua selalu menghasilkan satu hal: sampah plastik yang tidak terurai selama ratusan tahun. Berapa gunungan sampah plastik yang dihasilkan seratus orang selama sepuluh tahun?

Beberapa belas tahun lalu, jika berkunjung ke desa kita akan menemukan alam yang masih benar-benar asli tanpa dikotori sampah buatan manusia. Tapi hari ini jika kita datang ke desa, sampah plastik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pemandangan desa. Sebagai orang yang tinggal di desa, saya memulai Resolusi Hijau dengan mengelola sampah pribadi.

Seperti umumnya pengelolaan sampah, hal pertama yang saya lakukan adalah memilah sampah, yaitu dengan menyiapkan 3 kantong sampah. Kantong pertama untuk sampah dapur atau organik, kantong kedua untuk sampah padat yang bisa didaur ulang seperti kaleng atau botol plastik air mineral, dan kantong ketiga untuk sampah non organik dan plastik lembaran.

Untuk kantong pertama saya membuangnya dengan mengembalikan ke alam. Lebih sering saya kubur di kebun saat sudah penuh, jika terurai akan menjadi pupuk bagi tanah. Dengan penemuan teknologi biopori, sekarang biasanya dipotong-potong dan dimasukan ke dalam biopori di sekeliling rumah. Kantong kedua biasanya penuh setelah 2 minggu. Jika sudah penuh saya memberikannya kepada pemulung “langganan” yang sering lewat di depan rumah. Meskipun bisa dijual saya tidak menjualnya, dan cukup bersyukur dibantu membersihkan sampah dari rumah.

Kantong ketiga adalah kantong sampah paling bermasalah. Mau tidak mau saya harus membakarnya. Ini karena di lingkungan kami tidak memiliki sarana pengelolaan sampah terintegrasi. Andai pun diambil oleh petugas sampah, akhirnya hanya akan dipindahkan ke tempat lain, tidak dimusnahkan dan menumpuk entah sampai kapan.

Ada cara agar sampah tersebut terbakar sampai habis. Saya biasanya mengikat sampah tersebut dalam kantong plastik lalu diletakkan di atas tumpukan bahan yang mudah terbakar, misal kertas. Yang kita bakar adalah kertas yang ada di bawah sampah, perlahan-lahan api akan membesar dan membakar plastik yang berada di bagian atas sampai tak bersisa. Pembakaran juga bisa dilakukan dalam drum logam yang dilubangi.

Selain beberapa cara tersebut saya juga menerapkan beberapa kebiasaan bagi keluarga saya, untuk sebagian orang beberapa kebiasaan tersebut mungkin terlihat sangat aneh. Setelah mengkonsumsi apa pun, bungkusnya yang berupa sampah plastik saya kantongi dan dibawa pulang untuk dibuang di tempat sampah di rumah, atau kebiasaan membawa kantong plastik ketika belanja. Sebagai penikmat kopi, saya lebih suka membeli kopi dalam kemasan besar dibanding sachet kecil sehingga tidak banyak menghasilkan sampah plastik.

Sumber
0
2.5K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan