#GoodCelebration! Yuk, Imlek Menyusuri 8 Pecinan di Indonesia!
TS
BankBCA
#GoodCelebration! Yuk, Imlek Menyusuri 8 Pecinan di Indonesia!
Gong Xi Fa Cai buat Agan-Aganwati yang ngerayain Imlek!
Bagi Agan dan Aganwati yang merayakan, pastinya seru ya kumpul bareng keluarga buat ngerayain tahun baru yang penuh berkah? Nah, ngomongin Imlek pasti gak bakal lepas sama yang namanya Pecinan atau bahasa kerennya Chinatown sebagai tempat tinggal sekaligus pusat budaya warga Tionghoa. Pecinan ini juga merupakan saksi sejarah kalo keturunan etnis Tionghoa juga turut mewarnai sejarah banyak kota di Indonesia. Penasaran kan Pecinan di Indonesia ada di mana aja? Yuk, kita telusurin aja, Gan!
Terletak di sekitar Gang Lombok, kawasan ini memang menjadi salah satu Pecinan paling terkenal di Indonesia. Tak lain tak bukan karena ada Klenteng Sam Poo Kong yang dulu sempat menjadi tempat persinggahan laksamana besar dari negeri China, Cheng Ho.
Selain itu, jika kita melipir dikit ke Gang Warung, kita bakal nemuin Pasar Semawis. Di sini rame banget pas Imlek, Gan. Biasanya ada pertunjukan barongsai, wayang potehi, sampai ke konsultasi Feng Shui. Udah gitu, Pasar Semawis terkenal dengan kulinernya. Mulai dari bakmie, olahan seafood, sampai gudeg, soto babat, lumpia, es puter, dll. *jadi laper*
Kota di Kalimantan Barat ini dijuluki Kota Seribu Klenteng. Di Singkawang, ketika Imlek dan Cap Go Meh biasanya akan ada sebuah atraksi Tatung. Tatung yang berarti orang yang dirasuki roh leluhur atau dewa biasanya menampilkan atraksi ekstrem seperti menusuk pipi dengan jarum besi panjang. Wih, serem amat ya, Gan?
Selain bisa liat Tatung, Agan dan Aganwati juga bisa wiskul icip-icip Chinese food yang jadi khas kota ini, contohnya Kopi Tarik, Bubur Pedas Warung Bendahre, Choi Pow Phan, Liang Tea, Sotong Pangkung, Mie Panjang Umur, dan Bubur Gunting.
Pecinan di ibukota ada di daerah Glodok-Pancoran, Gan. Dihuni sejak tahun 1700-an, daerah ini kini menjadi pusat perdagangan warga keturunan Tionghoa. Yang dijual pun beragam, dari obat-obatan sampai yang paling terkenal elektronik.
Khusus untuk menyambut Imlek, biasanya pedagang di sini mulai menjual pernak-pernik khas Tionghoa beberapa minggu sebelumnya. Untuk Imlek sendiri para warga sini memilih untuk beribadah dan kumpul bersama keluarga. Tapi masih meriah kok kalo Imlek, soalnya bakalan banyak lampion di sana-sini dan juga pertunjukan kembang api.
Warga Tionghoa di sini lebih suka menyebut kawasan ini Kampung Melayu Tionghoa karena mereka lebih ingin membaur dengan budaya dan masyarakat sekitar.
Kawasan ini merupakan salah satu kawasan tertua di Pekanbaru dan terletak di Jl. Dr. Leimena, Kelurahan Sago, Kecamatan Senapelan. Saat Imlek daerah ini penuh dengan lampion dan kembang api. Bahkan beberapa hari yang lalu warga di sini sempat mengadakan Imlek Fair.
Pecinan ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan terletak di Jl. Pemuda. Layaknya di Glodok, Pecinan ini juga menjadi pusat perbelanjaan dan pusat bisnis. Ruas jalan dipenuhi oleh pertokoan yang menjual berbagai macam barang, udah kayak FJB Gan!
Penempatan warga Tionghoa di kawasan ini tak lepas dari kebijakan pemerintah kolonial Belanda dulu yang membagi kota Magelang berdasarkan 3 golongan penduduk: penduduk Eropa, Timur Jauh, dan Bumiputera untuk mempermudah pengawasan. Biasanya saat Imlek, daerah ini rame dengan barongsai dan juga atraksi liong/naga.
Sebenarnya di Surabaya ada beberapa kawasan Pecinan, tapi yang terkenal ya Jembatan Merah sama Kembang Jepun, Gan. Di Kembang Jepun sendiri terdapat Kya-Kya yang jadi pusat kuliner khas Surabaya dan juga Tionghoa. Jangan lupa juga buat mampir ke Klenteng Boen Bio dan Hok An Kiong yang jadi landmark Pecinan di ibukota Jawa Timur tersebut.
Untuk oleh-olehnya, Agan-Aganwati bisa mengunjungi Toko Pia dan Chung Chiu Pia Kemenangan yang lumayan terkenal dengan kue khas Tionghoa-nya.
Jika ditelusuri, Pecinan di Bandung meliputi Jl. Pasar Baru, Jl. ABC, Jl. Banceuy, Jl. Gardu Jati, Jl. Cibadak, dan Jl. Pecinan Bandung.
Arsitektur Pecinan di kota Bandung ini tidak terlalu kentara, konon karena etnis Tionghoa baru masuk ke kota ini pada akhir tahun 1800-an di mana Bandung sudah mulai memasuki era arsitektur modern.
Tempat yang wajib dikunjungi? Ya Kopi Aroma, pabrik kopi klasik yang jadi favorit para wisatawan di Jl. Pecinan Lama. Selain itu tentu saja Pasar Baru bagi yang ingin belanja-belanja.
Konon orang-orang Tionghoa singgah pertama kali di Makassar pada abad ke-14. Ini berarti sudah sekitar 7 abad mereka menempati kota di Sulawesi ini
Kawasan yang berada di seberang Pelabuhan Makassar ini ditandai dengan gerbang berarsitektur Tionghoa. Dua klentengnya yang terkenal adalah Klenteng Chu Su Kong dan Klenteng Ibu Agung Bahari. Sama seperti kebanyakan Pecinan, di sini Imlek dirayakan dengan karnaval budaya yang begitu meriah. Oh iya, buat yang mau belanja pernak-pernik Imlek jangan lupa juga buat mampir ke Pasar Bacan ya.
Seru juga ya kalo Imlek bisa mampir ke tempat-tempat di atas. Apalagi kalo bawa (benda yang satu ini). Ga bakal pusing lagi bayar makan, belanja, bahkan sampai isi bensin di merchant-merchant tertentu.
Nah, ngomong-ngomong ada lagi gak Pecinan yang belum kesebut di atas? Boleh dong kasih tau hehe…