Diplomasi Meja Makan yang Kembali Cairkan Hubungan Jokowi-Mega

Jakarta - Presiden Joko Widodo kembali menjalankan diplomasi meja makan. Kali ini dilakukan bersama pimpinan partai politik di gerbong Koalisi Indonesia Hebat. Melalui meja makan, Jokowi tercatat pernah menyelesaikan sejumlah persoalan.

Seperti, pemindahan pedagang kaki lima di Solo, di Pasar Tanah Abang, hingga relokasi Waduk Pluit. Akankah diplomasi meja makan yang digelar Sabtu kemarin di Solo membawa hasil baik untuk Jokowi?

Dalan acara makan bersama pada Sabtu (14/2) kemarin Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu. Pertemuan yang digelar di tengah polemik pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai kapolri itu menarik perhatian publik.

Maklum sejak nama Komjen Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, hubungan Jokowi dengan Mega tak lagi harmonis. Hubungan keduanya juga dikabarkan sedang membeku, karena Komjen BG tak kunjung dilantik jadi kapolri.

Berdasarkan pengamatan awak media, sehari sebelum pertemuan di meja makan itu, Jokowi dan Mega bahkan tak bertegur sapa cukup lama saat menghadiri acara pembukaan Munas II Hanura di Diamon Convention Hall, Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/2) malam.

Namun saat itu Jokowi buru-buru menepis isu kebekuan hubugannya dengan Mega. Kepada wartawan di akhir acara pembukaan Munas II Hanura, Jokowi mengatakan setiap hari bertemu Mega.

Setelah berjumpa di acara Munas Hanura, Mega dan Jokowi serta ketum-ketum KIH lainnya menggelar pertemuan tertutup di Loji Gandrung, rumah dinas Wali Kota Solo FX Hadi Rudiyatmo yang terletak di Jl Slamet Riyadi, Sabtu (14/2) kemarin. ‎FX Rudi adalah Ketua DPC PDIP Solo.
Sekjen NasDem Patrice Rio Capella menuturkan pertemuan di salah satu ruangan di rumah dinas itu berlangsung cair. Jokowi dan Megawati sudah berbincang-bincang. Rio menepis ada ketegangan.

"Tidak pernah ada hubungan yang panas. Lagipula kalau ada, kan ada NasDem. Kalau ada yang panas kita ademkan, kan namanya panas adem," canda Rio saat berbincang, Sabtu (14/2) kemarin malam.

Pertemuan itu membahas hal-hal serius. Di antaranya soal nasib pelantikan Komjen BG sebagai Kapolri. KIH dan Jokowi, kata Rio, sepakat pengambilan keputusan soal Komjen BG diambil setelah proses praperadilan selesai pada (16/2) besok.

Usai pertemuan tertutup itu, Jokowi dan Mega serta para elite KIH makan bareng di Soto Gading. Nah, di acara makan-makan itu, Jokowi dan Mega makin cair. Menurut Sekjen PKB Abdul Kadir Karding yang ikut dalam makan bareng itu menyebut banyak guyon yang dilontarkan dalam makan-makan itu. Hal-hal serius ditinggalkan, obrolan lebih banyak berisi candaan dan soal makanan. ‎Karding bahkan menyebut hubungan Jokowi-Mega sudah pulih seperti dahulu kala.

"Bu Mega dan Pak Jokowi sudah seperti dahulu kala," tutur Karding saat dihubungi via telepon, kemarin.

Ya, dahulu kala Jokowi dan Mega ‎memang sering bertemu di meja makan, utamanya menjelang Pilpres 2014. Tempatnya bisa di mana saja, di warteg hingga rumah Mega. Pertemuan-pertemuan meja makan itu berujung manis untuk Jokowi, yaitu dukungan untuk maju di Pilpres 2014.

Seiring berjalannya waktu dan kesibukan Jokowi sebagai Presiden, petemuan meja makan makin jarang terjadi. Jika kini Jokowi dan Mega kembali bertemu di meja makan di tengah konflik Komjen Budi, kira-kira apa hasilnya?

Sekjen NasDem Rio Capella mengatakan bahwa Jokowi dan KIH sepakat untuk menunggu proses praperadilan sebelum mengambil keputusan soal Komjen Budi. Padahal sebelumnya Jokowi santer disebut akan membatalkan pelantikan mantan ajudan Megawati itu, bahkan sudah mengantongi nama calon kapolri pengganti Budi.

SUMBER......