Quote:
Sydney - Warga Australia bisa memboikot Indonesia jika pemerintah Indonesia tetap mengeksekusi dua terpidana mati kasus penyelundupan narkoba, kata
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, Jumat (13/2).
Bishop, yang memperjuangkan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran di parlemen, Kamis (12/2), mengatakan situasi semakin memanas karena otoritas
Indonesia berencana mentransfer kedua terpidana itu ke penjara yang dekat dengan lokasi eksekusi.
"Ini adalah situasi yang sangat tegang," kata Bishop
saat diwawancarai Radio Fairfax.
Sejumlah upacara penyalaan lilin sebagai tanda solidaritas telah digelar di seluruh Australia untuk
berharap adanya pengampunan bagi dua warga Australia itu.
Sehingga, kata Bishop, jika dua terpidana mati tersebut tetap menghadapi eksekusi, insiden itu bisa mempengaruhi suasana kebatinan warga Australia
yang bisa berimbas terhadap sektor pariwisata Indonesia.
Dia memperingatkan pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap remeh kekuatan perasaan warga
Australia terhadap Chan dan Sukumaran.
"Saya kewalahan menerima email dan pesan singkat, saya tahu banyak orang telah melakukan acara solidaritas bagi kedua terpidana itu," kata Bishop.
"Saya pikir warga Australia akan menunjukkan penolakan yang dalam terhadap aksi (eksekusi) ini,
termasuk mengambil keputusan soal destinasi liburan mereka."
Hal itu dia katakan karena Pulau Bali telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi utama liburan
warga Australia. Saat ditanya apakah Australia akan
mempertimbangkan menarik para diplomatnya di Indonesia jika kedua warganya tetap dieksekusi,
Bishop mengatakan, "Ini adalah hal yang masih dipertimbangkan."
"Perhatian saya adalah kami ingin adanya komunikasi
antara duta besar kami dan pemerintah Indonesia
tetap terbuka," ujarnya.
Bishop mengatakan dia masih belum menyerah
berharap bagi Chan dan Sukumaran, dua pentolan
jaringan "Bali Nine" penyelundup heroin yang
ditangkap pada 2005 dan divonis hukuman mati
pada 2006.
Tapi Menlu Australia juga menyadari bahwa setelah
lima tahun tak ada eksekusi di Indonesia, Presiden
Joko Widodo telah menyatakan terang-terangan
bahwa pihaknya akan melanjutkan eksekusi bagi para
terpidana mati.
Bishop mengatakan Australia akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menghentikan eksekusi
dilakukan di Indonesia.
"Mengeksekusi dua pria muda ini tidak akan
menyelesaikan persoalan peredaran narkoba di
Indonesia," katanya.
Seniman terkenal Australia, Ben Quilty, yang menjadi
dekat dengan kedua terpidana mati itu selama
empat tahun terakhir, mengatakan situasi semakin
pelik setelah pemerintah Indonesia mengatakan
bahwa keduanya akan ditransfer sesegera mungkin ke
lokasi eksekusi.
Pemerintah Indonesia mengatakan kedua terpidana
itu akan dieksekusi di luar Bali, yaitu di Pulau
Nusakambangan, yang merupakan lokasi lembaga
permasyarakatan dengan sistem keamanan paling
ketat.
"Saya pikir harapan mulai hilang bagi mereka saat
ini dan mereka hanya mencoba menghadapi kejadian
yang akan terjadi," kata Quilty.
http://m.beritasatu.com/dunia/248759-australia-ancam-boikot-indonesia-jika-2-warganya-tetap-dieksekusi-mati.html
Komentar dari rakyat Aussie :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10150496370654978&id=45388134977&refid=17
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10153174931836264&id=104598631263&refid=17
Ada yang pro, ada yang kontra juga...Yang pro : udah tau Indonesia ada hukuman mati, jangan buat ulah..
Yang kontra : Tak manusiawi, Indonesia korup...
Malahan ada yang usul stop bantuan ke Indonesia (lah, mereka yang kasih...kita gak minta

)