thebestfvckerAvatar border
TS
thebestfvcker
Pisau cap Garpu, lambang kriminalitas Palembang/Tujah/senggol Basahh
Pisau Cap Garpu adalah sebuah lambang kelam kriminalitas jalanan dengan senjata tajam dinegeri ini. Pisau inilah yg paling ditakuti oleh banyak orang dan paling dibenci oleh polisi, sekaligus pisau ini adalah alat paling efektif buat ibu ibu memasak didapur. Stigma yg melekat dibenda ini sangat jelek sekaligus bagus, fungsi gandanya membuat persepsi banyak dikalangan masyarakat luas. Ketika melihat sesorang mengamuk sambil mengacungkan pisau ini, hati bisa keder. Dan rasanya, tidak ada satupun pisau dinegeri ini yg sangat populer buat bekerja didapur sekaligus untuk membunuh manusia lain, kecuali hanya Pisau Cap Garpu.

Pisau Cap Garpu sangat dikenal di Sumatra, terutama di Palembang,
Pisau ini mudah dijumpai dipasar bebas dan dijual dimana mana. Fungsinya spt umumnya pisau, yakni dipakai untuk bekerja didapur. Bentuknya sangat sederhana dan simple, finishing nya kasar dan apa adanya.
Namun, selain dipakai untuk didapur, dalam satu abad ini dia kemudian berkembang fungsinya menjadi alat lain yakni untuk berkelahi dijalanan. Tindak kriminal akibat pisau Cap Garpu sangat banyak. Sedemikian banyaknya, sampai ini membuat pusing polisi diwilayah setempat. Bisa dibilang, separuh isi penjara diwilayah tsb dipenuhi kasus kriminal yg melibatkan pisau Cap Garpu.
Korbannya berakhir di RS, cacat atau mati akibat tusukan benda ini. Secara sosio kultural dalam frame kriminalitas modern, pemakaian kata "tujah" atau artinya "menusuk pisau saat berkelahi", melekat kuat bersama dengan Pisau Cap Garpu.

Sebenrnya Cap Garpu Palembang ini mencontoh dari Harder Knife (Harder Solingen) yang notabene merupakan “Made In Jerman”, dimana pisau ini memiliki kisaran harga antara 300 sampai dengan 500 dollar amerika per satuannya, dan para chef di hotel-hotel ataupun resto besar dan ternama yang banyak menggunakan pisau jenis ini ataupun digunakan oleh para serdadu meliter di luar negeri dimana spesifikasi pisau ini terletak pada mata pisau yang tidak cepat rusak karena di buat dari baja putih pilihan , dan badan pisau yang sudah di lapisi dengan magnet, dan sebagai keamanan sarung pisau di buat dengan menggunakan kulit asli.

Di Sumatera Selatan sendiri banyak pengerajin (pandai besi) yang membuat Cap Garpu ini baik dengan kulitas rendah sampai dengan kualitas yang mendekati barang import, di pasar-pasar di kota Palembang banyak kita dapati penjual Cap Garpu ini dari kisaran 20 ribuan sampai dengan harga 300 ribuan. Seperti di kawasan Air hitam, ataupun di kawasan OKI lainnya, di mana Cap Garpu ini di buat dari besi biasa, plat ataupun yang paling bagus adalah dari per mobil Jip Willys.

Banyak ukuran dari Cap Garpu ini dari yang kecil (6 Dim = 16 Cm/ 6 Inchi) sampai ke paling besar yaitu 12 dan 16 Dim (12–16 Inchi), ukuran Dim (Dari kata Decimeter) sering di pakai, semakin besar pisau tersebut sepertinya akan semakin garanglah yang membawanya.

Malahan ada beberapa orang di kota ini yang mengkeramatkan Cap Garpu ini agar tetap tajam saat di gunakan sehingga ada ritual seperti sesaji, yang di lakukan kepada Cap Garpu ini terutama saat malam Jumat, karena ada kepercayaan kalau Cap Garpu di rawat dengan sepenuh hati orang yang kebal sekalipun akan bisa di tembus oleh Cap Garpu ini.

Seperti salah satu adat di daerah Komering “Cap Garpu” ini di pakai dan harus ada saat melakukan lamaran ataupun akad nikah dan “Cap Garpu” nya pun tegolong bagus dengan kisaran harga 250 sampai 300 ribu.

Tetapi kebiasaan tersebut sekarang sudah banyak berkurang seiring dengan perkembangan zaman tradisi “TUJAH” sudah tidak di agungkan lagi apalagi dengan berlakunya perda mengenai sajam di Palembang, sehingga banyak para pembawa Cap Garpu ini merasakan dinginya hotel prodeo. Tetapi bagi sebagian orang Cap Garpu masih tetap memiliki pamor sendiri dengan dimana banyak yang hanya menjadi hiasan di rumah –rumah ataupun menjadi sarana untuk memasak dan keperluan lainnya. Tetapi sampai sekarang “Cap Garpu” tidak kehilangan pamornya di kota ini.

Tujah memakai pisau ini adalah satu penyelesaian antara pria dimana mulut sudah tidak bisa menyelesaikan perbedaan kepentingan diantara keduanya, ada martabat yg dipertaruhkan, atau sebab lain diluar ini yakni misal penodongan dan perampokan. Tidak heran, akibat ekses sosialnya yg begitu besar bisa membuat nyawa melayang membuat Polisi sangat alergi dengan pisau cap Garpu. Hampir disetiap razia jalanan, setiap org yg ketahuan membawa pisau cap garpu, tanpa banyak bicara langsung didapuk kedalam sel penjara.

Nama Pisau Cap Garpu adalah nama pasar (atau disebut juga: garpu 12 dim). Nama ini diberikan karena dibilah pisau itu ada logo berbentuk "garpu". Makanya kemudian diberi nama "Cap Garpu". Semua pandai besi didaerah setempat bisa saja memberikan nama brand pembuatnya, namun tetap disertai dengan logo "garpu" dibilahnya. Tidak ada yg tahu, bagaimana asal usul logo garpu ada disana. Tapi ada dugaan, logo garpu itu adalah salah satu trade mark dari sebuah perusahaan alat dapur rumahtangga (cuttlery) di Jerman, yakni satu kota bernama Solingen yg memang sangat terkenal membuat peralatan cuttlery sejak 2 abad lalu. Salah satu pabriknya yg membuat brand bernama Solingen (sesuai nama kotanya) mempunyai logo dagang memakai garpu itulah. Saya pikir, waktu itu ada importir yg memasukan pisau ini ke Indonesia dan beredar di Sumatra, lalu dikopi bentuknya oleh pandai besi setempat plus dengan logo garpunya. Alhasil, nama "pisau cap Garpu" atau "pisau garpu" sangat dikenal Sumatra.

Pisau cap garpu ini diberikan oleh satu kolega kantor, dia adalah koresponden wartawan Transtv diwilayah Palembang. Ketika membeli ini dia ketakutan membawanya ke Jakarta :-) . Dia bilang, jika ketahuan bawa ini, dia bisa berakhir dipenjara sekalipun alasannya adalah untuk hadiah buat saya. Sambil tertawa saya bilang, masak polisi dikota itu gak tau kamu siapa, kan kamu wartawan disana jadi mereka polisi banyak yg tahu kamu kan? Image pisau ini memang menggetarkan hati, sampai sekarang.

20 tahun silam, membawa pisau dijalanan kota adalah biasa di Palembang kata seorg teman asli sana. Pria harus bawa pisau dipinggangnya. Bahkan ketika dia pindah ke Jakarta , pisau itu juga melekat dipinggangnya sampai 2 tahun dia tinggal disini. Kebiasaannya membawa bawa pisau dilipatan pinggang membuat kakaknya jengkel dan menasehati dia untuk meninggalkan kebiasaan itu.
Situasi jaman kini memang sudah berbeda, apalagi Polisi makin gencar melibas siapapun yg ketahuan membawa Pisau Cap Garpu dipinggangnya, dan tindakan ini cukup efektif membuat berkurangnya ekses perkelahian berbuntut hilang nyawa manusia dijalanan.



http://hsgautama.blogspot.com/2012/0...minalitas.html


Gambar


[img]http://s.kaskus.id/images/2014/03
/15/6397083_20140315045232.jpg[/img]

[img]http://s.kaskus.id/images/2014/03
/15/6397083_20140315045256.jpg[/img]











maaf klo brantakan,ni post ane pertama,msh newbie kk
0
38.9K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan