- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
7 Guitaris Top Dunia dengan Nama Gitarnya yang Melegenda


TS
lolobig
7 Guitaris Top Dunia dengan Nama Gitarnya yang Melegenda

Banyak gitaris dunia yang melegenda karena berbagai alasan; entah karena permainan gitarnya atau karena lagu dan karya yang mereka ciptakan. Jimi Hendrix, B.B King, George Harrison, Jimmy Page, Joe Satriani, Eric Clapton, Eddie Van Halen, Paul Gilbert, Steve Vai, Kirk Hammett, Slash, atau gitaris lainnya merupakan beberapa dari berbagai gitaris dunia yang kini telah mengukir namanya sebagai gitaris legendaris.
Selain karena keterampilan bermain gitar yang mengagumkan, beberapa gitaris juga dikenal dengan nama gitarnya yang unik dan bersejarah sehingga membuat gitar tersebut menjadi keramat dan bernilai sejarah. Beberapa diantaranya seperti “Lucille” milik B.B King, “The Black Strat” yang dimainkan David Gilmour, “Evo” hasil rancangan Steve Vai, hingga “Red Special” yang merupakan gitar rancangan Brian May dan ayahnya.
Quote:
Berikut 7 gitaris top dunia dengan nama gitarnya yang melegenda beserta cerita dibalik gitar tersebut








Quote:
B.B King dan “Lucille”, Sang Penyulut Api Asmara
Majalah musik terkenal, Rolling Stone, menempatkan B.B. King di urutan ke 6 dalam daftar 100 greatest guitarists of all time. King sering dianggap sebagai seorang yang paling mempengaruhi musik blues dengan julukan “The King of Blues”. Ia mampu menggabungkan musik blues, jazz, swing, dan pop dalam rangkaian suara yang unik. Lucille, merupakan sebuah gitar yang menjadi media King dalam bernyanyi seperti ucapannya: “When I sing, I play in my mind; the minute I stop singing orally, I start to sing by playing Lucille.”
Nama “Lucille” diambil dari nama wanita yang jadi rebutan antara dua pria saat King manggung di dalam sebuah dance hall di Twist, Arkansas. Untuk menghangatkan suasana, sekitar wilayah hall dipanaskan dengan api unggun. Saat tengah manggung, tiba-tiba dua pria mulai berkelahi karena urusan wanita, dan menjatuhkan tong minyak tanah sehingga membuat api membesar dan menyebar ke seantero hall. Hall seketika mengalami kebakaran dan semua penonton diarahkan untuk segera meninggalkan ruangan. Saat berhasil keluar dari kobaran api, King sadar kalau gitarnya kesayangannya tertinggal di dalam hall sehingga ia kembali ke dalam ruangan yang tengah berada dalam kebakaran untuk mengambil kembali gitar Gibson kesayangannya.
Dua pria yang berkelahi dan menyulut kebakaran tersebut meninggal terbakar api. King menyadari bahwa dua pria tersebut ternyata berkelahi karena seorang wanita bernama Lucille. King kemudian menamai gitar kesayangannya itu sebagai Lucille sebagai pengingat agar jangan lagi melakukan sesuatu yang tidak penting seperti berlari ke dalam kobaran api kebakaran atau berkelahi karena wanita.
King juga menamai Lucille pada berbagai gitar signature yang digunakannya. Ia kemudian mengadaptasi nama Lucille menjadi sebuah lagu untuk menceritakan sejarah dari nama Lucille pada gitarnya. Selain itu, nama ini juga menjadi nama gitar pada manga “Beck”. Cerita pada manga ini berkisar pada gitar bernama Lucille yang dimainkan oleh salah satu tokoh utama bernama Ryusuke. Lucille merupakan gitar Gibson Les Paul dengan bolongan bekas ditembus tembakan peluru.
Spoiler for :

Majalah musik terkenal, Rolling Stone, menempatkan B.B. King di urutan ke 6 dalam daftar 100 greatest guitarists of all time. King sering dianggap sebagai seorang yang paling mempengaruhi musik blues dengan julukan “The King of Blues”. Ia mampu menggabungkan musik blues, jazz, swing, dan pop dalam rangkaian suara yang unik. Lucille, merupakan sebuah gitar yang menjadi media King dalam bernyanyi seperti ucapannya: “When I sing, I play in my mind; the minute I stop singing orally, I start to sing by playing Lucille.”
Nama “Lucille” diambil dari nama wanita yang jadi rebutan antara dua pria saat King manggung di dalam sebuah dance hall di Twist, Arkansas. Untuk menghangatkan suasana, sekitar wilayah hall dipanaskan dengan api unggun. Saat tengah manggung, tiba-tiba dua pria mulai berkelahi karena urusan wanita, dan menjatuhkan tong minyak tanah sehingga membuat api membesar dan menyebar ke seantero hall. Hall seketika mengalami kebakaran dan semua penonton diarahkan untuk segera meninggalkan ruangan. Saat berhasil keluar dari kobaran api, King sadar kalau gitarnya kesayangannya tertinggal di dalam hall sehingga ia kembali ke dalam ruangan yang tengah berada dalam kebakaran untuk mengambil kembali gitar Gibson kesayangannya.
Dua pria yang berkelahi dan menyulut kebakaran tersebut meninggal terbakar api. King menyadari bahwa dua pria tersebut ternyata berkelahi karena seorang wanita bernama Lucille. King kemudian menamai gitar kesayangannya itu sebagai Lucille sebagai pengingat agar jangan lagi melakukan sesuatu yang tidak penting seperti berlari ke dalam kobaran api kebakaran atau berkelahi karena wanita.
King juga menamai Lucille pada berbagai gitar signature yang digunakannya. Ia kemudian mengadaptasi nama Lucille menjadi sebuah lagu untuk menceritakan sejarah dari nama Lucille pada gitarnya. Selain itu, nama ini juga menjadi nama gitar pada manga “Beck”. Cerita pada manga ini berkisar pada gitar bernama Lucille yang dimainkan oleh salah satu tokoh utama bernama Ryusuke. Lucille merupakan gitar Gibson Les Paul dengan bolongan bekas ditembus tembakan peluru.
Quote:
Steve Vai dan “Evo”, Kepingan Salju yang Tidak ada Duanya
Steve Vai merupakan gitaris solo yang mengawali karir bermusik sebagai anggota band pengiring dari Frank Zappa. Ia sempat tergabung dalam berbagai projek bersama musisi terkemuka lainnya seperti David Lee Roth, Billy Sheehan, Joe Satriani (dalam G3), Whitesnake, dan banyak lagi. Vai memulai solo karir pada 1983 dan telah memenangkan 3 gelar Grammy Awards. Pada 1999, Vai mendirikan label rekaman bernama Favored Nations dan memiliki misi menaungi musisi dengan level permainan tertinggi pada setiap instrumen musik.
Ibanez JEM merupakan gitar signature Vai. Pada 1993, Vai berencana memberikan nuansa klasik pada gitar tersebut dan mengirimkan empat model gitar yang rencananya akan terus digunakan selama ia bermain gitar. Menurut Vai, gitar itu seperti kepingan salju dimana sepertinya tidak ada dua gitar yang persis satu sama lainnya, sehingga penting baginya untuk memiliki model gitar yang paling cocok dengan gaya permainannya. Pada waktu yang sama, Dimarzio terus mengiriminya beberapa prototipe pick-up, dimana salah satu prototipe dipilih Vai dan diberi nama “Evolution”. Vai akhirnya menamai gitarnya, dengan pickup rancangan Dimarzio, sebagai “Evo”. Gitar ini memiliki identitas yang secara estetika sangat berbeda dengan berbagai gitar lainnya. Vai selalu memainkan Evo sejak rekaman album “Sex & Religion” pada 1993.
Spoiler for :

Steve Vai merupakan gitaris solo yang mengawali karir bermusik sebagai anggota band pengiring dari Frank Zappa. Ia sempat tergabung dalam berbagai projek bersama musisi terkemuka lainnya seperti David Lee Roth, Billy Sheehan, Joe Satriani (dalam G3), Whitesnake, dan banyak lagi. Vai memulai solo karir pada 1983 dan telah memenangkan 3 gelar Grammy Awards. Pada 1999, Vai mendirikan label rekaman bernama Favored Nations dan memiliki misi menaungi musisi dengan level permainan tertinggi pada setiap instrumen musik.
Ibanez JEM merupakan gitar signature Vai. Pada 1993, Vai berencana memberikan nuansa klasik pada gitar tersebut dan mengirimkan empat model gitar yang rencananya akan terus digunakan selama ia bermain gitar. Menurut Vai, gitar itu seperti kepingan salju dimana sepertinya tidak ada dua gitar yang persis satu sama lainnya, sehingga penting baginya untuk memiliki model gitar yang paling cocok dengan gaya permainannya. Pada waktu yang sama, Dimarzio terus mengiriminya beberapa prototipe pick-up, dimana salah satu prototipe dipilih Vai dan diberi nama “Evolution”. Vai akhirnya menamai gitarnya, dengan pickup rancangan Dimarzio, sebagai “Evo”. Gitar ini memiliki identitas yang secara estetika sangat berbeda dengan berbagai gitar lainnya. Vai selalu memainkan Evo sejak rekaman album “Sex & Religion” pada 1993.
Quote:
Eddie Van Halen dan “Frankenstrat”, Tak Boleh Ditiru
Eddie Van Halen merupakan gitaris Amerika Serikat kelahiran Belanda keturunan Maluku yang terkenal dengan teknik permainan gitar cepat, penuh tapping, dan menonjolkan suara nyaring beriring distorsi. Pada 2011, majalah Rolling Stone menempatkannya pada urutan ke 8 dalam daftar 100 Greatest Guitarists. Frankenstrat merupakan signature dari Eddie yang kopiannya telah diabadikan di the Museum of American History di Washington D.C.
Frankenstrat mewakili gagasan Eddie Van Halen untuk mengkombinasikan suara klasik pada gitar Gibson dengan atribut fisik yang dimiliki Fender. Telah banyak perusahaan gitar yang mengajak Eddie bekerjasama untuk memproduksi gitar seperti Frankenstrat. Akan tetapi, semua upaya ini ditolak Eddie dan ia seringkali menyesatkan produsen gitar dengan membuat imitasi yang ternyata tidak bisa dimainkan.
Spoiler for :

Eddie Van Halen merupakan gitaris Amerika Serikat kelahiran Belanda keturunan Maluku yang terkenal dengan teknik permainan gitar cepat, penuh tapping, dan menonjolkan suara nyaring beriring distorsi. Pada 2011, majalah Rolling Stone menempatkannya pada urutan ke 8 dalam daftar 100 Greatest Guitarists. Frankenstrat merupakan signature dari Eddie yang kopiannya telah diabadikan di the Museum of American History di Washington D.C.
Frankenstrat mewakili gagasan Eddie Van Halen untuk mengkombinasikan suara klasik pada gitar Gibson dengan atribut fisik yang dimiliki Fender. Telah banyak perusahaan gitar yang mengajak Eddie bekerjasama untuk memproduksi gitar seperti Frankenstrat. Akan tetapi, semua upaya ini ditolak Eddie dan ia seringkali menyesatkan produsen gitar dengan membuat imitasi yang ternyata tidak bisa dimainkan.
Quote:
Brian May dan “Red Special”, Berawal dari Kayu Tua
Terkenal sebagai gitaris Queen, Brian May sering dianggap sebagai sosok yang paling menggambarkan intelektualitas dalam bermusik. Intektualitas yang dimiliki May dapat dilihat tidak hanya melalui karya musik yang fenomenal tetapi juga lewat berbagai aktivitasnya diluar bermusik. May merupakan pemilik gelar Ph.D di bidang astrofisika dan aktif dalam upaya perlindungan hewan. Dalam bermusik, May menggunakan gitar hasil rancangan dirinya bersama sang ayah.
May bersama ayahnya mulai mengerjakan gitar pada Agustus 1963 dan menghabiskan waktu selama dua tahun untuk menyelesaikannya. Bagian neck terbuat dari kayu perapian berusia ratusan tahun milik teman ayahnya yang rencananya akan dibuang. Upaya membentuk neck gitar dari kayu perapian tersebut sangatlah susah karena usia kayu yang sudah tua. Saat neck selesai dikerjakan, May memodifikasi penggunaan titik penanda pada neck menjadi dua titik pada fret ke 7 dan 19, serta 3 titik pada fret ke 12 dan 24. Body gitar dibuat dari kayu oak (yang diambil pada meja tua), blockboard, dan lapisan kayu mahoni. Sementara pick-up gitar menggunakan Burns Tri-Sonic dengan beberapa modifikasi.
Gitar hasil rancangan May akhirnya diberi nama Red Special, dan terkadang disebut juga “Fireplace” atau “Old Lady”. Menurut May, gitar ini merupakan instrumen yang dirancang untuk hidup dan berinteraksi dengannya. Sepanjang perjalanan karir bermusik May, Red Special telah digunakan pada beberapa album Queen dan berbagai konser.
Spoiler for :

Terkenal sebagai gitaris Queen, Brian May sering dianggap sebagai sosok yang paling menggambarkan intelektualitas dalam bermusik. Intektualitas yang dimiliki May dapat dilihat tidak hanya melalui karya musik yang fenomenal tetapi juga lewat berbagai aktivitasnya diluar bermusik. May merupakan pemilik gelar Ph.D di bidang astrofisika dan aktif dalam upaya perlindungan hewan. Dalam bermusik, May menggunakan gitar hasil rancangan dirinya bersama sang ayah.
May bersama ayahnya mulai mengerjakan gitar pada Agustus 1963 dan menghabiskan waktu selama dua tahun untuk menyelesaikannya. Bagian neck terbuat dari kayu perapian berusia ratusan tahun milik teman ayahnya yang rencananya akan dibuang. Upaya membentuk neck gitar dari kayu perapian tersebut sangatlah susah karena usia kayu yang sudah tua. Saat neck selesai dikerjakan, May memodifikasi penggunaan titik penanda pada neck menjadi dua titik pada fret ke 7 dan 19, serta 3 titik pada fret ke 12 dan 24. Body gitar dibuat dari kayu oak (yang diambil pada meja tua), blockboard, dan lapisan kayu mahoni. Sementara pick-up gitar menggunakan Burns Tri-Sonic dengan beberapa modifikasi.
Gitar hasil rancangan May akhirnya diberi nama Red Special, dan terkadang disebut juga “Fireplace” atau “Old Lady”. Menurut May, gitar ini merupakan instrumen yang dirancang untuk hidup dan berinteraksi dengannya. Sepanjang perjalanan karir bermusik May, Red Special telah digunakan pada beberapa album Queen dan berbagai konser.
Quote:
Yngwie Malmsteen dan “Duck”, Karena Stiker Donald Duck
Yngwie Malmsteen merupakan gitaris solo yang terkenal mengusung irama neo-classical dengan gaya bermain gitar ala musik heavy metal. Duck merupakan nama yang diberikan untuk Fender Stratocastor berwarna krem keluaran 1971 milik Yngwie Malmsteen. Nama Duck berasal dari stiker Donald Duck yang ditempel pada head gitar.
Gitar ini dibeli Malmsteen saat ia remaja, tepatnya di Swedia pada 1978. Sekitar 1980-an, Malmsteen magang di sebuah toko gitar dan memperbaiki sebuah kecapi keluaran abad ke 17. Kecapi tersebut memiliki fret cekung seolah bergerigi yang kemudian menginspirasi Malmsteen untuk menerapkan fret serupa pada gitar miliknya. Rancangan fret cekung tersebut kemudian menjadi ciri khas Malmsteen dan ia terapkan pada berbagai gitar lain miliknya.
Spoiler for :

Yngwie Malmsteen merupakan gitaris solo yang terkenal mengusung irama neo-classical dengan gaya bermain gitar ala musik heavy metal. Duck merupakan nama yang diberikan untuk Fender Stratocastor berwarna krem keluaran 1971 milik Yngwie Malmsteen. Nama Duck berasal dari stiker Donald Duck yang ditempel pada head gitar.
Gitar ini dibeli Malmsteen saat ia remaja, tepatnya di Swedia pada 1978. Sekitar 1980-an, Malmsteen magang di sebuah toko gitar dan memperbaiki sebuah kecapi keluaran abad ke 17. Kecapi tersebut memiliki fret cekung seolah bergerigi yang kemudian menginspirasi Malmsteen untuk menerapkan fret serupa pada gitar miliknya. Rancangan fret cekung tersebut kemudian menjadi ciri khas Malmsteen dan ia terapkan pada berbagai gitar lain miliknya.
Quote:
David Gilmour dan “The Black Srat”, Pengganti Gitar yang Dicuri
David Gilmour merupakan gitaris dari group band progressive rock Pink Floyd, sebuah band rock fenomenal yang seluruh albumnya terjual lebih dari 250 juta kopi di seluruh dunia. The Black Strat merupakan nama gitar milik Gilmour, yang juga menjadi salah satu gitar favoritnya, yang pertama kali dimainkan pada Bath Festival tahun 1970.
Gilmour membeli The Black Strat pada 1970 di New York City. Gitar ini merupakan model Fender Stratocaster keluaran 1969 yang ia beli untuk mengganti gitar bermodel serupa yang hilang dicuri beberapa minggu sebelumnya. The Black Strat telah mengalami berbagai modifikasi dan masih digunakan hingga saat ini pada berbagai penampilan Gilmour.
Spoiler for :

David Gilmour merupakan gitaris dari group band progressive rock Pink Floyd, sebuah band rock fenomenal yang seluruh albumnya terjual lebih dari 250 juta kopi di seluruh dunia. The Black Strat merupakan nama gitar milik Gilmour, yang juga menjadi salah satu gitar favoritnya, yang pertama kali dimainkan pada Bath Festival tahun 1970.
Gilmour membeli The Black Strat pada 1970 di New York City. Gitar ini merupakan model Fender Stratocaster keluaran 1969 yang ia beli untuk mengganti gitar bermodel serupa yang hilang dicuri beberapa minggu sebelumnya. The Black Strat telah mengalami berbagai modifikasi dan masih digunakan hingga saat ini pada berbagai penampilan Gilmour.
Quote:
Stevie Rai Vaughan dan “The Number One”, Sang Istri Pertama
Stevie Ray Vaughan merupakan sosok yang dianggap sebagai salah satu gitaris yang paling berpengaruh bagi musik blues pada periode 1980-an. Ia merupakan sosok gitaris yang berperan dibalik momentum ledakan musik blues pada era 1980-an. Number One merupakan gitar pertama yang digunakan Vaughan dengan berbagai sejarah menarik di dalamnya.
Pada 1961, Vaughan memperoleh Number One dari Ray Hennig, pemilik toko musik di wilayah Austin. Awalnya, Vaughan meminjam gitar ini untuk keperluan konser. Akan tetapi, ia begitu menyukainya sehingga menawarkan barter dengan gitar Stratocaster baru miliknya. Vaughan memodifikasi beberapa bagian Number One dan menambahkan stiker bertuliskan “SRV”. Setelah kematiannya pada 27 Agustus 1990, beredar rumor bahwa gitar Number One turut dikuburkan bersamanya, akan tetapi, beberapa sumber terpercaya menyatakan bahwa gitar ini masih dijaga oleh saudara Stevie.
Spoiler for :

Stevie Ray Vaughan merupakan sosok yang dianggap sebagai salah satu gitaris yang paling berpengaruh bagi musik blues pada periode 1980-an. Ia merupakan sosok gitaris yang berperan dibalik momentum ledakan musik blues pada era 1980-an. Number One merupakan gitar pertama yang digunakan Vaughan dengan berbagai sejarah menarik di dalamnya.
Pada 1961, Vaughan memperoleh Number One dari Ray Hennig, pemilik toko musik di wilayah Austin. Awalnya, Vaughan meminjam gitar ini untuk keperluan konser. Akan tetapi, ia begitu menyukainya sehingga menawarkan barter dengan gitar Stratocaster baru miliknya. Vaughan memodifikasi beberapa bagian Number One dan menambahkan stiker bertuliskan “SRV”. Setelah kematiannya pada 27 Agustus 1990, beredar rumor bahwa gitar Number One turut dikuburkan bersamanya, akan tetapi, beberapa sumber terpercaya menyatakan bahwa gitar ini masih dijaga oleh saudara Stevie.
Quote:

Diubah oleh lolobig 05-02-2015 06:58
0
9.6K
Kutip
58
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan