#1 Jangan Takut Naik Gunung: Tata cara PUP di Gunung
TS
majuki804
#1 Jangan Takut Naik Gunung: Tata cara PUP di Gunung
Quote:
Pernahkah kamu menyadari bahwa teknologi Toilet adalah salah satu penemuan paling oke yang pernah ditemukan oleh manusia. Bagaimana kalau di dunia ini tidak ada WC. Mungkin di bumi kita tercinta ini tidak hanya kotor dengan polusi udara tetapi juga polusi kotoran manusia yang dengan mudahnya kita temukan dimana-mana.
Bayangkan. Saat ini tengah malam. Kamu tertidur nyenyak di dalam kantong tidurmu sementara di luar sana badai hingga tendamu bergoyang ke sana kemari. Di luar basah dan dingin. Mungkin suhu udara bisa mencapai 10 derajat celcius. Kamu bisa menggigil begitu terhantam suhu udara seperti itu. Akan tetapi di tengah tidurmu, tiba-tiba perutmu bergejolak luar biasa. Panggilan Alam Tiba di saat tidak tepat!
"Bagaimana caranya kalau mau buang air besar di Gunung?" tanya teman perempuan yang saya ajak naik gunung. Pertanyaan itu selalu menjadi pertanyaan paling pertama yang diajukan orang kebanyakan begitu mendengar kata "naik gunung".
Mulai saat ini sebut saja kegiatan PUP ini sebagai "Panggilan Alam" ketika setiap pendaki seperti secara alamiah di pagi hari atau sore hari atau di saat-saat yang tidak bisa didefinisikan akan berpisah dari rombongan dan masuk ke salah satu sudut hutan sendirian sambil membawa-bawa sekop atau golok.
Pertama kali mendaki gunung, saya habis-habisan menahan diri agar saya tidak melakukan hal tersebut. Beberapa teman yang juga tidak biasa melakukan itu bahkan sampai membawa buah salak atau meminum obat anti diare agar tidak buang air besar. Untuk perjalanan pendek semisal 2 hari 1 malam atau 3 hari 2 malam itu mungkin saja berhasil. Lalu bagaimana kalau kita harus melakukan perjalanan lebih dari 4 hari di hutan? Apakah terus-terusan menahan panggilan alam? Hehe....
Spoiler for Minum Kopi Dulu:
Sewaktu pada akhirnya saya terpaksa tak bisa menahan panggilan alam, saya toh akhirnya belajar juga untuk membiasakan melakukan ritual panggilan alam saya setiap pagi. Seru sekali ternyata. Setiap pagi biasanya teman-teman yang laki-laki sibuk nyari kopi yang katanya bisa memperlancar ritual panggilan alam. Selepas itu mules-mules pun datang lalu mereka secara bergiliran atau bahkan terkadang bersama-sama menjuh dari camp dan kemudian menghilang ke dalam hutan. Serius! kopi ternyata bisa memperlancar pencernaan
Spoiler for Cari Teman:
Cewek adalah jenis mahluk yang paling takut apabila melakukan hal "ini" sendirian. Terutama sekali apabila baru pertama kali melakukannya. Rasa canggung karena harus melakukan ritual pagi yang berbeda dar kebiasaan kalau di kota. Tidak ada air, tidak ada wc, dan tentu saja di lakukan di alam terbuka. Tidak ada sekat-sekat, hanya pohon-pohon dan semak-semak.
Spoiler for Pilih Tempat Yang Sesuai:
Pastikan kamu menemukan tempat yang sesuai untuk buang air besar. Tempat itu sedikit menjauh dari camp. Kenapa? supaya tidak ada yang melihat. Selain itu, jangan Buang Air di Jalur. Banyak teman cewe yang takut jauh-jauh akhirnya lebih milih pup di jalur. Sedikit ga lucu kalau ketika sedang melakukan itu ternyata ada pendaki yang lewat. Kan gak enak juga ya.. cantik-cantik tapi posisinya lagi ga cantik.
Spoiler for Jangan Pup di Sumber Air dan Sarang Binatang atau Jurang:
Jangan PUP di sumber air karena bisa mengotori sumber air. Paling tidak ambil jarank 200 kaki dari sumber air. Itu jarak teraman agar kita tidak mengotori sumber air. Selain itu juga hindari untuk PUP di sarang binatang misalnya sarang semut yang ada kamu digigitin semut, atau jangan di jurang karena bisa membahayakan kamu.
Spoiler for Pastikan Membawa Alat untuk Menggali Tanah:
Pastikan membawa Golok ataus sejenis alat untuk mencongkel tanah dan tisu basah. Bolehkah menggunakan air? tentu saja, tetapi biasanya kalau di Hutan, penggunaan air untuk kegiatan yang satu ini di nomersekiankan.
Spoiler for Congkel tanah secukupnya.:
Congkel tanah secukupnya. Secukupnya berarti jangan terlalu dangkal. Setelah selesai Pup. Tutup kembali dan tandai. Kenapa? kalau kamu ga tandai takutnya nanti ada orang yang kena Ranjau kamu. Pastikan kamu mengubur tisu basahmu juga yaaa..
Spoiler for Cari Posisi Yang Tepat:
Ini mah terserah Gan. Paling asyik si kalau pegunungannya sepi. Ane pernah melakukan ritual ini ketika sedang berada di punggungan yang tidak begitu terjal sambil melihat pemadangan yang indah dengan landscap bukit-bukit dan hutan yang hijau dan luas. Rasanya canggung pun berubah jadi lebih santai bahkan terkadang-kadang kelewat menikmati.
Awal-awal mungkin sedikit parno takut-takut kalau ternyata ada teman yang ngintip atau bahkan takut kalau ada binatang buas yang akan menerkam. Tetapi sejauh saya melakukan itu ketika di Gunung.. ga ada apa-apa. Bahkan asyik sambil nongkrong kita bisa menikmati nyanyian burung-burung, gemerisik pepohonan, atau suara-suara alam yang lain. Itu adalah saat yang paling intim dengan alam. kamu tidak sedang lelah dan lagi relax se-relax relaxnya.
Siapa tahu malah beruntung bisa menikmati keindahan satwa liar.
Spoiler for Cuci tanganmu:
Walaupun di Gunung, tetep jaga kebersihan ya Gan...
Spoiler for AKIBAT PUP Yang Sembarangan.:
Lokasi: Kali Mati, Semeru
Spoiler for Akibat Pup Sembarangan, Alam yang Tercemar:
Spoiler for Lokasinya Di Semeru, tepatnya Kali Mati.:
Spoiler for Serius Gan Jadi Jorok dan Bau Pesing:
Spoiler for Tisu Basah dan Kotoran Manusia Dimana-mana:
O iya. Di beberapa tempat camping yang banyak pengunjungnya semisal Lembah Surya Kencana di Gunung Gede, kamu dapat menemukan banyak sekali "ranjau" kotoran manusia. Ranjau itu tidak hanya ditemukan di balik-balik semak atau di dalam hutan, tali juga di JALUR, Bahkan saya pernah hampir menginjak ranjau itu dalam perjalanan turun dari lembah itu. Aduh
Meskipun terlihat sepele, akan tetapi Ritual panggilan Alam juga harus dilakukan dengan benar ya. Jangan sampai hanya untuk memenuhi kebutuhan kita untuk mengeluarkan isi kotoran, kita mengesampingkan alam dan orang lain. Karena kita adalah manusia yang punya akal pikiran. Pasti untuk urusan ini lebih pintar dari hewan yang tinggal buang kotoran dan meninggalkannya bukan?
Bagaimana?
Apa masih bingung untuk melakukan aktivitas ini di gunung dan lebih milih makan buah salak? Atau malah gak mau naik gunung karena gak punya gambaran untuk kegiatan buang membuang kotoran? Semoga tulisan ini mencerahkan dan berguna yaa.
Polling
0 suara
Apa yang kalian gunakan untuk bersih-bersih setelah PUP di Gunung?