1. Mendadak jadi "pemberani"
Setiap daerah pasti memiliki bahasa daerah masing2 dan ini bisa menjadi salah satu identitas anak daerah.
Berdasar pengalaman ane ketika merantau ke Jakarta, jika mendengar ada seseorang yang "melantunkan" bahasa daerah ane, otomatis kepala ane langsung menoleh, mencari datangnya asal suara tsb. Cuma ane malu ndak berani langsung nyapa ke orangnya,

kecuali lagi ada konteks yang pas untuk nyapa.
Lain hal ketika ane ada di Tiongkok. Ketika lagi di mall, tempat wisata ataupun kendaraan umum, ketika ada yang "melantunkan" bahasa Indonesiaaa...... JRENG!! Mendadak ndak punya rasa malu nampaknya.

Ane bisa aja refleks nyapa dan nanya "orang Indo yaaa?" trus ngobrol singkat dan tukeran no hp atau id chat..

Maklum, gan... Semakin jauh merantau, rasa keterikatan sebagai saudara sebangsa, setanah air dan sebahasa jadi makin kentel....
2. Mendadak jadi tambah beberapa kali lipat kecintaan + kebanggaan terhadap daerah/negara sendiri
Ketika ada berita tentang tempat wisata, jajanan, politik atau apapun yang membanggakan terkait daerah sendiri, langsung kesenengan sendiri. Update status FB, BBM, LINE, WeChat tentang berita tsb biar orang2 tau dan pada lihat. Lumayan temen2 jadi pada tau tentang daerah kita..
Waktu ane lagi di Tiongkok, kebetulan banget lagi ada acara APEC di Beijing. Ane tongkrongin deh stasiun TV berita lokal buat ikutin perkembangan berita tsb. Walo ndak punya kesempatan ketemu langsung dgn pak Presiden, tapi fotoin beliau melalui layar TV kemudian share2 di timeline WeChat untuk pamer ke temen2 negara lain dan menunjukkan kebanggaan terhadap negara sendiri makin tinggi. Apalagi banyak artikel pujian tentang presentasi pak Presiden di forum bisnis waktu itu..

Hitung2 promosi biar mereka makin mengenal Indonesia. Karena saat ane di sana, ternyata temen2 negara lain lumayan banyak yang ndak tau negara Indonesia itu di mana
3. Mendadak bisa jadi travel agent ato tour guide 
Ketika temen2 dari daerah luar pengen liburan, mendadak jadi tukang promosi untuk mereka dateng ke daerah kita dan merasakan betapa dahsyatnya tempat wisata di sana, makanan-makanan di sana, kebudayaan di sana, dll dll.. Kalau mereka lagi ke daerah ane, ane jadi tour guide dadakan dehh...
Kalo pengalaman ane di Tiongkok, ane selalu iseng nanya ke temen2 ane dari negara luar "kapan mau ke Indonesia", untuk mancing mereka bertanya seputar Indo. Hitung2 biar mereka akhirnya mau dateng dan merasakan betapa indah dan kayanya negara Indonesia kita tercinta.... Hal ini juga ane lakukan ketika ada presentasi beberapa tema di kelas. Ane sengaja ambil bahan yang cukup menarik untuk memperkenalkan Indonesia. Tak lupa, ane selalu tampilkan peta negara Indonesia, gambar bendera Indonesia, lambang burung Garuda juga, agar mereka familiar dengan hal2 "berbau" Indonesia.

kemudian mereka terbengong2 melihat Indonesia yang besarrrr dan banyak pulau2nya..
4. Mendadak jadi koki handal
Nahh... Kalo lagi ada ajang iseng2 kumpul untuk masak2 sama temen2 baik saat merantau di luar kota maupun luar negeri, mendadak jadi koki yang mengerti masakan daerah asal sendiri. Walau ndak sering2 banget masak menu tsb dan rasa ala kadarnya aja, tapi bagi mereka yang pertama kali cobain, rasa masakan kita ituuu jadi uenaknyaaaa.....
Waktu ane di Tiongkok, ane pernah lagi goreng bakwan jagung, dengan bahan dan rasa seadanya. (malah di percobaaan pertama gagal karena salah beli tepung. Perbedaan bahasa menjadi signifikan ketika mau masak memasak.

) Waktu dicoba oleh temen dari 4 negara berbeda (ga sengaja ketemu di dapur, karena itu dapur umum), mereka bilang makanannya uenaaakkkk dan nanya bahannya apa aja..

jadi kepikiran "menguasai negara lain dengan makanan negara sendiri".. LOL
5. Mendadak jadi guru (ahli?) bahasa
Banyak temen2 yang penasaran juga dengan bahasa daerah.. Apalagi kalau ane lagi ngobrol dengan temen lain dengan bahasa daerah yang sama.. Kemudian mereka penasaran dengan artinya. Akhirnya minta diajarin dan praktekin terus menerus, rasanya lucu sih, tapi habis itu seneng juga karena ada yang mau belajar bahasa daerah ane..
Kurang lebih sama pengalaman saat merantau di luar negeri. Mereka keliatan excited untuk belajar bahasa Indonesia.. Kenapa? Karena menurut mereka ketika sesama orang Indonesia ketemu, ngobrolnya cepet bangetttttttttt dan ga jelas bagi mereka. Ternyata ini lumayan menarik perhatian mereka dan membuat penasaran untuk belajar bahasa Indo. Akhirnya mereka minta diajarin, dan setiap ketemu kita, pasti akan dipraktekin. Kalimat paling populer "apa kabar? nama saya ..... Terima kasih".
YANG PALING BERASA :
Ketika di luar negeri, Seakan menjadi duta pariwisata atau duta negara sendiri, gan. Maka otomatis semua hal (baik atau buruk) yang kita lakukan, bukan membawa nama pribadi kita, gan. Tapi kita dianggap perwakilan bangsa Indonesia, maka seakan2 di jidat kita tertempel
"ORANG INDONESIA". Jadi, mesti waspada juga, gan. jangan malu2in muka negara sendiri
Hal-hal di atas yang baru ane kepikiran, gan... Tar ane tambahin lagi deh kalo kepikiran lagi..
Monggo agan-agan nambahin berdasar pengalaman agan-agan..
Secara pribadi sih terkadang ane merasa sedih juga ketika merantau di negeri lain untuk belajar itu... Ketika ada tema diskusi di kelas (biasanya tema2 sosial atau sejarah), kemudian ditanya tentang keadaan Indonesia, akan tetapi ane ga terlalu tahu atau menguasai (sehingga jawabnya dengan menambahkan kalimat "mungkin begini", "yaa kayaknya sebagian besar begitu"),
Rasanya seperti bertanya pada diri sendiri "gw ini beneran orang Indo bukan sihhh, masa gitu aja ndak tahu. Malu2in kalo ngakunya sbg orang Indonesia"..
Kemudian ane baru sadar kalo ternyata perhatian ane terhadap negara sendiri sangat minim.. Apalagi ane sebagai generasi muda Indonesia.. Apa jadinya generasi2 di depan, kalau ane yang sekarang ini aja ndak begitu kenal dengan negara sendiri..
Maka, yukk generasi muda.... Kita mesti lebih mengenal negara dan bangsa sendiri.. Serta mulai berpikir hal apa yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara ini, walaupunnn hal itu ndak gede dan ga booming diketahui oleh khalayak ramai...
"JAS MERAH" kata Bung Karno.. Jangan Melupakan Sejarah..