djokerrrAvatar border
TS
djokerrr
TEBING KERATON dan Cara Menuju Tebing Keraton, Bandung



Salah satu spot foto yang populer di Tebing Keraton


Penasaran dengan Tebing Keraton yang beberapa minggu ini ramai dibicarakan di twitter oleh sebagian warga Bandung (dan pengunjung luar kota yang datang ke Bandung),


Dari Warung Bandrek Dago masih terus ke atas


Semalam sebelumnya ane sudah mencari tahu dari beberapa informasi yang beredar di internet mengenai lokasi tepatnya Tebing Keraton. Melihat Google Maps masih belum terbayang karena sepertinya ada beberapa jalan kecil yang tidak muncul di Google Maps atau kadang-kadang ada yang terlihat seperti jalanan padahal sebenarnya itu cuma walking track yang menembus hutan.


Dari Warung Bandrek Dago masih terus ke atas


Quote:


Begitu sampai di area parkiran Tebing Keraton, ane disambut oleh seorang anak muda yang langsung mengurus parkiran motor kami dengan ganjalan batu karena posisi area parkiran tersebut memang miring. ane tanya, berapa biaya parkir di sini? Setelah jeda sepersekian dektik dan saling pandang dengan seorang bapak yang juga membantu parkiran, dia jawab “Rp 5.000,-” dengan sangat sopan.


Pagi hari di hari biasa Tebing Keraton juga ramai


Setelah itu ane diantar oleh sang bapak yang diketahui bernama Pak Asep, yang dengan semangat mengobrol dengan Mister Adam. Setelah sampai di lokasi, ternyata sudah banyak orang di sana. Ada sekitar 30 orang, ada yang sudah berpose di ujung batu, ada yang turun ke lereng berbatu-batu, ada juga yang sedang menjaga tripod karena sedang mengambil timelapse.


Bikin timelapse dulu yuk


Matahari belum kelihatan, namun langit sudah lumayan terang karena sebenarnya matahari sudah terbit di balik bukit. ane pun menyiapkan kamera untuk timelapse di angle yang sama dengan tripod-tripod lainnya. Alasannya adalah, itu posisi yang paling aman yang tidak akan dilalui oleh orang-orang. Di sana-sini orang-orang sibuk foto panorama dan berselfie-ria. Pengunjung datang dan pergi, cukup ramai namun tidak terlalu padat sampai tidak bisa bergerak. Mereka pun dengan sopan antri untuk bergantian foto di spot-spot keren.


Sunrise di Tebing Keraton


Yang membuat Tebing Keraton ini ramai didatangi memang karena pemandangannya yang keceh, terhampar luas lebih dari 180 derajat. Hutan yang penuh dengan pepohonan hijau menghiasi pemandangan lembah dan gunung-gunung di sekitarnya. Yang bikin tambah keren adalah saat ada kabut. Gerakan kabut yang melayang-layang meluncur di sela-sela pepohonan kemudian menghilang ditelan terangnya langit. Jarang-jarang kan di kota besar seperti Bandung bisa menikmati kabut? Kemudian saat matahari bersinar menembus kabut, indahnya tak terlukiskan dengan kata-kata deh.


Pemandangan cantik pagi hari di Tebing Keraton


Dari obrolan sana-sini, ternyata Pak Asep lah yang menciptakan nama Tebing Keraton sebulan yang lalu. Dia bilang dinamakan Tebing Keraton karena berhubungan dengan keindahan alam (hmm….agak kurang jelas sih ya benang merahnya. ya sudah lah yang penting namanya keren). Dalam bahasa Sunda memang disebut “Tebing Karaton”, seperti yang tertulis di papan petunjuk yang ada di depan jalan masuk, namun saat Pak Asep berbicara dalam bahasa Indonesia, dia mengucapkannya “Tebing Keraton”.

Saya pun mencoba mengusut kenapa lokasi ini bisa tiba-tiba booming. Kata Pak Asep sekitar 3 bulan yang lalu ada seseorang yang datang kemudian memposting fotonya di twitter, sejak saat itu semakin hari semakin ramai. Nama Sastri dari detikTravel yang datang minggu lalu pun sempat disebut oleh Pak Asep emoticon-SmilieKatanya kemarin (harap maklum, kemarin-nya orang Sunda belum tentu benar-benar kemarin) ada 200 motor dan 30 mobil. Wah…ramai banget ya!

Kembali ke urusan parkir, waktu kembali ke parkiran kami tanyakan lagi tarif parkir standar berapa. Dijelaskan bahwa sebenarnya mereka belum menentukan tarif parkir, dan biasanya menggunakan sistem ‘serelanya’. Katanya ada yang kasih 2000, 5000, 10000, bahkan 20000. Dijelaskan pula bahwa uang parkir masuk ke kas bersama RW di sana.



Pemandangan pagi hari di Tebing Keraton


Tebing Keraton masih berada di area Taman Hutan Raya yang notabene lahannya milik pemerintah. Oleh karena itu tidak boleh ada warung di lokasi Tebing Keraton. Warga sekitar hanya berpartisipasi dalam urusan parkir, dan baru-baru ini mulai muncul beberapa warung di seberang area parkir, salah satunya dikelola oleh istri Pak Asep. Di warung tersebut tersedia pop mie, gorengan, air mineral dan minuman botol lainnya.


View di Tebing Keraton


Pak Asep dulunya adalah seorang tukang ojeg. Sekarang dia sibuk mengurus area Tebing Keraton. Beberapa warga juga kecipratan rejeki dengan semakin tenarnya lokasi ini. Mudah-mudahan warga kampung sekitar merasa terbantu dengan adanya ‘wisata baru’ di daerah mereka. (UPDATE: ternyata ada oknum-oknum yang serakah memanfaatkan situasi ini. Saat ini mereka mulai memungut bayaran yang tidak sebanding dengan fasilitas yang disediakan. More details coming soon) Hal penting yang perlu diingat adalah pengunjung diharapkan tetap menjaga kebersihan. Saat ini di lokasi sudah terlihat box-box rokok serta plastik di sana-sini, padahal Pak Asep menyediakan tempat sampah di sana. Kita di sana kan cuma sebagai tamu, jangan sampai area warga lokal yang dulunya asri cuma gara-gara booming wisata malah jadi kotor dan rusak. Dimohon kerjasamanya ya… Please be a responsible traveler/tourist emoticon-Smilie

Quote:



Saat sinar matahari pagi menembus kabut



Kabut yang melayang menembus hutan


UPDATE terbaru:beberapa hari yang lalu kami mendapat kabar bahwa sekarang untuk mengunjungi Tebing Keraton dimintai bayaran tiket masuk sebesar Rp 11.000,- dan uang parkir Rp 5.000,- Konon katanya karena Tebing Keraton masih masuk wilayah Tahura. Jadi pihak pengelola Tahura yang sekarang sepi merasa perlu dapat bagian dari tenarnya Tebing Keraton. Masyarakat dapat apa? Ya tidak kebagian apa-apa makanya mereka usaha dengan cara malak di jalan bawah, pemaksaan pengunjung untuk naik ojeg, dll.

UPDATE terbaru lagi: kemarin kami dapat kabar dari teman kami bahwa mobilnya diberhentikan di bawah dan diminta naik ojeg dengan tarif 30rb belum termasuk guide 10rb. Entah untuk apa biaya guide karena sama sekali tidak perlu guide, dari tempat parkir ke tebing cuma 100 meter. Katanya pula untuk orang asing mereka charge 76rb (yang sepertinya tidak akan pernah dikunjungi oleh orang asing kalau tarifnya semahal itu). Mohon bila ada yang mengetahui update situasi terakhir tolong share informasinya kepada kami ya. Terima kasih!


Quote:



sumur

Diubah oleh djokerrr 21-02-2015 20:44
0
11K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan