7 Novel karya pengarang Indonesia yang sempat menuai kontroversi
TS
don-naked
7 Novel karya pengarang Indonesia yang sempat menuai kontroversi
Beberapa karya sastra terbit dibarengi kontroversi. Kadang kontroversi bisa menjadi alat jual yang ampuh. Luasnya perdebatan dan pemberitaan justru mengundang rasa penasaran hingga angka penjualan terdongkrak.
Tetapi tak jarang pula kontroversi membuat sebuah karya ditarik dari pasaran, bahkan dilarang beredar.
Tak hanya di luar negeri, sejumlah karya sastra buatan anak negeri pun ada yang pernah menuai kontroversi. Khususnya novel-novel yang isinya dianggap menyinggung pihak tertentu.
Berikut ini kami tampilkan tujuh novel karya pengarang Indonesia yang peredarannya sempat diwarnai kontroversi.
1.
Belenggu - Armijn Pane
Spoiler for 1:
Quote:
Quote:
Kisah fiksi yang ditulis oleh sastrawan angkatan Pujangga Baru ini disebut-sebut sebagai novel psikologis pertama oleh pengarang Indonesia. Belenggu menceritakan konflik cinta segitiga antara tokoh-tokoh yang terjebak di antara gesekan pemikiran modern dan nilai-nilai tradisional.
Ketika diterbitkan, Belenggu mengundang pendapat pro dan kontra karena dituding menampilkan hal-hal tabu seperti prostitusi dan perselingkuhan. Walaupun begitu, novel ini juga dianggap menggambarkan konflik sehari-hari yang manusiawi pada masa itu.
2.
Tetralogi Buru - Pramoedya Ananta Toer
Spoiler for 2:
Quote:
Tetralogi Buru terdiri dari empat buah novel karangan Pramoedya Ananta Toer, bekas tahanan politik G 30 S/PKI pada masa Orde Baru. Tema utamanya adalah nasionalisme pada masa Kebangkitan Nasional.
Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa, dua volume dalam tetralogi Buru sempat dilarang beredar oleh pemerintah karena dianggap mengusung ide-de Marxisme-Leninisme. Penganugerahan.
3.
Atheis - Achdiat Mihardja
Spoiler for 3:
Quote:
Atheis merupakan novel kontroversial yang ditulis oleh Achdiat Mihardja. Novel ini menyoroti pergulatan batin Hasan, seorang muslim yang terpengaruh ide-ide Marxisme-Leninisme dari sahabatnya.
Atheis menuai kecaman dari dua pihak sekaligus. Golongan agama mencibir karakter Hasan dan doktrin-doktrin agama yang tidak dibahas secara mendalam dalam novel. Sementara tokoh-tokoh Marxis dan Anarkis menganggap ide-ide Marx serta Nietzsche dalam novel tersebut disalahartikan.
4.
Incest - I Wayan Artika
Spoiler for 4:
Quote:
Novel ini menjadi kontroversi karena mengecam habis-habisan tradisi pengasingan dan pernikahan kembar buncing (bayi kembar beda jenis kelamin) dalam budaya tradisional Bali.
Karena Artika menggunakan desa kelahirannya, Batungsel sebagai latar cerita, ia pun mendapat peringatan keras dari para tetua desa yang berakhir dengan pengusirannya dari desa adat.
5.
Ronggeng Dukuh Paruk - Ahmad Tohari
Spoiler for 5:
Quote:
Novel trilogi ini mengisahkan perjalanan hidup Srintil, seorang ronggeng yang sempat menjadi saksi pergolakan pada masa G 30 S/PKI.
Karena ceritanya dianggap kekiri-kirian oleh pemerintah Orde Baru, Tohari sempat diinterogasi dan novelnya terancam batal terbit. Salah satu adegan yang menceritakan tentang pembunuhan orang-orang yang dianggap oknum PKI pun disensor selama 25 tahun.
6.
Saman - Ayu Utami
Spoiler for 6:
Quote:
Selain menceritakan tentang Saman, seorang pastur yang beralih menjadi aktivis, Saman juga menceritakan kehidupan empat wanita muda dengan pemikiran yang liberal mengenai seks.
Saman sempat mengundang kontroversi karena menjadi novel karangan penulis wanita Indonesia pertama yang membahas seks secara 'vulgar' dan mengaitkannya dengan nilai-nilai tradisional. Novel ini sempat dianggap tabu dan menjadi pelopor 'sastra wangi' yang kemudian diikuti oleh sejumlah penulis perempuan lain.
7.
Tenggelamnya Kapal van der Wijck - Hamka
Spoiler for 7:
Quote:
Kalau novel yang satu ini menuai kontroversi karena kemiripan ceritanya dengan Under The Limes karangan Jean-Baptiste Alphonse Karr yang diterjemahkan oleh Lutfi al-Manfaluti dengan judul Magdalena.
Hamka dituding menjiplak novel asing tersebut. Sementara beberapa sastrawan mengklaim kalau novel tersebut merupakan karya orisinal karena latar budaya Minang yang konsisten dengan karya-karya Hamka sebelumnya.
Itulah tujuh novel karya pengarang Indonesia yang sempat menuai kontroversi. Anda sudah mencoba membaca salah satunya?