- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
CERITA MENGENAI KAMPUNG MALING DI LAMPUNG


TS
kancutaer
CERITA MENGENAI KAMPUNG MALING DI LAMPUNG

Quote:
Kalau pernah tinggal di Bandar Lampung atau di Lampung, tentunya tidak akan kaget dengan berita kriminlitas di Koran lokal bahwa mayoritas pembegal motor dan perampokan sadis yang terjadi di Lampung berasal dari Kabupaten ini, dan yang menarik para pelakunya adalah remaja tanggung berumur 15-30 tahunan.



Kabupaten Lampung Timur merupakan hasil otonomi daerah pasca reformasi 1998, kabupaten ini merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Tengah dan diresmikan pada 20 April 1999. Dengan kata lain sudah 9 tahun kabupaten ini berdiri.
secara geografis berada di pesisir timur dari Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Timur beribu kota di Sukadana, luas wilayahnya 433.789 Ha terdiri dari 24 (dua puluh empat) kecamatan dan 246 desa (Lampung dalam angka 2007), kabupaten ini merupakan sentra produksi jagung, dengan Kontribusi rata-rata produksi 371.455 ton/tahun ini setara dengan 30,75% total produksi Lampung yang mencapai rata-rata mencapai 1.163.947 ton/tahun
Quote:

Ada sebuah kampung namanya kampung maling. Seisi kampung semuanya berprofesi sebagai maling. Gapura yang berdiri kokoh tanda mau masuk kampung didapat juga dari hasil jerih payah maling. Untuk melengkapi agar terlihat seperti kampung pada umumnya juga dibuatkan pos ronda. Walaupun tiap malam tidak ada yang tugas meronda, mengingat kalau malam mereka pada sibuk kerja.
Pembangunan di kampung ini berjalan pesat, jalan-jalan mulus, sarana dan prasarana ada. Rumah-rumah berdiri dengan megah dan mewah. Di kampung maling juga ada susunan kepengurusan seperti Ketua RW dan ketua RT, ada permasalahan selalu dilaporkan kepada ketua RW, maklumlah jabatan tertinggi di kampung. Yang pasti laporannya tidak masalah kehilangan barang-barang. Karena di kampung ini kehilangan, merupakan hal yang wajar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Toh para warga kampung maling juga akan berkata : “tak apa-apa hilang, lha wong juga barang malingan, besok juga pasti aku maling lagi.”
Walaupun keseharian warga kampung maling kehilangan merupakan hal yang wajar, mereka dapat hidup rukun, tidak ada percekcokan di antara mereka.
Kalau pas malingnya ketahuan pemilik rumah, paling orang pemilik rumah berkata, “lha lagi maling ya? Jangan maling di sini dong, saya kan juga maling. Kalau maling di sana tuh di kampung lain.” Tak jarang mereka terlibat obrolan yang akrab. Malahan mereka bisa saling tukar menukar informasi. Mana pedagang yang mau membeli barang hasil curian dengan harga tinggi. Tak jarang malah disuguhi minum oleh si pemilik rumah. “Eh tau tidak gelas ini juga maling lho…airnya juga maling, gulanya juga maling semuanya deh, namanya kan juga kampung maling”
Jika ada petugas yang berwajib datang, mereka akan saling menyembunyikan satu sama lain. Saling melindungi agar tidak ketahuan. Ketahuan satu, akan ikut menyeret seluruh warga kampung maling.
Tetapi ada yang berbeda, jika ada maling baru yang masih phah-phoh yang ketauan lagi maling di rumah ketua RW di kampung maling. Tentu teriakan maling ketua RW akan segera direspon warga kampung maling dengan memukuli beramai-ramai. Bagaimanapun juga jabatan bos maling akan membuat orang-orang segan dan menghormtinya. Orang yang lagi kepepetlah yang berani maling di rumah bosnya maling.
Dan teriakan maling di kampung maling, juga akan disaut warga maling dengan berkata : “wah dasar maling tak tau diri, sana enyah dan pergi jauh-jauh dari kampung maling, kalau bisa pergi ke Singapura.”
0
32.7K
Kutip
136
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan