Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ctcpuccatAvatar border
TS
ctcpuccat
Alasan Pemberian Bunga & Cokelat Merupakan Ide Buruk Saat Valentine
Ane besar di lingkungan marketing (pedagang emoticon-Cool), jadi sedikit banyak ane bisa mengintip strategi marketing dan motivasinya.
Now i will blow your mind (meniup pikiran anda, hallah! emoticon-Hammer2) with the real fact about Valentine's day.

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan budaya kebersahajaannya, setuju? Sejak 17 Agustus 1945 tidak ada yang namanya peringatan hari cinta di indonesia, padahal sebelumnya pasti banyak belanda2 yang hidup selama 3,5 abad dengan cara keeropaannya di nusantara ini. Ini sudah cukup membuktikan bahwa orang jaman dulu lebih "pintar" dan "kritis" menyaring suatu budaya.
Dan indonesia merupakan tanah gembur yang memiliki berbagai macam bunga tumbuh secara liar maupun terawat. Karena itu dulu sangat langka penjualan bunga di Indonesia ini. Kalaupun ada pria yang membeli bunga untuk dikasih ke wanitanya, mungkin pria itu akan dicap kaya (dan bodoh emoticon-Hammer2)

Lalu sejak kapan tradisi valentine membudaya di Indonesia?

Jawaban tepatnya adalah saat industri snack, cokelat, dan biskuit merk impor merambah ke Indonesia, lalu pada tahun 70-80an Indonesia mulai terlena dengan tontonan hollywood atau musik2 impor dari amerika. Dari situ jugalah Indonesia mulai meniru2 gaya hippie mereka.
Lalu apa hubungannya industri cokelat, industri bunga, dan valentine.
Apakah ente menemukan kejanggalan, apa hubungannya cinta, bunga, dan cokelat? Nggak ada kan?
Itu sebenarnya usaha marketing mereka gan, untuk membuat trend yang bisa menguntungkan industri mereka itu. Mereka menanamkan alasan filosofi murahan seperti "cinta itu seperti cokelat" (maksudlu bisa bikin gemuk gitu?!? emoticon-Hammer2) dan "cinta itu seperti bunga". (mungkin iya, mudah layu. emoticon-Turut Berduka emoticon-Hammer2)
Quote:

Padahal sebenarnya nggak penting pemberian "cokelat" dan "bunga" pada hari valentine. Bahkan nggak penting sama sekali untuk merayakan valentine.
Coba kita renungkan lagi, apa sih yang dirayakan pada hari valentine? Cinta? Yakin?
Kok penjualan cokelat, bunga, bahkan penjualan kondom dan pemesanan hotel meningkat yah ketika valentine's day?!?

Tunggu2, mungkin harus ditilik dari sejarahnya dulu kali ya. Kalian tau sejarah valentine's day?
What? Nggak tau?!?
Coba google sejarah Valentine, nah versinya banyak kan?
Bingung? Tuh beda2 kan? Karena beda2 cerita itulah penulis bingung mau ngangkat cerita yg mana (ngeles emoticon-Hammer2).
Dari sejarahnya aja asal usulnya masih simpang siur nggak jelas gitu. Yakin mau ikut2an sesuatu yang nggak begitu kalian mengerti?
Menurut ane ya, orang yg mengikuti sesuatu yg dia bahkan nggak mengerti itu kayak kebo dicocok hidungnya loh. Berpikiran pendek, trendfollower, nggak kritis, hanya mau ikutan histerianya saja biar dibilang nggak ketinggalan jaman dan gaul mungkin, dengan kata lain labil dan kurang pintar. Jika ingin merayakan sesuatu, harus tau apa yang harus dirayakan bukan? Bukankah aneh meloncat2 kegirangan tanpa sebab yang jelas? ("Yeei horeee, kita pestaa! Eh eh, sebenernya kita mao ngerayain apa sih? emoticon-Bingung emoticon-Hammer2")
Itulah yng ane lihat dari fenomena Valentine di indonesia ini.

Lalu kenapa memberi bunga & cokelat (apalagi kondom & penyewaan hotel) merupakan ide yang buruk pada saat Valentine?
Anda tahu, saat fenomena Valentine bunga dan cokelat memang dikemas lebih menarik, tapi harganya dilipat gandakan? Sadar nggak sih harganya nggak wajar?
Mungkin kalian nggak sadar karena barang2 itu dibundle dengan lucunya, pake pita lagi.
Tapi sebenarnya saat itu para produsen cokelat dan penjual bunga sedang tertawa2, menggiring kalian untuk ikut2an perayaan yang sebenarnya maknanya masih rancu ini. Dengan barang2 yang didikte iklan dan mass media lainnya, meski harus merogoh kocek dalam banget buat barang (yang harganya naik) yg sbnrnya nggak penting buat kelanjutan hubungan percintaan kalian.
Mungkin kalian bisa berkata, "Ah serius amat, cuma beli bunga & cokelat doang."
Atau berkata, "Selow aja kali, setahun sekali ini."
Atau ngeles, "Gue cuma mau nyenengin pacar kok, gapapalah."

Iya kalo yg berpikir begitu cuma 1 orang, tp karena pesona gembar-gembor mereka (para industrialis) dengan mendoktrin image "cinta itu indah dirayakan saat hari valentine, meski barang2 yang akan kamu beri pasti naik harganya, tapi maklumi saja karena pasti akan ada orang2 seperti kalian yang kena doktrinasi kami dan rela membayar lebih mahal demi cinta atau sekedar ikut2an belaka".
Tapi karena berjuta2 orang2 yang berpikiran seperti kalian itulah penjualan produk2 cinta2an pasaran dan mainstream itu melonjak pesat dan mereka tertawa2 pongah atas kebodohan2 para konsumen yang asal ikut2an.
Kalian pikir kehidupan percintaan kalian dengan pasangan akan lebih mulus dengan memberi bunga & cokelat di hari valentine?
Yakin hadiah itu akan berguna untuk pasangan kalian? Yakin pengorbanan "harga" yang harus kalian bayar sepadan dengan manfaat yang kalian atau si dia dapatkan? (Bunga paling lama tahan berapa hari sih? emoticon-Hammer2)

Atau kalau mau perenungan lebih luas, apa kalian pikir "cinta" itu hanya dalam lingkup sekecil itu?
Jika jawaban kalian "ya nggak sih, cinta itu lebih besar dan luas daripada sekedar cinta2an sama pasangan", coba hitung berapa banyak orang yang (harusnya) kalian cintai. Dan yakin kalian sanggup memberi bunga dan cokelat yang sama kepada orang2 itu? Ayolah, katanya mau merayakan cinta, jangan nanggung dong! emoticon-Hammer2
Akan ada kecemburuan sosial disini, apalagi kalau orangtua kalian melihat tingkah kalian yang mendadak manis kepada pacar kalian (terlebih lg kalo masih pake duit ortu emoticon-Hammer2).

Jadi yakin, mau jadi korban dokrinasi para industrialis selanjutnya? Masih mau "didikte" tren?

Quote:
Diubah oleh ctcpuccat 01-04-2015 21:25
nona212
nona212 memberi reputasi
1
3.9K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan