- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Esemka Model Baru Ala Jokowi


TS
sangpegawai
Esemka Model Baru Ala Jokowi
Alhamdulillah Masalah Ane Yang ini: http://www.kaskus.co.id/thread/533a2...-jangan-masuk/ada titik Cerah...
Artikel ane yang dimuat bisnis indonesia (website onlinenya) bisnis[dot]com/artikel/read/simbiosis-mutualisme-kereta-commuter-dan-metro-kapsul .. ternyata sejalan dengan programnya Jokowi YEAY...HOREEEE...


Banntu Ane untuk suarain gagasan ane gan dengan sundul / vote artikel ane di sini artikel ane di bisnis indonesial .. Mudah-mudahan dengan makin banyak yang sundul / vote program metro kapsulnya makin bergema.. makin cepet terealisasi....amin
Horee... Niy Cekidot Aja Berita yang ada di portal online





Artikel ane yang dimuat bisnis indonesia (website onlinenya) bisnis[dot]com/artikel/read/simbiosis-mutualisme-kereta-commuter-dan-metro-kapsul .. ternyata sejalan dengan programnya Jokowi YEAY...HOREEEE...



Banntu Ane untuk suarain gagasan ane gan dengan sundul / vote artikel ane di sini artikel ane di bisnis indonesial .. Mudah-mudahan dengan makin banyak yang sundul / vote program metro kapsulnya makin bergema.. makin cepet terealisasi....amin
Horee... Niy Cekidot Aja Berita yang ada di portal online
Quote:
SUBANG, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo rela menempuh empat jam perjalanan dengan kondisi jalanan yang rusak dari Jakarta ke Subang, Jawa Barat, untuk meninjau pabrik pembuatan Metro Kapsul, Rabu (2/4/2014) siang.
Jokowi sampai ke pabrik Metro Kapsul yang terletak di Jalan Cagak, Desa Bunihayu, Subang, Jawa Barat, tersebut sekitar pukul 15.35 WIB, seusai meresmikan RSUD Pasar Minggu. Jokowi menyempatkan makan siang di satu restoran satai tepi sawah.
Kedatangan Jokowi disambut oleh jajaran direksi konsorsium Kereta Kapsul Indonesia. Jajaran direksi kemudian memaparkan keunggulan-keunggulan dari Metro Kapsul kepada Jokowi, di antaranya, harganya yang lebih murah dari monorel atau mass rapid transit (MRT), waktu pembangunan yang lebih singkat sekaligus lebih murah, serta jumlah keterangkutan yang lebih banyak dari monorel atau MRT.
Seusai paparan yang terbuka dari kalangan media, jajaran direksi mengajak Jokowi untuk meninjau prototipe Metro Kapsul yang dipajang di depan pabrik. Jokowi tak berhenti mengangguk-angguk mendengar penjelasan soal keunggulan Metro Kapsul.
"Saya kira ini meyakinkan sekali," ujar Jokowi di sela paparan itu.
Jokowi berada di pabrik tersebut sekitar dua jam. Sekitar pukul 17.15 WIB, Jokowi dan rombongan bertolak dari pabrik itu dan kembali ke Jakarta. Sekadar latar belakang, gagasan pembangunan Metro Kapsul tidak datang tiba-tiba.
Moda transportasi yang diusung oleh konsorsium yang digawangi empat perusahaan dengan ahli dari ITB tersebut telah mengembangkannya selama delapan tahun terakhir. Sejauh ini, belum ada kepala daerah di Indonesia yang tertarik untuk menjadikan produk dalam negeri tersebut sebagai moda transportasi pilihan.
Komunikasi konsorsium dengan Pemprov DKI Jakarta pun baru dijajaki setelah Jokowi menjabat sebagai gubernur. Secara fisik, Metro Kapsul mirip seperti sky train di Singapura. Hanya saja, bentuknya berupa kapsul dengan kapasitas 50 penumpang. Untuk pengoperasiannya menggunakan listrik dengan berbasis jalan beton setinggi empat hingga lima meter dari tanah. Kapsul ini bergerak berkelompok dengan berjumlah 10 kapsul dari stasiun satu ke stasiun lainnya. Pihak konsorsium mengklaim bisa mengangkut 19.000 penumpang per jam.
Jokowi sampai ke pabrik Metro Kapsul yang terletak di Jalan Cagak, Desa Bunihayu, Subang, Jawa Barat, tersebut sekitar pukul 15.35 WIB, seusai meresmikan RSUD Pasar Minggu. Jokowi menyempatkan makan siang di satu restoran satai tepi sawah.
Kedatangan Jokowi disambut oleh jajaran direksi konsorsium Kereta Kapsul Indonesia. Jajaran direksi kemudian memaparkan keunggulan-keunggulan dari Metro Kapsul kepada Jokowi, di antaranya, harganya yang lebih murah dari monorel atau mass rapid transit (MRT), waktu pembangunan yang lebih singkat sekaligus lebih murah, serta jumlah keterangkutan yang lebih banyak dari monorel atau MRT.
Seusai paparan yang terbuka dari kalangan media, jajaran direksi mengajak Jokowi untuk meninjau prototipe Metro Kapsul yang dipajang di depan pabrik. Jokowi tak berhenti mengangguk-angguk mendengar penjelasan soal keunggulan Metro Kapsul.
"Saya kira ini meyakinkan sekali," ujar Jokowi di sela paparan itu.
Jokowi berada di pabrik tersebut sekitar dua jam. Sekitar pukul 17.15 WIB, Jokowi dan rombongan bertolak dari pabrik itu dan kembali ke Jakarta. Sekadar latar belakang, gagasan pembangunan Metro Kapsul tidak datang tiba-tiba.
Moda transportasi yang diusung oleh konsorsium yang digawangi empat perusahaan dengan ahli dari ITB tersebut telah mengembangkannya selama delapan tahun terakhir. Sejauh ini, belum ada kepala daerah di Indonesia yang tertarik untuk menjadikan produk dalam negeri tersebut sebagai moda transportasi pilihan.
Komunikasi konsorsium dengan Pemprov DKI Jakarta pun baru dijajaki setelah Jokowi menjabat sebagai gubernur. Secara fisik, Metro Kapsul mirip seperti sky train di Singapura. Hanya saja, bentuknya berupa kapsul dengan kapasitas 50 penumpang. Untuk pengoperasiannya menggunakan listrik dengan berbasis jalan beton setinggi empat hingga lima meter dari tanah. Kapsul ini bergerak berkelompok dengan berjumlah 10 kapsul dari stasiun satu ke stasiun lainnya. Pihak konsorsium mengklaim bisa mengangkut 19.000 penumpang per jam.
Quote:
Subang (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan yakin dengan prospek Metro Kapsul meski dirinya belum memastikan Pemprov DKI akan segera merealisasikan proyek tersebut.
"Berdasarkan apa yang tadi dipaparkan, ya saya kira ini meyakinkan sekali. Hanya untuk memulai sesuatu yang baru kan butuh keberanian dan keputusan politik," kata Jokowi usai meninjau pabrik Metro Kapsul di Desa Buni Hayu, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu.
Di pabrik Metro Kapsul tersebut, Jokowi menyimak presentasi sekaligus melihat langsung prototype Metro Kapsul.
Jokowi mengaku sangat tertarik dengan proyek yang digagas PT Perkakas Rekadaya Nusantara, selaku perusahaan induk dari Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia tersebut karena produk Metro Kapsul seratus persen buatan lokal.
Selain itu, keempat perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia adalah perusahaan yang sudah berpengalaman membuat komponen otomotif.
Namun, tetap saja perhitungan bussines plan tetap harus dilakukan agar potensi kemungkinan proyek bisa diaplikasikan di Jakarta terlihat.
"Tapi kalau dilihat secara hitungan kasar saja, nilai investasi Metro Kapsul jauh lebih murah jika dibandingkan dengan MRT dan Monorel. Metro Kapsul, membutuhkan biaya Rp114 miliar per kilometer. Sementara biaya pembangunan MRTRp 900 miliar per kilometer. Dan onorel memerlukan dana Rp400 miliar," katanya.
Sementara, juru bicara Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia Abdul Haris Tatang mengatakan Metro Kapsul akan berjalan di atas jalur dengan dimensi yang kecil setinggi tiga sampai empat meter.
Karena dimensinya yang kecil tersebut, maka jalur Metro Kapsul dapat dibangun di atas trotoar maupun di median tengah jalan, sehingga tidak memerlukan pembebasan lahan.
Meski dimensi jalurnya kecil, Haris menjelaskan beton penyangga Metro Kapsul mampu mengangkut beban kapsul serta tahan gempa.
"Sebab, satu balok di dalam jalur, hanya akan diisi oleh satu kapsul. Selain itu nanti ada sensor yang mengaturnya," kata Haris.
Metro Kapsul berjalan secara auto pilot dengan menggunakan sistem listrik.
"Untuk jalur sepanjang 30 kilometer, hanya membutuhkan 15 mega watt. Jika listrik sedang padam, Metro Kapsuk tetap bisa beroperasi menggunakan baterai cadangan," katanya.
Tampilan interior fisik Metro Kapsul mirip bus Transjakarta single tapi tanpa kabin untuk supir. Meski berjalan menggunakan sistem listrik, Metro Kapsul juga memiliki ban.
"Satu kapsul bisa mengangkut 22 penumpang duduk dan 28 penumpang berdiri. Apabila jumlah penumpang melebihi kapasitas, Metro Kapsul tak akan berjalan. Jadi seperti lift," kata dia.
Keunggulan lain Metro Kapsul, dibangun dengan menggunakan teknologi pembangunan yang lebih canggih dibandingkan proyek trasnportasi lain.
"Dengan teknologi Jepang, tiang pancang hanya akan dipasang pada malam hari. Sehingga, pada pagi harinya, jalan maupun trotoar sudah bersih dari material dan tiang-tiang sudah berdiri. Dengan demikian, tidak akan mengganggu pengguna jalan lain," katanya.
Jalur yang ditawarkan ke Pemprov DKI adalah dari Senayan ke Cengkareng.
"Pergerakan orang yang menuju dan dari bandara setiap harinya sekitar 70 ribu orang. Kehadiran Metro Kapsul dapat mengangkut 19 ribu orang dengan kecepatan hingga 80 kilometer per jam," kata Haris.
Senada dengan Haris, Jokowi mengatakan jalur menuju bandara memang sangat penting karena orang membutuhkan ketepatan waktu.
"Saya saja pernah empat kali ketinggalan pesawat karena terjebak macet," kata Jokowi. (*)
Editor: B Kunto Wibisono
"Berdasarkan apa yang tadi dipaparkan, ya saya kira ini meyakinkan sekali. Hanya untuk memulai sesuatu yang baru kan butuh keberanian dan keputusan politik," kata Jokowi usai meninjau pabrik Metro Kapsul di Desa Buni Hayu, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu.
Di pabrik Metro Kapsul tersebut, Jokowi menyimak presentasi sekaligus melihat langsung prototype Metro Kapsul.
Jokowi mengaku sangat tertarik dengan proyek yang digagas PT Perkakas Rekadaya Nusantara, selaku perusahaan induk dari Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia tersebut karena produk Metro Kapsul seratus persen buatan lokal.
Selain itu, keempat perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia adalah perusahaan yang sudah berpengalaman membuat komponen otomotif.
Namun, tetap saja perhitungan bussines plan tetap harus dilakukan agar potensi kemungkinan proyek bisa diaplikasikan di Jakarta terlihat.
"Tapi kalau dilihat secara hitungan kasar saja, nilai investasi Metro Kapsul jauh lebih murah jika dibandingkan dengan MRT dan Monorel. Metro Kapsul, membutuhkan biaya Rp114 miliar per kilometer. Sementara biaya pembangunan MRTRp 900 miliar per kilometer. Dan onorel memerlukan dana Rp400 miliar," katanya.
Sementara, juru bicara Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia Abdul Haris Tatang mengatakan Metro Kapsul akan berjalan di atas jalur dengan dimensi yang kecil setinggi tiga sampai empat meter.
Karena dimensinya yang kecil tersebut, maka jalur Metro Kapsul dapat dibangun di atas trotoar maupun di median tengah jalan, sehingga tidak memerlukan pembebasan lahan.
Meski dimensi jalurnya kecil, Haris menjelaskan beton penyangga Metro Kapsul mampu mengangkut beban kapsul serta tahan gempa.
"Sebab, satu balok di dalam jalur, hanya akan diisi oleh satu kapsul. Selain itu nanti ada sensor yang mengaturnya," kata Haris.
Metro Kapsul berjalan secara auto pilot dengan menggunakan sistem listrik.
"Untuk jalur sepanjang 30 kilometer, hanya membutuhkan 15 mega watt. Jika listrik sedang padam, Metro Kapsuk tetap bisa beroperasi menggunakan baterai cadangan," katanya.
Tampilan interior fisik Metro Kapsul mirip bus Transjakarta single tapi tanpa kabin untuk supir. Meski berjalan menggunakan sistem listrik, Metro Kapsul juga memiliki ban.
"Satu kapsul bisa mengangkut 22 penumpang duduk dan 28 penumpang berdiri. Apabila jumlah penumpang melebihi kapasitas, Metro Kapsul tak akan berjalan. Jadi seperti lift," kata dia.
Keunggulan lain Metro Kapsul, dibangun dengan menggunakan teknologi pembangunan yang lebih canggih dibandingkan proyek trasnportasi lain.
"Dengan teknologi Jepang, tiang pancang hanya akan dipasang pada malam hari. Sehingga, pada pagi harinya, jalan maupun trotoar sudah bersih dari material dan tiang-tiang sudah berdiri. Dengan demikian, tidak akan mengganggu pengguna jalan lain," katanya.
Jalur yang ditawarkan ke Pemprov DKI adalah dari Senayan ke Cengkareng.
"Pergerakan orang yang menuju dan dari bandara setiap harinya sekitar 70 ribu orang. Kehadiran Metro Kapsul dapat mengangkut 19 ribu orang dengan kecepatan hingga 80 kilometer per jam," kata Haris.
Senada dengan Haris, Jokowi mengatakan jalur menuju bandara memang sangat penting karena orang membutuhkan ketepatan waktu.
"Saya saja pernah empat kali ketinggalan pesawat karena terjebak macet," kata Jokowi. (*)
Editor: B Kunto Wibisono
Quote:
Quote:
Jakarta -Keinginan Gubernur DKI Jakarta Jokowi mencari alternatif lain transportasi massal selain monorel dan MRT, dengan Metro Kapsul ditanggapi kalangan akademisi. Jokowi diminta hati-hati menggarap sesuatu yang baru karena akan berdampak pada kepastian pembangunan transportasi massal di Jakarta.
"Jadi hati-hati ya kalau sudah urusan vendor yang berbeda menawarkan hal yang berbeda itu ada kepentingan di situ. Sehingga, bagi saya sesuatu yang sudah positif (desain monorel, dsb) dijalankan dulu," kata Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Transportasi/Rekayasa Lalu Lintas Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara Leksmono Suryo Putranto di Auditorium Gedung M lt.8 Kampus I Universitas Tarumanagara, Selasa (1/4/2014)
Suryo mengatakan banyaknya pilihan justru akan berdampak pada proyek yang sudah ada seperti monorel dan MRT. Sebaiknya pemerintah DKI Jakarta fokus pada proyek yang sudah ada.
"Jangan lagi dikasih alternatif yang baru. Nanti nggak kelar-kelar, yang penting mulai. Jangan nyari alternatif baru. Kalau ada masalah, selesaikan masalahnya," katanya.
Ia mengingatkan kepada Pemda DKI agar tak mudah pindah ke pilihan lain, jika masalah seperti monorel dan MRT belum tuntas. "Itu bahaya sekali. Nanti berbondong-bondong vendor punya kepentingan macam-macam pasti dia akan jual produknya," pesan Suryo.
PT Perkakas Rekadaya Nusantara selaku perusahaan konsorsium penggagas moda transportasi metro kapsul menyatakan serius menawarkan alat transportasi tersebut ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Komisaris Perkakas Rekadaya Nusantara Djoni Rosadi mengatakan, pihaknya sebagai pengusul metro kapsul ingin membantu mengurai kepadatan lalu lintas dari atau menuju Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) hingga Jakarta. Moda metro kapsul tersebut murni usulan pihak Djoni kepada Pemprov DKI.
"Jadi hati-hati ya kalau sudah urusan vendor yang berbeda menawarkan hal yang berbeda itu ada kepentingan di situ. Sehingga, bagi saya sesuatu yang sudah positif (desain monorel, dsb) dijalankan dulu," kata Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Transportasi/Rekayasa Lalu Lintas Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara Leksmono Suryo Putranto di Auditorium Gedung M lt.8 Kampus I Universitas Tarumanagara, Selasa (1/4/2014)
Suryo mengatakan banyaknya pilihan justru akan berdampak pada proyek yang sudah ada seperti monorel dan MRT. Sebaiknya pemerintah DKI Jakarta fokus pada proyek yang sudah ada.
"Jangan lagi dikasih alternatif yang baru. Nanti nggak kelar-kelar, yang penting mulai. Jangan nyari alternatif baru. Kalau ada masalah, selesaikan masalahnya," katanya.
Ia mengingatkan kepada Pemda DKI agar tak mudah pindah ke pilihan lain, jika masalah seperti monorel dan MRT belum tuntas. "Itu bahaya sekali. Nanti berbondong-bondong vendor punya kepentingan macam-macam pasti dia akan jual produknya," pesan Suryo.
PT Perkakas Rekadaya Nusantara selaku perusahaan konsorsium penggagas moda transportasi metro kapsul menyatakan serius menawarkan alat transportasi tersebut ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Komisaris Perkakas Rekadaya Nusantara Djoni Rosadi mengatakan, pihaknya sebagai pengusul metro kapsul ingin membantu mengurai kepadatan lalu lintas dari atau menuju Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) hingga Jakarta. Moda metro kapsul tersebut murni usulan pihak Djoni kepada Pemprov DKI.
Quote:
Liputan6.com, Jakarta - Setelah menerima kedatangan para jajaran konsorsium pembuat PT Kereta Kapsul Indonesia di kantornya beberapa minggu lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi langsung pabrik pembuatan Metro Kapsul yaitu PT Perkakas Rekadaya Nusantara di Punihayu, Subang, Jawa Barat.
Jokowi menyatakan kedatangannya itu untuk melihat langsung proses pembuatan Metro Kapsul dan mengetahui sistem kerja angkutan transportasi massal yang diklaim berbiaya lebih murah ketimbang MRT (Mass Rapid Transit) dan Monorel.
"Ini kita mau lihat dulu, bagaimana bentuknya. Kita lihat pabrik pembuatannya," ujar Jokowi setibanya di perusahaan tersebut, Rabu (2/4/2014).
Pantauan Liputan6.com, setibanya di sana, mantan walikota Solo itu disambut jajaran konsorsium Kereta Kapsul Indonesia. Salah satunya Dirut PT Perkakas Rekadaya Nusantara, Djoni Rosadi.
Selanjutnya, Jokowi menyaksikan video profil PT Perkakas Rekadaya Nusantara yang merupakan perusahaan selama ini memproduksi onderdil kendaraan bermotor. Setelah itu, Jokowi menjelaskan produk Metro Kapsul yang bangun Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia adalah salah satu produk dalam negeri sehingga harus didukung.
"Ini mau bikin produknya semangatnya Indonesia. Ini produk kita sendiri. Ya, saya ndak perlu ragu lagi," tegas Jokowi.
Namun demikian, Jokowi mengaku dukungan yang diberikan hanya sebatas dukungan moril. Sebab membangun angkutan tersebut, pihaknya harus lebih dulu membicarakan lebih lanjut dan menunggu rencana bisnis dan rencana keuangan dari pihak konsorsium.
"Rencana bisnisnya nanti kita lihat. Business plan-nya financial plan-nya nanti kita lihat," ucap Jokowi.
Terkait masih banyaknya yang ragu atas kelancaran proyek itu, Jokowi menegaskan sebagai gubernur, ia harus berani memutuskan agar transportasi umum di Ibukota menjadi lebih baik.
"Saya kira ini kalau lihat pabriknya, saya juga yakin. Hanya untuk mulai sesuatu baru, butuh keberanian, butuh keputusan politik. Mau dipakai atau tidak dipakai," ucap Jokowi.
Jokowi pun mengungkapkan, setelah mendengar penjelasan dari jajaran direksi konsorsium, Metro Kapsul jauh lebih murah pembangunannya dibanding dengan MRT dan Monorel.
"Kita kan lihat, plan-nya seperti apa? Masuk nggak? Lebih murah atau mahal. Kalau MRT kan biayanya per kilometer Rp 900 miliar, Monorel Rp 400 miliar, kalau ini kan Rp 114 miliar per kilometer. Dari hitung-hitungan bodoh-bodohan saja sudah jauh," jelas dia.
Teknologi Lama
Dirut PT Perkakas Rekadaya Nusantara Djoni Rosadi menjelaskan, Metro Kapsul yang dia tawarkan bukanlah teknologi baru. Menurutnya, moda transportasi tersebut telah ada sejak 30 tahun lalu, namun diperbarui sehingga menjadi lebih modern dan berbiaya rendah.
"Kita tidak menggunakan teknologi yang terlalu canggih untuk membangun metro kapsul ini. Ini teknologi 30 tahun lalu, tetapi bagaimana teknologi ini dilakukan kembali sekarang," kata dia.
Berbeda dengan MRT dan Monerel, Metro Kapsul menggunakan jalur lebih kecil dan memungkinkan untuk dibangun di atas trotoar atau pedestarian di tengah atau sisi kanan dan kiri jalan.
Karena itu, tak perlu melakukan pembebasan lahan dan memakan banyak lahan dalam pembangunan moda transportasi itu karena jalur yang akan dibangun merupakan jalur layang.
"Nanti jalurnya di atas. Dan untuk tiang-tiangnya relatif kecil, harganya murah, dan kemudian diangkat ke atas, elevated (layang). Yang membuat murah adalah rancangannya daripada track-nya, jalannya, karena ini kecil, dimensinya kecil sehingga jalannya jauh lebih murah. Itu yang membuat harga investasinya murah," kata pria alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Angkutan ini pun diklaim dapat melaju dengan kecepatan maksimal 70 kilometer per jam dan akan menggunakan sistem sinyal tanpa perlu menggunakan tenaga sopir yang mengendalikannya. Ditargetkan, pembangunan itu memakan waktu lebih singkat dibanding Monorel dan MRT.
"Ini betul-betul produk Indonesia. Selain di Jakarta, kami sudah presentasi di Bandung dan Surabaya. Kalau jadi, kami menargetkan bisa menyelesaikan pembangunan selama 3 tahun," ucap Djoni.
Jokowi menyatakan kedatangannya itu untuk melihat langsung proses pembuatan Metro Kapsul dan mengetahui sistem kerja angkutan transportasi massal yang diklaim berbiaya lebih murah ketimbang MRT (Mass Rapid Transit) dan Monorel.
"Ini kita mau lihat dulu, bagaimana bentuknya. Kita lihat pabrik pembuatannya," ujar Jokowi setibanya di perusahaan tersebut, Rabu (2/4/2014).
Pantauan Liputan6.com, setibanya di sana, mantan walikota Solo itu disambut jajaran konsorsium Kereta Kapsul Indonesia. Salah satunya Dirut PT Perkakas Rekadaya Nusantara, Djoni Rosadi.
Selanjutnya, Jokowi menyaksikan video profil PT Perkakas Rekadaya Nusantara yang merupakan perusahaan selama ini memproduksi onderdil kendaraan bermotor. Setelah itu, Jokowi menjelaskan produk Metro Kapsul yang bangun Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia adalah salah satu produk dalam negeri sehingga harus didukung.
"Ini mau bikin produknya semangatnya Indonesia. Ini produk kita sendiri. Ya, saya ndak perlu ragu lagi," tegas Jokowi.
Namun demikian, Jokowi mengaku dukungan yang diberikan hanya sebatas dukungan moril. Sebab membangun angkutan tersebut, pihaknya harus lebih dulu membicarakan lebih lanjut dan menunggu rencana bisnis dan rencana keuangan dari pihak konsorsium.
"Rencana bisnisnya nanti kita lihat. Business plan-nya financial plan-nya nanti kita lihat," ucap Jokowi.
Terkait masih banyaknya yang ragu atas kelancaran proyek itu, Jokowi menegaskan sebagai gubernur, ia harus berani memutuskan agar transportasi umum di Ibukota menjadi lebih baik.
"Saya kira ini kalau lihat pabriknya, saya juga yakin. Hanya untuk mulai sesuatu baru, butuh keberanian, butuh keputusan politik. Mau dipakai atau tidak dipakai," ucap Jokowi.
Jokowi pun mengungkapkan, setelah mendengar penjelasan dari jajaran direksi konsorsium, Metro Kapsul jauh lebih murah pembangunannya dibanding dengan MRT dan Monorel.
"Kita kan lihat, plan-nya seperti apa? Masuk nggak? Lebih murah atau mahal. Kalau MRT kan biayanya per kilometer Rp 900 miliar, Monorel Rp 400 miliar, kalau ini kan Rp 114 miliar per kilometer. Dari hitung-hitungan bodoh-bodohan saja sudah jauh," jelas dia.
Teknologi Lama
Dirut PT Perkakas Rekadaya Nusantara Djoni Rosadi menjelaskan, Metro Kapsul yang dia tawarkan bukanlah teknologi baru. Menurutnya, moda transportasi tersebut telah ada sejak 30 tahun lalu, namun diperbarui sehingga menjadi lebih modern dan berbiaya rendah.
"Kita tidak menggunakan teknologi yang terlalu canggih untuk membangun metro kapsul ini. Ini teknologi 30 tahun lalu, tetapi bagaimana teknologi ini dilakukan kembali sekarang," kata dia.
Berbeda dengan MRT dan Monerel, Metro Kapsul menggunakan jalur lebih kecil dan memungkinkan untuk dibangun di atas trotoar atau pedestarian di tengah atau sisi kanan dan kiri jalan.
Karena itu, tak perlu melakukan pembebasan lahan dan memakan banyak lahan dalam pembangunan moda transportasi itu karena jalur yang akan dibangun merupakan jalur layang.
"Nanti jalurnya di atas. Dan untuk tiang-tiangnya relatif kecil, harganya murah, dan kemudian diangkat ke atas, elevated (layang). Yang membuat murah adalah rancangannya daripada track-nya, jalannya, karena ini kecil, dimensinya kecil sehingga jalannya jauh lebih murah. Itu yang membuat harga investasinya murah," kata pria alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Angkutan ini pun diklaim dapat melaju dengan kecepatan maksimal 70 kilometer per jam dan akan menggunakan sistem sinyal tanpa perlu menggunakan tenaga sopir yang mengendalikannya. Ditargetkan, pembangunan itu memakan waktu lebih singkat dibanding Monorel dan MRT.
"Ini betul-betul produk Indonesia. Selain di Jakarta, kami sudah presentasi di Bandung dan Surabaya. Kalau jadi, kami menargetkan bisa menyelesaikan pembangunan selama 3 tahun," ucap Djoni.





Diubah oleh sangpegawai 03-04-2014 09:54
0
7.2K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan