Mark Zain adalah seorang bule
asal Inggris yang sudah enam
bulan tinggal di Jakarta. Setelah
seminggu yang lalu ia balik ke
kampung halamannya, kini ia
kembali ke Jakarta untuk
bertemu dengan pamannya yang
asli orang Indonesia serta
melepas rindu dengan teman-
temannya di negara ini.

Mark datang sendiri tanpa
didampingi oleh siapapun. Ia
merasa bahwa ia telah mengenal
jalanan Jakarta dan dapat
berpergian seorang diri. Siang itu
pun Mark menaiki sebuah bus
yang melintasi jalan-jalan
protokol. Ini pertama kalinya ia
menaiki angkutan umum jenis
bus di Jakarta.
“Thamrin, Thamrin, Thamrin…”
teriak si kenek bus. Mark
menengok ke luar jendela bus
dan melihat ada orang yang
turun.
“Sudirman, Sudirman… Yok yang
Sudirman turun…” ucap si kenek.
Mark kembali melihat ada
beberapa orang yang turun dan
ia mulai heran.
“Subroto, Subroto… Gatot Subroto
siap-siap…” lagi-lagi Mark
melihat ada saja orang yang
turun ketika si kenek
mengucapkan nama itu.
Dan ketika sampai di
pemberhentian terakhir, tersisa
hanya Mark dan seorang kenek
serta supir di dalam bus. Sang
kenek pun jadi heran kenapa
penumpang yang satu ini tidak
turun-turun juga dari busnya.
“Mas gak turun?”
“Turun?” Ucapnya dengan logat
bule yang kental.
“Iya, mas mau kemana? Ini
sudah sampai ditujuan terakhir.”
“Tujuan terkahir? Oh I see, I see…
Tapi nama saya dari tadi belum
bapak sebut makanya saya
enggak turun. Karena saya
dengar setiap bapak bilang
Thamrin Thamrin, Sudirman atau
Gatot Subroto selalu ada yang
turun.” Ucap Mark polos.
“Alamaaaakkkk!” sang kenek pun
menepuk jidatnya.
kalo gak lucu jangan ketawa,nangis aja biar ramS E N S O Rwkwkwkkwkw....