Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

unknownoneAvatar border
TS
unknownone
Disebut Dekat Jokowi, Hendropriyono: Mulutnya Busuk
MINGGU, 08 FEBRUARI 2015

Disebut Dekat Jokowi, Hendropriyono: Mulutnya Busuk

TEMPO.CO, Jakarta: Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono meradang kepada orang yang menyebut dia mendapatkan keuntungan lantaran dekat dengan Presiden Joko Widodo. Ia menuding orang-orang tersebut iri. Hendropriyono merupakan tim sukses Jokowi saat pemilihan presiden 2014.

"Yang mengatakan saya dimanjakan Jokowi menunjukkan mulutnya busuk," kata Hendropriyono melalui pesan singkat, Ahad, 8 Februari 2015. Dia mencontohkan adanya pernyataan sumir yang menyebut Mayor Jenderal Andika Perkasa menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden karena menantu Hendropriyono.

Pernyataan tersebut muncul lantaran perusahaan milik Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari, menjalin kerja sama dengan Proton, perusahaan mobil asal Malaysia. Keduanya sepakat membangun pabrik mobil di Indonesia. Jokowi hadir dalam penandatanganan kerja sama tersebut.

Menurut Hendro, rencana membangun industri mobil dalam negeri sudah lama dia impikan. Dia mengakui sempat mengincar KIA, perusahaan otomotif asal korea Selatan, sebelum akhirnya diambil alih Hyundai. "Bangsa ini bisa jadi pecundang kalau banyak yang suka menjelekkan tanpa melakukan apa pun."

Hendropriyono mengatakan proyek dengan Proton murni kerja sama antara pihak swasta. Sebab, jika Indonesia ingin membangun pabrik otomotif secara mandiri akan membutuhkan modal besar. Menurut Hendro, bisnis dengan Proton akan menguntungkan karena menyerap ribuan tenaga kerja.

Kerja sama PT Adiperkasa dengan Proton disaksikan langsung Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak, serta Komisaris Utama Proton yang juga bekas Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. Perjanjian itu ditandatangani langsung oleh Hendropriyono dan Chief Executive Officer Proton Daruk Abdul Harith Abdullah.

Kerja sama ini mengundang reaksi masyarakat karena menilai pemerintah tidak perlu menggandeng perusahaan Malaysia untuk pengembangan mobil nasional. Menurut Hendropriyono, penggunaan istilah mobil nasional dalam kerja sama ini tidak tepat. "Sebaiknya belajar dulu istilah akademik dengan benar."


TIM TEMPO | SYAILENDRA PERSADA

Source:
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...Mulutnya-Busuk

emoticon-Hot News emoticon-Hot News emoticon-Hot News
0
4.5K
48
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan