TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Organisasi Masyarakat Persatuan Indonesia (Perindo) akhirnya dideklarasikan menjadi Partai Politik, dengan bos MNC Group Hary Tanoesodibjo sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Hingga kini partai tersebut belum menentukan arah politiknya.

Ketua Umum Dewan Pimipinan Pusat Partai Gerindra, Prabowo Subianto kepada wartawan usai peletakan batu pertama kantor DPD Gerindra DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Minggu (8/2/2015), mengapresiasi langkah Hary, dan berharap Hary bergabung ke Koalisi Merah Putih (KMP).

"Ya mudah-mudahan lah," katanya singkat.
Hary Tanoe pertama kali terjun ke Politik pada 2011 lalu setelah diajak bos Media Group, Surya Paloh mendirikan Partai NasDem. Namun hubungan baik itu tidak berlangsung lama, Hary pun keluar dan membentuk ormas Perindo.
Menjelang Pemilu 2014, Hary bergabung dengan Partai Hanura. Kemudian, Hary bersama Ketua Umum Hanura, Wiranto mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres cawapres. Namun suara yang didapatkan Hanura di pileg tidak memungkinkan bagi pasangan itu untuk maju. Hary pun memutuskan mundur dari Hanura.

Partai NasDem dan Partai Hanura pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendukung pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Sedangkan Hary mendukung pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa yang diusung Koalisi Merah Putih (KMP).
Dalam deklarasi Partai Perindo hadir antara lain Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Wiranto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung, dan Sekjen Golkar Idrus Marham Hadir pula Menteri Perindustrian Saleh Husin, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua DPD Irman Gusman.

2019

strategi 2019bray

koalisi Permanen