Kaskus

News

s4ba4rAvatar border
TS
s4ba4r
[Salut] Larang Tangkap Lobster Bertelur, Susi Minta Maaf di Depan Ratusan Nelayan
Jakarta -Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta maaf di depan ratusan para nelayan dari Jawa Barat yang siang tadi datang ke kantornya. Ia meminta maaf telah mengeluarkan aturan larangan penangkapan lobster bertelur dan larangan ekspor bibit lobster, termasuk pembatasan alat tangkap ikan.

"Ibu minta maaf harus membuat Permen (Peraturan Menteri) ini (Permen KP No. 1 dan 2/2015). Permen ini dibuat untuk kita semua bukan untuk ibu tetapi kalian sendiri," ujar Susi kepada Susi di Gedung Mina Bahari III, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (6/01/2015).

Dalam kesempatan itu, Susi juga menjelaskan lobster mana yang boleh ditangkap dan tidak boleh ditangkap. Susi mengungkapkan kebijakan apa yang dia keluarkan adalah untuk masa depan nelayan Indonesia.

"Ibu terima kasih atas dukungannya walaupun kerasa pahit. Lobster di bawah 200 gram tidak boleh ditangkap, yang bertelur tidak boleh. Yang 8 ons juga kalau bisa dibuang lagi meski belum diatur. Sekarang seluruh tangkapan lobster hanya 300 ton (setahun) karena sudah habis. Lobster jangkrik diambil, saya lepas dari belakang diambil lagi. Ibu pulang, nangkap lagi," cerita Susi yang diikuti gelak tawa ratusan nelayan.

Susi juga mengungkapkan soal aturan larangan alat tangkap ikan yang tak ramah lingkungan. Saat tergabung menjadi kelompok nelayan, Susi sudah mengungkapkan bila alat tangkap seperti sirah, dodot, dogol dan bagan termasuk tidak ramah lingkungan. Keempat alat tangkap tersebut juga berdampak pada penangkapan ikan yang semakin berkurang dari tahun ke tahun.

"Setiap kali ibu meeting dengan RN (Rukun Nelayan) dodot, dogol, bagan itu tidak ramah lingkungan dan harus dibuang. Dulu tangkap ikan Layur 30 ton sehari sekarang 3 ton saja sudah banyak. Bawal putih dulu 1 kwintal sekarang hanya 3 kg. Inget nggak kalian? Sekarang dapat berapa, hanya 5 ekor bahkan. Ini semua kita merasakan dan kerasa sendiri karena pakai bagan, jogol itu," papar Susi.

Sebelum menyampaikan jawaban, Susi mendengarkan satu per satu curhatan para nelayan dari Pangandaran, Cianjur, Tasikmalaya, Garut. Misalnya Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia

Kami mendukung kebijakan ibu terutama soal lobster. Zaman saya SD lobster di Pangandaran banyak sekali tetapi sekarang tinggal kecil-kecil bu. Tetapi kami meminta rincian detil lobster yang bagaimana yang bisa ditangkap dan dijual," kata Jeje.

Selain itu, seorang nelayan dari Tasilmalaya juga ikutan curhat. Ia berharap Susi memberikan bantuan kapal tangkap ikan karena selama ini banyak nelayan di Tasikmalaya menggunakan ban yang ditumpuk menjadi seperti perahu.

"Di Tasik Selatan tidak ada nelayan yang menggunakan alat tidak ramah lingkungan. Lalu ibu tolong dikucurkan anggaran untuk ganti perahu. Biasanya kami pakai kapal ban, kami minta kapal 2 GT saja. Kami dari nelayan Pemayangsari," pinta nelayan itu.

Lalu salah satu nelayan asal Pangandaran juga mengajukan permintaan khusus kepada Susi. Nelayan tersebut meminta pemerintah agar purshine dan gilnet tidak dilarang penggunaanya dan bisa mengganti alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti jaring sirah dengan lebar inchi jaring 1,5-2 inchi.

"Kita juga dititipkan aspirasi. Kami mendapatkan bantuan kapal Inkomina 30 GT sebanyak 8 kapal menggunakan purshine dan gilnet. Kalau bisa Purse Seine tidak disamaratakan. Lalu kalau bisa mata jaringnya diatur 2 inchi ke atas," tuturnya.
sumber

ayo monggo antri yg rapih emoticon-Malu (S)
0
4.9K
62
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan