TEMPO.CO, Gowa - Zainal Tahir, caleg gagal dari Partai NasDem, mendadak populer setelah mengaku bahwa foto syur Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dengan seorang perempuan bernama Feriyani Lim adalah hasil jepretannya. Zainal mengaku mengambil foto itu Februari 2007 silam dengan menggunakan handphone jenis Nokia E90 Communicator.

Setelah pengakuannya itu, Zainal yang mengaku sahabat Abraham Samad itu pun menjadi buruan para jurnalis. Namun, Zainal menghindar dan memilih untuk mencurahkan isi hatinya di akun facebook miliknya.

Berikut curahan hati Zainal, Kamis, 5 Februari 2015

“Saya pernah menjadi sahabat dan teman dekat AS - yang dibesarkan oleh keluarga yang menjunjung nilai moral. Saya memahami jika ia akan marah sekali kepada saya. Kemarin siang hingga malam hari, saya memenuhi panggilan penyidik untuk dimintai keterangan sebagai saksi kasus pemalsuan dokumen kependudukan.

Ternyata dalam panggilan itu - diperlihatkan foto yang pernah saya ambil dan selama ini tersimpan di hp Nokia dan account pribadi saya. Kepada saya, polisi menanyakan apakah saya yang meng-upload/menyebarkan foto ini? Apakah foto ini benar saya yang merekam dan menyimpannya selama ini? Menurut sang penyidik, mereka mendapat informasi dari seseorang bahwa foto itu milik saya dan selama ini sudah saya perlihatkan kepada beberapa orang dan bahkan ditawarkan untuk menjadi jualan hingga miliaran rupiah.

Selain pemeriksaan yang dilakukan penyidik - selama beberapa hari ini - saya dibully beberapa kalangan-teman-keluarga bahwa saya telah menyebarluaskan foto itu. Bahkan di sebuah komunitas whatsApp dimuat sebuah foto yang terekam gambar saya, AS dan 2 senior dan disitu dituliskan: yang paling kanan (saya) adalah yang menyebarkan foto selingkuh yang paling kiri (AS).

Untuk itu perlu saya jelaskan hal sbb:

1. Bahwa saya memang adalah orang yang mengambil dua gambar yang sekarang sudah menyebar dan sudah dibantah keasliannya oleh AS

2. Bahwa saya juga ingin menegaskan saya bukanlah orang yang menyebarluaskan atau meng-upload foto tsb di media sosial atau apapun. Saya meyakini bahwa gambar tsb bukanlah termasuk kategori pornografi. Karena itu saya merasa tidak ada hal lagi yang perlu saya sampaikan ke penyidik kecuali bahwa foto itu benar saya yang merekamnya dan bukan rekayasa.

3. Karena menyangkut kredibilitas pribadi saya, saya perlu tegaskan bahwa gambar itu memang sdh lama diketahui oleh banyak orang dan pada banyak kesempatan dua-tiga tahun terakhir ini, ditanyakan oleh satu dua orang untuk dibeli, tetapi saya tidak berminat untuk menjualnya. Seperti juga saya tidak pernah meng-uploadnya ke media sosial manapun dan mentransfernya dari account saya kepada account siapapun.

4. Bahwa foto tsb benar pernah ada di HP saya communicator saya. Selain di HP saya juga menyimpan di data-stroage pribadi saya. Apakah rekaman ini diupload oleh orang tertentu, saya benar-benar tidak tahu siapa yang menyebarluaskannya ke media sosial.

5. Setelah dipanggil penyidik dan merenung selama berdialog dengan penyidik serta tadi malam ketika terbangun dari tidur - sebagai warganegara yang baik - dua hari ini - sejak menonton beberapa tayangan bantahan AS soal foto tsb, saya terusik dan merasa berdosa jika tidak mengemukakan kebenaran yang sesungguhnya.

6. Saya karenanya ingin menegaskan, foto tsb bukan rekayasa karena saya yang mengambilnya dengan kamera Nokia saya. Saya menyayangkan jika AS sebagai pimpinan lembaga dengan semboyan 'Jujur itu Hebat' ternyata melakukan kebohongan publik dengan lantang. Saya harus 'menyelamatkan' dia agar tidak terus menerus memproduksi kebohongan baru karena ada alam nanti yang lain di hari nanti. Bagaimana sebuah lembaga KPK jika ternyata dibina dengan kebohongan yang amat kelihatan gagah perkasa? Saya kuatir - masih akan banyak lagi 'kejadian' lainnya jika saya tidak menyetop ketidakbenaran ini. Saya ingin mengurangi pengucapan kata 'fitnah', 'serangan balik koruptor', 'kriminalisasi' yang begitu mudahnya dikeluarkan oleh kalangan KPK dan penggiat anti korupsi yang menyatakan sesuatu tanpa megetahui fakta dan kebenaran yang sesungguhnya.

7. Saya memahami perjuangan untuk meng-save KPK, dan mendukung pemberantasan korupsi adalah di atas segala-galanya. Tetapi saya ingin menyatakan bahwa KPK sebagai lembaga yang begitu hebat harus dinakhodai oleh orang yang jujur. Karena jujur itu hebat.

8. Alasan yang lebih penting lagi, karena dalam tayangan bantahan AS telah dinyatakan bahwa tim forensik KPK sudah meneliti lebih jauh, telah menyimpulkan bahwa foto saya adalah rekayasa dengan menunjuk beberapa item yang di lingkar merah (lampu dan otot) Mungkin saatnya KPK melakukan intropeksi diri bahwa bagaimana mungkin sebuah 'kebenaran' dinyatakan sebagai 'ketidakbenaran". Saya ulangi pernyataan AS, "tim forensik KPK sudah meneliti lebih jauh," maka saya melihat ada persoalan besar menyangkut tim forensik KPK yang telah dengan mudahnya mengubah 'kebenaran' menjadi 'ketidakbenaran'.

Maka jika pimpinan dan sistem yang ada - telah secara signifikan mengklaim 'kebenaran' yang tidak benar, maka saatnya kita semua merenungi eksistensi dan keakuratan serta kerapuhan lembaga kebanggaan kita ini, yang menentukan 'nasib' banyak orang -- yang disebut koruptor' -- dan anak-anak serta keluarga-keluarganya.

9. Saya berharap, pihak penyidik dan juga media tidak perlu memanggil/mewawancarai saya lagi, karena saya hanya punya pengetahuan soal foto tsb dan tidak ada yang lain jika ingin dikaitkan dengan AS. Seperti AS - saya menyatakan kebenaran ini karena juga dibesarkan oleh keluarga yang menjunjung nilai moral. Saya juga menyadari pertemanan - persahabatan di atas segala-galanya, tetapi memberikan setitik 'kebenaran' kepada masyarakat adalah bukan sebuah kesalahan apalagi kejahatan. Saya ingin juga mengatakan, "Save KPK dan Save pemberantasan korupsi yang kredibel dan jujur. Maaf lahir dan bathin.”

Sejak diunggah pada kemarin pada pukul 09.51 Wita, curhat Zainal ini diberi tanda jempol oleh 20 pengguna Facebookdan mendapatkan 60 komentar. Ada yang mendukung dan ada juga yang menyayangkan, bahkan memprotes tindakan Zainal.


AWANG DARMAWAN