- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Hak Siar 1 Laga Premier League = Rp 154 Miliar


TS
rojesoutmoyesin
Hak Siar 1 Laga Premier League = Rp 154 Miliar
Quote:

Quote:
London - Premier League menjadi bisnis pertunjukkan televisi yang sangat mahal. Untuk periode musim 2016-2019 satu pertandingan yang tayang di Inggris harganya bisa mencapai Rp 154 miliar, dengan kontrak pertahun sebesar Rp 44 triliun.
Persaingan memperebutkan hak siar televisi untuk Premier League di Inggris Raya diperkirakan akan memanas. Seperti diketahui, kontrak Sky dan BT Sport akan berakhir pada musim mendatang dan lelang untuk tiga musim berikutnya telah dibuka.
Sampai saat ini, Sky dan BT Sport diperkirakan masih akan jadi kandidat terkuat. Namun ada peluang dua pesaing baru muncul, yakni Discovery Communications (pemilik Eurosport) dan stasiun TV asal Qatar, beIN. Penawarannya sendiri akan ditutup pada Jumat (6/2/2015) waktu Inggris.
Ini adalah persaingan panas yang melibatkan uang miliaran poundsterling, atau jika dirupiahkan mencapai ratusan triliun. Akan ada 168 siaran langsung pertandingan yang diperebutkan. Satu laga nilainya bisa mencapai 8 juta poundsterling atau hampir 154 miliar rupiah (!).
Seperti diketahui, nilai hak siar untuk periode 2013-2016 berada di kisaran 5,5 miliar pounds atau tak kurang dari 105 triliun rupiah. Dari jumlah itu, nilai dari siaran langsung domestik Inggris memakan biaya sebesar 3,018 miliar pounds sementara untuk siaran langsung luar negeri di angka 2,23 miliar pounds.
Nah, dengan persaingan antara Sky dan BT Sport yang memanas plus adanya kemungkinan dua stasiun TV lain ikut serta, nilanya dipastikan melonjak. Diperkirakan untuk periode 2016-2019 nanti, kesepakatan total bakal mencapai 7 milar pounds atau hampir 135 triliun rupiah. Artinya per musim nilainya 2,34 miliar pounds atau kira-kira 45 triliun rupiah.
Dalam perkiraan total tersebut, nilai siaran langsung domestik di Inggris masih dominan dengan berkisar di angka 4 miliar pounds dan sisanya di siaran langsung untuk konsumen luar negeri.
Jika dibandingkan dengan saat pertama kali Premier League bergulir, nilai ini sudah meningkat berkali-kali lipat. BBC melansir bahwa saat pertama kali Sky mengambil hak siar Premier League pada tahun 1992, nilainya hanya 304 juta pounds atau hampir enam triliun rupiah untuk periode lima tahun.
Seperti yang sudah disebutkan, persaingan secara otomatis membuat nilainya melonjak. Sky, sebagai pemegang hak siar terbesar saat ini, jelas akan berupaya mempertahankan catatan tersebut. Sementara BT Sport diyakini berhasrat menambah jumlah pertandingan yang disiarkannya. Plus 'bumbu' ancaman dari Discovery Communications dan beIN, makin jadilah harganya.
Saat ini Sky memegang 116 siaran langsung pertandingan per musim, sementara BT Sport cuma 38 siaran untuk total 154 laga per musim. Sementara untuk periode yang akan datang, jumlah siaran langsungnya bertambah menjadi 168 pertandingan, yang akan dipisahkan jadi tujuh paket.
Tiap stasiun TV hanya akan diperkenankan mengambil maksimal 126 laga atau empat paket besar plus satu paket kecil. Inilah yang akan berupaya diambil oleh Sky. Nah, pertanyaannya apakah BT Sport akan menerima begitu saja 'jatah' kecilnya?
Hampir dipastikan tidak. Mereka bahkan mungkin akan memberikan perlawanan sengit dengan penawaran bernilai besar demi memperbesar jatah. BT Sport setidaknya sudah membuktikan diri punya kantong tebal dengan menghabiskan 897 juta poundsterling untuk mendapatkan hak siaran langsung Liga Champions dan Liga Europa untuk periode 2015-2018.
Jika itu dilakukan BT Sport, maka otomatis nilai hak siar pun berkembang lagi. Dan ini belum bicara soal kemungkinan dua lawan lain yang ikut bermain.
Persaingan memperebutkan hak siar televisi untuk Premier League di Inggris Raya diperkirakan akan memanas. Seperti diketahui, kontrak Sky dan BT Sport akan berakhir pada musim mendatang dan lelang untuk tiga musim berikutnya telah dibuka.
Sampai saat ini, Sky dan BT Sport diperkirakan masih akan jadi kandidat terkuat. Namun ada peluang dua pesaing baru muncul, yakni Discovery Communications (pemilik Eurosport) dan stasiun TV asal Qatar, beIN. Penawarannya sendiri akan ditutup pada Jumat (6/2/2015) waktu Inggris.
Ini adalah persaingan panas yang melibatkan uang miliaran poundsterling, atau jika dirupiahkan mencapai ratusan triliun. Akan ada 168 siaran langsung pertandingan yang diperebutkan. Satu laga nilainya bisa mencapai 8 juta poundsterling atau hampir 154 miliar rupiah (!).
Seperti diketahui, nilai hak siar untuk periode 2013-2016 berada di kisaran 5,5 miliar pounds atau tak kurang dari 105 triliun rupiah. Dari jumlah itu, nilai dari siaran langsung domestik Inggris memakan biaya sebesar 3,018 miliar pounds sementara untuk siaran langsung luar negeri di angka 2,23 miliar pounds.
Nah, dengan persaingan antara Sky dan BT Sport yang memanas plus adanya kemungkinan dua stasiun TV lain ikut serta, nilanya dipastikan melonjak. Diperkirakan untuk periode 2016-2019 nanti, kesepakatan total bakal mencapai 7 milar pounds atau hampir 135 triliun rupiah. Artinya per musim nilainya 2,34 miliar pounds atau kira-kira 45 triliun rupiah.
Dalam perkiraan total tersebut, nilai siaran langsung domestik di Inggris masih dominan dengan berkisar di angka 4 miliar pounds dan sisanya di siaran langsung untuk konsumen luar negeri.
Jika dibandingkan dengan saat pertama kali Premier League bergulir, nilai ini sudah meningkat berkali-kali lipat. BBC melansir bahwa saat pertama kali Sky mengambil hak siar Premier League pada tahun 1992, nilainya hanya 304 juta pounds atau hampir enam triliun rupiah untuk periode lima tahun.
Seperti yang sudah disebutkan, persaingan secara otomatis membuat nilainya melonjak. Sky, sebagai pemegang hak siar terbesar saat ini, jelas akan berupaya mempertahankan catatan tersebut. Sementara BT Sport diyakini berhasrat menambah jumlah pertandingan yang disiarkannya. Plus 'bumbu' ancaman dari Discovery Communications dan beIN, makin jadilah harganya.
Saat ini Sky memegang 116 siaran langsung pertandingan per musim, sementara BT Sport cuma 38 siaran untuk total 154 laga per musim. Sementara untuk periode yang akan datang, jumlah siaran langsungnya bertambah menjadi 168 pertandingan, yang akan dipisahkan jadi tujuh paket.
Tiap stasiun TV hanya akan diperkenankan mengambil maksimal 126 laga atau empat paket besar plus satu paket kecil. Inilah yang akan berupaya diambil oleh Sky. Nah, pertanyaannya apakah BT Sport akan menerima begitu saja 'jatah' kecilnya?
Hampir dipastikan tidak. Mereka bahkan mungkin akan memberikan perlawanan sengit dengan penawaran bernilai besar demi memperbesar jatah. BT Sport setidaknya sudah membuktikan diri punya kantong tebal dengan menghabiskan 897 juta poundsterling untuk mendapatkan hak siaran langsung Liga Champions dan Liga Europa untuk periode 2015-2018.
Jika itu dilakukan BT Sport, maka otomatis nilai hak siar pun berkembang lagi. Dan ini belum bicara soal kemungkinan dua lawan lain yang ikut bermain.
sumber
Pertarungan Mahal Berebut Hak Siar Premier League di Tanah Inggris
Quote:
Jakarta - Persaingan berebut hak siar Premier League makin sengit dan juga terus bertambah mahal. Stasiun televisi asal Inggris akan dapat pesaing berat menyusul rencana masuknya beIN (Qatar) dan Discovery Communications (AS).
Saat ini hak siar pertandingan Premier League di Inggris Raya dipegang oleh BSkyB yang memiliki 168 laga live dan BT TV yang berhak atas 38 laga live. Sementara BBC memiliki hak siar untuk highlight-highligt pertandingan. Ketiganya memiliki memegang hak siar tersebut untuk musim 2013/2014 sampai 2015/2016.
Komposisi pemegang hak siar Premier League di Inggris itu sangat mungkin berubah seiring akan dilakukannya proses bidding pada Jumat (6/2/2015) besok waktu setempat. Bidding tersebut akan memperebutkan hak siar untuk musim tiga musim yakni 2016/2017 sampai 2018/2019.
BSkyB, BT TV dan BBC diyakini akan dapat pesaing berat menyusul rencana beIN dan Discovery Communications untuk ikut dalam perebutan hak siar tersebut. beIN Sport dianggap menjadi penantang serius terkait status mereka sebagai perusahaan penyiaran paling kaya di dunia, sementara Discovery Communications punya nama besar di Amerika Serikat berencana menayangkan melalui Eurosport Inggris.
Untuk mendapatkan hak siar Premier League, Sky dan BT di tahun 2013 lalu harus mengeluarkan uang senilai 3,018 miliar poundsterling (sekitar Rp 57,786 triliun). Untuk bidding yang akan dilakukan pada Jumat besok nilainya diprediksi akan melonjak hingga ke angka 4 miliar poundsterling (Rp 76,5 triliun). beIN dan Discovery diyakini akan mengeluarkan penawaran yang luar biasa untuk merebut kepemilikan hak siar tersebut.
Dailymail menyebut Sky dan BT 'harus mengeluarkan seluruh kekayaan mereka' jika tidak ingin tayangan Premier League dikuasai orang Qatar dan Amerika Serikat. Peluang BT mempertahankan hak siar Premier League disebut tengah terancam karena mereka sudah mencapai kesepakatan untuk memegang hak siar Liga Champions dan Liga Europa di Inggris mulai 2015 dengan nilai 897 juta poundsterling (sekitar Rp 17,1 triliun)
Perebutan hak siar Premier League di Inggris menjadi persaingan sengit yang mahal karena keuntungan yang bisa diraup dari penayangan laga-laga tersebut memang sangat besar. Sampai sekitar 20 tahun lalu belum banyak orang di Inggris memiliki tv berbayar, namun saat ini diperkirakan 60% rumah di Inggris berlangganan televisi (Sky, Virgin atau BT)
Persaingannya semakin panas karena stasiun televisi tersebut tidak cuma menjual tayangan. Sky, Virgin dan BT menjual tiga produk sekaligus yang dikemas dalam satu paket (dikenal dengan 'triple play') yakni televisi berbayar, jaringan internet dan jaringan telepon. Bisnis ketiganya malah sudah semakin berkembang menjadi 'quad play' dengan tambahan berupa penjualan telepon selular.
Ketiganya berupaya agar publik Inggris menggunakan sekaligus produk-produk dan jasa yang mereka sediakan, atau setidaknya berupaya menggunakan tayangan Premier League untuk mempengaruhi keputusan dalam penggunaan produk atas jasa yang dihasilkan oleh grup mereka. Dengan ada jutaan orang bersedia membayar 600 poundstreling (Rp 11,5 juta) setahun untuk menonton Premier League melalui televisi berbayar, ini jelas bisnis yang sangat besar.
Premier League menyediakan tujuh paket (Paket A-Paket G) untuk dibeli oleh perusahaan penyiaran, di mana masing-masing paket terdiri dari 12 atau 16 pertandingan. Masing-masing paket tersebut mewakili jam pertandingan tertentu untuk bisa ditayangkan (misalnya: Paket A terdiri dari 26 pertandingan di hari Sabtu yang kick-off pukul 14.45 waktu setempat). Untuk menghindari monopoli hak siar, Premier League melarang satu perusahaan penyiaran membeli seluruh tujuh paket tersebut.
Untuk musim 2016-2019 juga akan terdiri dari tujuh paket yang dijual, di mana lima paket di antaranya berisi 28 pertandingan per musim dan dua paket berisi 14 pertandingan. Selain itu Premier League juga memberi bonus selusin pertandingan yang kick-off pada Jumat malam waktu setempat.
Lalu, adakah pengaruh kenaikan harga jual hak siar ini pada pemasukan klub? Itu pasti.
Untuk hak siar periode 2013-2016 total uang yang diterima klub-klub Premier League mencapai 5,5 miliar poundsterling (Rp 105,3 triliun). Dari jumlah tersebut 3,018 miliar poundsterling di antaranya datang dari hak siar yang dijual di Inggris, sementara 2,23 miliar poundsterling dari penjualan hak siar di seluruh dunia.
Sementara untuk periode 2016-2019 diperkirakan akan bisa menghasilkan uang hingga 7 miliar poundsterling (Rp 134 triliun) - di mana 4 miliar poundsterling di antaranya datang dari hak siar di Inggris Raya.
Saat ini hak siar pertandingan Premier League di Inggris Raya dipegang oleh BSkyB yang memiliki 168 laga live dan BT TV yang berhak atas 38 laga live. Sementara BBC memiliki hak siar untuk highlight-highligt pertandingan. Ketiganya memiliki memegang hak siar tersebut untuk musim 2013/2014 sampai 2015/2016.
Komposisi pemegang hak siar Premier League di Inggris itu sangat mungkin berubah seiring akan dilakukannya proses bidding pada Jumat (6/2/2015) besok waktu setempat. Bidding tersebut akan memperebutkan hak siar untuk musim tiga musim yakni 2016/2017 sampai 2018/2019.
BSkyB, BT TV dan BBC diyakini akan dapat pesaing berat menyusul rencana beIN dan Discovery Communications untuk ikut dalam perebutan hak siar tersebut. beIN Sport dianggap menjadi penantang serius terkait status mereka sebagai perusahaan penyiaran paling kaya di dunia, sementara Discovery Communications punya nama besar di Amerika Serikat berencana menayangkan melalui Eurosport Inggris.
Untuk mendapatkan hak siar Premier League, Sky dan BT di tahun 2013 lalu harus mengeluarkan uang senilai 3,018 miliar poundsterling (sekitar Rp 57,786 triliun). Untuk bidding yang akan dilakukan pada Jumat besok nilainya diprediksi akan melonjak hingga ke angka 4 miliar poundsterling (Rp 76,5 triliun). beIN dan Discovery diyakini akan mengeluarkan penawaran yang luar biasa untuk merebut kepemilikan hak siar tersebut.
Dailymail menyebut Sky dan BT 'harus mengeluarkan seluruh kekayaan mereka' jika tidak ingin tayangan Premier League dikuasai orang Qatar dan Amerika Serikat. Peluang BT mempertahankan hak siar Premier League disebut tengah terancam karena mereka sudah mencapai kesepakatan untuk memegang hak siar Liga Champions dan Liga Europa di Inggris mulai 2015 dengan nilai 897 juta poundsterling (sekitar Rp 17,1 triliun)
Perebutan hak siar Premier League di Inggris menjadi persaingan sengit yang mahal karena keuntungan yang bisa diraup dari penayangan laga-laga tersebut memang sangat besar. Sampai sekitar 20 tahun lalu belum banyak orang di Inggris memiliki tv berbayar, namun saat ini diperkirakan 60% rumah di Inggris berlangganan televisi (Sky, Virgin atau BT)
Persaingannya semakin panas karena stasiun televisi tersebut tidak cuma menjual tayangan. Sky, Virgin dan BT menjual tiga produk sekaligus yang dikemas dalam satu paket (dikenal dengan 'triple play') yakni televisi berbayar, jaringan internet dan jaringan telepon. Bisnis ketiganya malah sudah semakin berkembang menjadi 'quad play' dengan tambahan berupa penjualan telepon selular.
Ketiganya berupaya agar publik Inggris menggunakan sekaligus produk-produk dan jasa yang mereka sediakan, atau setidaknya berupaya menggunakan tayangan Premier League untuk mempengaruhi keputusan dalam penggunaan produk atas jasa yang dihasilkan oleh grup mereka. Dengan ada jutaan orang bersedia membayar 600 poundstreling (Rp 11,5 juta) setahun untuk menonton Premier League melalui televisi berbayar, ini jelas bisnis yang sangat besar.
Premier League menyediakan tujuh paket (Paket A-Paket G) untuk dibeli oleh perusahaan penyiaran, di mana masing-masing paket terdiri dari 12 atau 16 pertandingan. Masing-masing paket tersebut mewakili jam pertandingan tertentu untuk bisa ditayangkan (misalnya: Paket A terdiri dari 26 pertandingan di hari Sabtu yang kick-off pukul 14.45 waktu setempat). Untuk menghindari monopoli hak siar, Premier League melarang satu perusahaan penyiaran membeli seluruh tujuh paket tersebut.
Untuk musim 2016-2019 juga akan terdiri dari tujuh paket yang dijual, di mana lima paket di antaranya berisi 28 pertandingan per musim dan dua paket berisi 14 pertandingan. Selain itu Premier League juga memberi bonus selusin pertandingan yang kick-off pada Jumat malam waktu setempat.
Lalu, adakah pengaruh kenaikan harga jual hak siar ini pada pemasukan klub? Itu pasti.
Untuk hak siar periode 2013-2016 total uang yang diterima klub-klub Premier League mencapai 5,5 miliar poundsterling (Rp 105,3 triliun). Dari jumlah tersebut 3,018 miliar poundsterling di antaranya datang dari hak siar yang dijual di Inggris, sementara 2,23 miliar poundsterling dari penjualan hak siar di seluruh dunia.
Sementara untuk periode 2016-2019 diperkirakan akan bisa menghasilkan uang hingga 7 miliar poundsterling (Rp 134 triliun) - di mana 4 miliar poundsterling di antaranya datang dari hak siar di Inggris Raya.
sumber
Hak Siar Premier League yang Membumbung Tinggi
Quote:
Jakarta - Premier League masih jadi bahan jualan yang laris manis. Dari satu periode ke periode berikutnya, hak siar mengalami kenaikan yang signifikan.
22 tahun lampau, Premier League dirancang. Sejak itu pula sepakbola Inggris seolah mendapatkan momentum big bang. Salah satunya terkait modal untuk kompetisi dan klub.
Kejadian itu diawali dengan pertemuan Asosiasi Sepakbola Inggris dengan para pemilik modal raksasa di markas mereka, Lancaster Gate, London di tahun 1992. Di akhir pertemuan mereka mengumumkan kalau ada kasta baru di sepakbola Inggris. Kompetisi itu dilabeli Premier League.
Rancangan soal kompetisi itu pun disusun dengan matang. Jadwal tak berubah, kickoff dimulai pada bulan Agustus di tahun yang sama. Kerja sama dengan televisi broadcaster dibuat. Dari sanalah dana yang bagai rejeki nomplok untuk kompetisi sepakbola itu didapatkan. Sebab, nilai kontrak naik 240 persen dibandingkan kompetisi musim sebelumnya.
Stasiun-stasiun televisi bidding untuk bisa mendapatkan hak siar. BSkyB sukses mendapatkannya dengan menang tender atas BBC dan ITV yang sekaligus pemilik hak siar di era sebelumnya.
BSkyB tak cuma membeli mahal hak siar itu. Stasiun televisi yang bermarkas di London itu membuat manuver dengan mengubah kebiasaan pecinta bola. Jika sebelumnya ITV menayangkan sepakbola secara gratis, BSkyB adalah televisi berbayar. Premier League juga menjual dengan cara berbeda. Mereka menggunakan sistem paket sebuah kompetisi, bukan klub per klub.
Perusahaan milik taipan Australia-Amerika Keith Ruperth Murdoch itu menyodorkan dana 191 juta poundsterling atau setara dengan Rp 3,6 triliun untuk durasi lima tahun untuk penyiaran domestik di Inggris Raya. Adapun untuk penyiaran global BSkyB harus menggelontorkan dana mencapai 304 juta poundsterling atau setara dengan Rp 5,8 triliun.
Setiap tahunnya, BSkyB menayangkan 60 pertandingan. Kala itu, biaya per pertandingan mendapatkan 640 ribu poundsterling.
Pada kontrak kedua 1997-2001, Sky kembali menang. Mereka mengguyur dana yang fantastis. Yakn mencapai 670 juta poundsterling atau setara dengan Rp 12,8 triliun dalam durasi empat tahun. Jumlah pertandingan yang ditayangkan tak berubah setiap tahunnya, yakni 60 pertandingan.
Mulai 2001 perjanjian pemegang hak siar diatur pertiga tahun. Dalam periode 2001 sampai 2004 kembali BSkyB yang memenangkan bidding. Nilai kontrak melambung tinggi seiring dengan berlipat gandanya jumlah pertandingan yang disiarkan.
Dalam periode tersebut BSkyB kembali jadi pemegang hak siar. Mereka menyepakati nominal 1,2 juta poundsterling (sekitar Rp 22,97 triliun) untuk siaran domestik dengan menayangkan 330 pertandingan selama tiga tahun itu.
BBC melaporkan nominal hak siar ke segala penjuru dunia hanya di tahun 2001 mencapai 178 juta poundstelring atau setara dengan Rp 3 triliun.
BSkyB berhasil mempertahakan jadi penguasa hak siar Premier League periode berikutnya, 2004-2007. Nilai kerja sama menurun dalam periode tersebut. Jumlah pertandingan 414 dalam tiga tahun itu dengan total pertandingan 1,024 juta poundsterling (Rp 19,6 triliun) untuk siaran domestik.
Tiga periode berikutnya, dari 2007 hingga 2010, hak siar Liga Inggris kembali jadi milik Sky. Dengan jumlah pertandingan per tahun yang sama, mereka menaikkan nilai kerja sama menjadi 1.706 juta poundsterling (sekitar Rp 32,7 triliun) atau naik hampir 700 juta poundsterling juga untuk siaran domestik.
Di tahun tersebut Murdoch membuat gebrakan baru. Dia menelorkan ide dengan membarengkan layanan penonton internet dan jaringan seluler.
Memasuki dekade kedua Premier League, BSkyB tetap jadi pemilik hak siar. Dalam periode 2010-2013, Sky dan ESPN tetap menayangkan 138 pertandingan per tahun. Dalam periode tersebut kenaikan tak terlalu tinggi, hanya sekitar 70 juta poundsterling. Dari 1.706 juta menjadi 1.771 juta poundsterling (sekitar Rp 33 triliun).
Tiga dua terakhir, hak siar dimiliki dua stasiun televisi, Sky dan BT. Jumlah pertandingan per tahun yang disiarkan menjadi lebih banyak. Nominal kerja sama juga meningkat drastis, nyaris dua kali lipat. Dalam periode 2013-2016, Premier League mendapatkan gelontoran dari hak siar senilai 3.018 juta poundsterling atau setara dengan Rp 57,8 triliun.
Sebagai gambaran, di tahun 2007 saja pertandingan Premier League ditonton lebih dari 600 juta keluarga di 202 negara. Bisa dibayangkan saat ini penonton sudah makin berkembang dengan tur-tur Asia yang dilakukan klub-klub Liga Inggris. Maka, diyakini nominal hak siar periode mendatang bakal makin tinggi.
Kenaikan Hak Siar dari Tahun ke Tahun (domestik di Inggris Raya):
Periode Durasi Pertandingan per tahun Nominal
1992-1997 5 tahun 60 300 191 juta poundsterling
1997-2001 4 tahun 60 240 670
2001-2004 3 tahun 110 330 1.200
2004-2007 3 tahun 138 414 1.024
2007-2010 3 tahun 138 414 1.706
2010-2013 3 tahun 138 414 1.773
2013-2016 3 tahun 154 462 3.018
2016-2019 3 tahun 168 504 ?
Keterangan: 1 poundsterling setara dengan Rp 19.147
22 tahun lampau, Premier League dirancang. Sejak itu pula sepakbola Inggris seolah mendapatkan momentum big bang. Salah satunya terkait modal untuk kompetisi dan klub.
Kejadian itu diawali dengan pertemuan Asosiasi Sepakbola Inggris dengan para pemilik modal raksasa di markas mereka, Lancaster Gate, London di tahun 1992. Di akhir pertemuan mereka mengumumkan kalau ada kasta baru di sepakbola Inggris. Kompetisi itu dilabeli Premier League.
Rancangan soal kompetisi itu pun disusun dengan matang. Jadwal tak berubah, kickoff dimulai pada bulan Agustus di tahun yang sama. Kerja sama dengan televisi broadcaster dibuat. Dari sanalah dana yang bagai rejeki nomplok untuk kompetisi sepakbola itu didapatkan. Sebab, nilai kontrak naik 240 persen dibandingkan kompetisi musim sebelumnya.
Stasiun-stasiun televisi bidding untuk bisa mendapatkan hak siar. BSkyB sukses mendapatkannya dengan menang tender atas BBC dan ITV yang sekaligus pemilik hak siar di era sebelumnya.
BSkyB tak cuma membeli mahal hak siar itu. Stasiun televisi yang bermarkas di London itu membuat manuver dengan mengubah kebiasaan pecinta bola. Jika sebelumnya ITV menayangkan sepakbola secara gratis, BSkyB adalah televisi berbayar. Premier League juga menjual dengan cara berbeda. Mereka menggunakan sistem paket sebuah kompetisi, bukan klub per klub.
Perusahaan milik taipan Australia-Amerika Keith Ruperth Murdoch itu menyodorkan dana 191 juta poundsterling atau setara dengan Rp 3,6 triliun untuk durasi lima tahun untuk penyiaran domestik di Inggris Raya. Adapun untuk penyiaran global BSkyB harus menggelontorkan dana mencapai 304 juta poundsterling atau setara dengan Rp 5,8 triliun.
Setiap tahunnya, BSkyB menayangkan 60 pertandingan. Kala itu, biaya per pertandingan mendapatkan 640 ribu poundsterling.
Pada kontrak kedua 1997-2001, Sky kembali menang. Mereka mengguyur dana yang fantastis. Yakn mencapai 670 juta poundsterling atau setara dengan Rp 12,8 triliun dalam durasi empat tahun. Jumlah pertandingan yang ditayangkan tak berubah setiap tahunnya, yakni 60 pertandingan.
Mulai 2001 perjanjian pemegang hak siar diatur pertiga tahun. Dalam periode 2001 sampai 2004 kembali BSkyB yang memenangkan bidding. Nilai kontrak melambung tinggi seiring dengan berlipat gandanya jumlah pertandingan yang disiarkan.
Dalam periode tersebut BSkyB kembali jadi pemegang hak siar. Mereka menyepakati nominal 1,2 juta poundsterling (sekitar Rp 22,97 triliun) untuk siaran domestik dengan menayangkan 330 pertandingan selama tiga tahun itu.
BBC melaporkan nominal hak siar ke segala penjuru dunia hanya di tahun 2001 mencapai 178 juta poundstelring atau setara dengan Rp 3 triliun.
BSkyB berhasil mempertahakan jadi penguasa hak siar Premier League periode berikutnya, 2004-2007. Nilai kerja sama menurun dalam periode tersebut. Jumlah pertandingan 414 dalam tiga tahun itu dengan total pertandingan 1,024 juta poundsterling (Rp 19,6 triliun) untuk siaran domestik.
Tiga periode berikutnya, dari 2007 hingga 2010, hak siar Liga Inggris kembali jadi milik Sky. Dengan jumlah pertandingan per tahun yang sama, mereka menaikkan nilai kerja sama menjadi 1.706 juta poundsterling (sekitar Rp 32,7 triliun) atau naik hampir 700 juta poundsterling juga untuk siaran domestik.
Di tahun tersebut Murdoch membuat gebrakan baru. Dia menelorkan ide dengan membarengkan layanan penonton internet dan jaringan seluler.
Memasuki dekade kedua Premier League, BSkyB tetap jadi pemilik hak siar. Dalam periode 2010-2013, Sky dan ESPN tetap menayangkan 138 pertandingan per tahun. Dalam periode tersebut kenaikan tak terlalu tinggi, hanya sekitar 70 juta poundsterling. Dari 1.706 juta menjadi 1.771 juta poundsterling (sekitar Rp 33 triliun).
Tiga dua terakhir, hak siar dimiliki dua stasiun televisi, Sky dan BT. Jumlah pertandingan per tahun yang disiarkan menjadi lebih banyak. Nominal kerja sama juga meningkat drastis, nyaris dua kali lipat. Dalam periode 2013-2016, Premier League mendapatkan gelontoran dari hak siar senilai 3.018 juta poundsterling atau setara dengan Rp 57,8 triliun.
Sebagai gambaran, di tahun 2007 saja pertandingan Premier League ditonton lebih dari 600 juta keluarga di 202 negara. Bisa dibayangkan saat ini penonton sudah makin berkembang dengan tur-tur Asia yang dilakukan klub-klub Liga Inggris. Maka, diyakini nominal hak siar periode mendatang bakal makin tinggi.
Kenaikan Hak Siar dari Tahun ke Tahun (domestik di Inggris Raya):
Periode Durasi Pertandingan per tahun Nominal
1992-1997 5 tahun 60 300 191 juta poundsterling
1997-2001 4 tahun 60 240 670
2001-2004 3 tahun 110 330 1.200
2004-2007 3 tahun 138 414 1.024
2007-2010 3 tahun 138 414 1.706
2010-2013 3 tahun 138 414 1.773
2013-2016 3 tahun 154 462 3.018
2016-2019 3 tahun 168 504 ?
Keterangan: 1 poundsterling setara dengan Rp 19.147
sumber
Siapkan kocek lebih dalam, atau siapkan koneksi internet cepat (baca:striming) buat rekan-rekan penggemar liga Inggris

0
4.5K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan