Kaskus

News

cv.triasteriAvatar border
TS
cv.triasteri
Penemu Balistik Sarjana Muslim Loh...
Sebelumnya Ane pengen jelasin sedikit kenapa ane bikin trit ini. Sepeninggalan Rasulullah SAW, Negara islam diteruskan oleh para sahabat dan khalifah setelahnya, sampai yang terakhir yaitu Khilafah Utsmaniyah. Utsmaniyah merupakan Salah satu negara terkuat pada zamannya sepanjang abad 16 - 17, kekuasaannya terbentang dari Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika dengan Konstantinopel sebagai ibukotanya yang sekarang disebut Turki.

Namun sayangnya sejarah itu tidak banyak diperkenalkan melalui pendidikan di negara kita ini yang padahal mayoritas muslim, anak-anak lebih tahu persoalan blok barat dan timur yang padahal ada satu lagi kekuatan besar yaitu Islam. Para elit politik dunia sangat takut kebangkitan Islam yang akan membentuk sebuah kekuatan besar dalam level negara sehingga mereka banyak membuat propaganda seperti ISIS, Teroris yang mengatasnamakan islam dan masih banyak lagi, dengan tujuan membuat sosok monster dalam pikiran masyarakat dunia mengenai Islam, yang padahal Islam itu indah dan sejahtera (dapat dilihat dari sejarah Raja Sulaiman Pada zaman Utsmaniyah tapi jangan lihat di ANTV ya itu mah pelencengan sejarah).

Dan konspirasi internasional pun membuat pemahaman Sekulerisme (pemisahan antara agama dan kehidupan) dengan anak pinaknya yaitu Kapitalisme, Hedonisme dsb. Semua pemahaman itu sangat merusak tatanan masyarakat dalam kehidupan serta menjauhkan agama dari masyarakat.

OK back to topic.

Banyak sekali penemuan penemuan yang mendunia dan bermanfaat hingga kini, namun konspirasi internasional sangat apik menutupi kenyataan yang ternyata tidak sedikit juga penemuan yang dihasilkan oleh kaum muslimin pada dahulu kala. Sebagai contoh Ibnu Sinna yang merupakan penemu ilmu bedah dan beberapa dasar kedokteran yang hingga kini digunakan sebagai ilmu dasar kedokteran lalu yang kebetulan mau ane bahas pada kesempatan ini yaitu Hasan Al Rammah seorang sarjana Syria yang menemukan Ilmu Dasar Balistik yang sekarang digunakan sebagai pedoman pembuatan Roket, Torpedo, Senapan dan masih banyak lagi, selain dari itu buat agan - agan yang seneng menembak, jangan salah para sniper elit harus mengerti ilmu balistik hehehehe...



Spoiler for Torpedo Pertama Hassan Al Rammah:


Teknologi roket pertama kali ditemukan oleh sarjana Muslim dan mulai diperkenalkan pada Perang Salib di Fustat dan Dumyat (Mesir) pada tahun 1168, dan di medan perang Al-Mansurah pada tahun 1249. Pada tahun 1240 Hassan Al-Rammah, seorang sarjana Muslim kelahiran Syria, memperkenalkan bubuk mesiu (gunpowder) lengkap dengan formulasi anak panah berhulu ledak dan prinsip-prinsip roket periode awal, termasuk terpedo. Al-Furusiyyah wa Al-Manasib Al-Harbiyyah adalah buku karangan Al-Rammah yang menjadi kanon (kitab rujukan) teknologi persenjataan modern. Dalam bukunya itu, Al-Rammah menjelaskan secara detil seluk-beluk bahan baku pembuat bubuk mesiu, yaitu potassium (kalium) nitrat.

Memang, bubuk mesiu telah dikenal di Cina sejak abad ke-11, tetapi penggunaannya masih primitif dan terbatas pada mercon. Baru pada sekitar tahun 1412 Huo Lung Cing, seorang sarjana Cina, menulis buku tentang gunpowder.
Mengapa para sarjana Muslim lebih dulu menemukan teknologi mesiu daripada Cina? Ini karena pergerakan penyebaran Islam yang meluas hingga Cina, yang mengantarkan para pedagang dan ilmuwan Muslim mengenal kalium nitrat untuk pertama kalinya. Sejarawan mencatat, pada tahun 880 saja di distrik Kanton telah bermukim sekitar 120.000 orang Islam, Yahudi, dan Persia.

Sarjana Muslim yang meneliti kalium nitrat pertama kali adalah Khalid ibn Yazid pada tahun 709. Khalid secara teratur menggunakan kalium nitrat dalam penelitian metalurginya, terutama untuk memproduksi asam sendawa (senyawa untuk bahan baku bom) dan aqua regia. Temuannya ini kemudian diteruskan oleh Jabbir ibn Hayyan, Abu Bakr Ar-Razi, dan ilmuwan Muslim lainnya.

Dalam literatur Arab ada dua proses pembuatan kalium natrium yang sangat terkenal, yaitu proses Ibn Bakhtawaih dan proses Hassan Al-Rammah. Ibn Bakhtawaih telah memulai pembuatan bubuk mesiu pada abad ke-11, dengan membekukan air yang telah dicampur dengan kalium nitrat, yang kemudian menghasilkan shabb yamani (tawas yaman). Ibnu Bakhtawaih menuliskan proses temuannya itu dalam bukunya, Al-Muqaddimat. Pada abad ke-13, Al-Rammah menyempurnakan temuan ini dengan proses yang lebih lengkap. Al-Rammah juga memperkaya buku Al-Furusiyyah dengan teknik pembuatan roket, meriam, bazoka, dan terpedo.
(dari majalah Annida)

Bermula dari sebuah buku. Sejarah kemudian tertoreh. Hassan Al-Rammah, seorang sarjana Suriah di abad ke-13, mengenalkan teknologi militer berupa roket, melalui buku yang ia tulis. Ia tak hanya menuliskan buku tentang roket, tetapi juga membuat roket. Waktu pun mengalir. Pada akhirnya roket dan buku karya Al-Rammah menjadi sebuah jejak bagi pengembangan teknologi roket berikutnya. Roket pertama yang terdokumentasikan dalam bukunya, dipamerkan di National Air and Space Museum, Washington DC, Amerika Serikat (AS).

Pada September 2000, seorang ilmuwan dari Zurich, Swiss, Prof Dr Mohamed Mansour, berkunjung ke Washington, ia tak hanya mendapatkan informasi tentang pembuatan roket, tapi juga bahan bakarnya. Ia bahkan mendapatkan salinan buku Al-Rammah yang telah diedit.

Dalam bukunya, Al-Rammah memang tak hanya fokus pada pembuatan roket, tapi juga memberikan gambaran mengenai penggunaan bubuk mesiu. Pada masa berikutnya, mesiu ini akan menjadi hal yang penting dalam perkembangan teknologi dan alat militer, berupa meriam.

Harus diakui, pada abad ke-11, orang-orang Cina terlebih dahulu mengenal bubuk mesiu. Namun, saat itu, mereka tak mengetahui bagaimana takaran bubuk mesiu yang tepat untuk membuat sebuah ledakan yang dahsyat. Orang-orang Cina itu tak tahu bahwa untuk mendapatkan ledakan yang hebat, diperlukan pemurnian potasium nitrat. Buku Cina pertama yang menjelaskan bagaimana cara menentukan jumlah proporsi bahan peledak yang baik, baru diterbitkan pada 1412 oleh Huo Lung Ching.

Dalam konteks ini, buku karya Al-Rammah merupakan buku pertama yang menjelaskan prosedur pemurnian potasium nitrat, untuk menghasilkan ledakan dahsyat. Ia tentu tak sembarang menulis sebab terlebih dahulu ia melakukan uji ledak takaran mesiu yang dibuatnya. Pada masa sebelumnya, yaitu abad ke-10, sarjana seperti Al-Razi dan Al-Hamdany, juga telah memberikan gambaran tentang potasium nitrat dalam pembuatan komposisi mesiu. Pada abad yang sama, tulisan mereka juga diperoleh dalam sebuah manuskrip berbahasa Arab Suriah.

Menurut seorang cendekiawan bernama Ibn Al-Bitar, pada 1240, dalam manuskrip berbahasa Arab Suriah itu diterangkan sejumlah resep pembuatan mesiu, dan salah satunya menggunakan potasium nitrat. Di sisi lain, ada pula terjemahan manuskrip tersebut. Berdasarkan catatan sejarah, buku bahasa Latin berjudul Liber Ignium karya Marcus Graecus berangka tahun 1300, merupakan terjemahan dari buku berbahasa Arab itu. Isinya, banyak tulisan mengenai resep komposisi pembuatan mesiu.

Sebenarnya, buku berbahasa Arab mengenai mesiu maupun bidang kimia banyak dipelajari orang-orang Barat. Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Albert Magnus, memperoleh informasi Liber Ignium dari buku berbahasa Arab yang telah diterjemahkan di Spanyol. Penggunaan mesiu sebenarnya juga telah digunakan sejak lama. Salah satu bukti penggunaan mesiu terjadi pada saat Perang Salib. Bukti ini ditemukan di Fustat, Mesir, pada 1168. Ini terungkap setelah ditemukannya bekas penggunaan potasium nitrat.

Jejak-jejak penggunaan potasium nitrat juga ditemukan pada tahun 1218 selama pengepungan Dumyat dan dalam pertempuran Al-Mansoura pada 1249. Di sisi lain, sejumlah sejarawan memperkirakan orang-orang Cina kemungkinan mengenal mesiu dari para pedagang Arab. Sebab, Muslim Arab banyak melakukan penjelajahan maupun perdagangan ke luar negeri hingga ke Cina. Bahkan, orang Arab dan Cina memiliki banyak kesempatan bertemu baik di Cina maupun saat berada di luar negeri, tentu saja dalam hubungan perdagangan.

Pada awal tahun 880, diperkirakan sebanyak 120 ribu orang Muslim, Yahudi, dan Persia tinggal di Kanton. Ada empat manuskrip berbahasa Arab dikenal sebagai Almakhzoun, yang menjelaskan tentang hal tersebut. Satu manuskrip terdapat di St Petersburg, dua di Paris, Prancis dan satu lagi di Istanbul, Turki pada tahun 1320. Manuskrip tersebut menggambarkan meriam portabel dengan bubuk mesiu. Penggambaran meriam tersebut pada prinsipnya sama dengan senjata modern.

Meriam telah digunakan dalam banyak pertempuran, seperti pertempuran Ain-Galout, yang terkenal dalam melawan invasi Mongol pada tahun 1260. Dinasti Mamluk telah mengembangkan kanon lebih lanjut pada abad ke-14. Para tentara Arab juga telah menggunakan meriam. Mereka menggunakan senjata itu untuk melindungi kota-kota di Spanyol, seperti Sevilla pada 1248, Granada pada 1319, Baza atau Albacete pada 1324, Martos dan Huescar pada 1325, Alicante pada 1331, dan Algeziras antara 1342-1344.

Dapat disimpulkan, sejarah artileri di Spanyol terkait dengan orang-orang Arab. Pada masa pertengahan, orang-orang Arab juga memperkenalkan senjata api ke Spanyol. Kemudian, senjata tersebut dikenal di Italia, Prancis, dan akhirnya sampai ke Jerman. Selain penggunaan bubuk mesiu yang terus berkembang, Al-Rammah juga menguraikan berbagai cara membuat panah dan tombak api. Ia memberikan gambaran pula mengenai sebuah teknologi yang kemudian disebut dengan torpedo.

Dalam karyanya, Al-Rammah menggambarkan torpedo sebagai sebuah benda berbentuk telur yang bergerak sendiri dan terbakar. Ia menjelaskan bahwa torpedo yang ada dalam benaknya adalah sebuah torpedo yang mampu bergerak di atas permukaan air. Al-Rammah menguraikan, torpedo itu digerakkan oleh roket yang terbuat dari dua panci dipipihkan dan direkatkan. Di dalamnya, berisi serbuk logam dan campuran serbuk mesiu. Roket ini juga dilengkapi ekor untuk memastikan torpedo bergerak lurus. dyah ratna meta novia


Sebuah Kronologi

Para cendekiawan Muslim pada abad ke-13 memiliki pengetahuan memadai soal teknologi militer, termasuk penggunaan bubuk mesiu untuk menggerakkan roket. Hal ini terlihat dalam buku yang ditulis Hassan Al-Rammah berjudul kitab Al-Furusiya val-Muhasab Al-Harbiya dan Niyahat Al-Su'ul val-Ummiya fi Ta'allum A'mal Al-Furusiya .

Ia menggambar sebuah torpedo digerakkan dengan sebuah roket yang berisi bahan peledak. Dokumen lain yang membahas soal militer dan peralatan milier juga ditemukan pada abad ke-14. Bagian pertama dokumen ini disebut Kitab An'q fi'manajniq yang ditulis pada 775 untuk Ibn Aranbugha Al-Zardkish, seorang komandan militer Muslim. Penulisnya tak diketahui.

Sedangkan, bagian kedua dokumen itu adalah sebuah buku yang disebut Kitab al-hiyal fi'l-hurub ve fath almada'in hifz al-durub . Buku ini berisi tentang uraian soal teknologi roket, bom, dan panah berapi yang ditulis oleh komandan Turki, Alaaddin Tayboga al-Omari al-Saki al-Meliki al-Nasir.

Seorang ilmuwan dari Turki, Lagari Hasan Celebi, juga terbang dengan menggunakan roket bersayap tujuh. Ini merupakan teknologi yang ia temukan sendiri. Dengan hasil temuannya, ia berhasil mendarat dengan aman di atas permukaan laut dengan sayap-sayap elangnya itu. Ia dikenal dalam sejarah dunia penerbangan dengan teknik roket.

Menurut situs Muslimheritage , pada masa selanjutnya, sekitar 1703, sebuah karya berjudul Ummul-Gaza yang ditulis Ali Aga memberikan gambaran mengenai pengembangan teknologi roket. Roket-roket tersebut merupakan pengembangan yang dilakukannya sebelumnya dan disebut tulumbas. fer

Dalam istilah militer, Roket merujuk kepada bahan peledak berpendorong tanpa alat pengendali. Roket ini bisa diluncurkan oleh pesawat penyerang darat (roket udara ke permukaan), ditembakkan dari permukaan(darat/laut)ke sasaran diudara(darat ke udara), atau bisa ditembakkan dari permukaan(darat/laut) ke sasaran permukaan yang lain. Ketika era perang Vietnam, terdapat juga roket darat-udara tanpa kendali yang dibuat untuk menyerang pesawat yang terbang dalam formasi.Peluru kendali serupa dengan roket dengan perbedaan sistem kendali untuk memperbesar kemungkinan mengenai sasaran. Ukuran Roket berbeda dari model kecil yang bisa dibeli di toko hobi di negara-negara tertentu, sampai yang berukuran besar Saturn V yang digunakan untuk program Apollo.

Untuk penjelajahan angkasa luar yang tidak terdapat udara maka roket tersebut harus membawa sendiri bahan bakar dan oksigen untuk menghasilkan daya doromg yang diperlukan. Kebanyakan roket saat ini adalah roket kimia. Mesin roket ini memerlukan bahan bakar padat atau cair, seperti bahan bakar cair Booster/penguat Pesawat ulang-alik dan mesin utamanya yang digunakan untuk melepaskan diri dari gravitasi bumi. Reaksi kimia dimuali di ruang bakar dengan bahan bakar (dengan udara atau oksigen bila di ruang angkasa) dan gas panas yang dihasilkan mengalir dengan tekanan tinggi keluar melalui saluran yang menuju ke arah belakang roket. Tekanan gas yang menyembur keluar inilah yang menghasilkan gaya dorong bagi roket sehingga roket dapat bergerak maju atau ke atas.

Terdapat konsep jenis roket lain yang semakin sering digunakan di luar angkasa adalah pendorong ion, yang menggunakan energi elektromagnet bukan tenaga dari reaksi kimia. Roket termal nuklir juga telah dibangun, tetapi tidak pernah digunakan.

Dalam sejarah, Roket pertama dibuat oleh China sekitar 300 S.M., menggunakan mesiu. Pada mulanya digunakan untuk kepentingan hiburan / keagamaan (untuk menghalau hantu setan), dengan bentuk petasan, tetapi kemudian digunakan dalam peperangan pada abad ke 11. Oleh karena dalam peluncuran roket tekanan yang diberikan pada dinding peluncur roket lemah, penggunaan roket dalam perperangan mendahului penggunaan meriam, yang memerlukan teknologi logam yang lebih tinggi. Peranan roket dalam peperangan intens digunakan pada pihak Eropa ketika Kerajaan Usman. Selama beberapa abad roket tetap menjadi misteri di dunia Barat.
Pada akhir abad ke 18, roket digunakan dalam peperangan di India melawan Inggris, yang mengambil dan memajukannya lebih lanjut pada abad ke 19. Tokoh utama dalam bidang roket ketika ini adalah William Congreve. Dari situ, penggunaan roket ketenteraan merebak keseluruh Eropa. Cahaya merah roket memberi inspirasi kepada lagu kebangsaan US, The Star-Spangled Banner.

Roket ketika itu amat tidak efisien. Roket modern bermula ketikaRobert Goddard meletakkan corong de Laval pada kamar pembakaran mesin roket, menggandakan daya dorong dan meningkatkan keeffisen, membuka kemungkinan kepada perjalanan vertikal ke angkasa. Teknik ini kemudiannya digunakan pada roket V-2, dirancang oleh Wernher Von Braun yang menjadi pemain utama dalam memajukan roket modern. V2 digunakan secara luas oleh Adolf Hitler dalam fase akhir Perang Dunia II sebagai senjata teror kepada penduduk Inggris, setiap peluncuran yang berhasil menjulang tinggi ke angkasa menandai awal Zaman Angkasa.

SUMUR

http://ilmuballistik.blogspot.com/
Wikipedia
0
6.7K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan