- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Tedjo Go Publik Nih yeee] Suami Mertua ‘TejoTejoan’ Keroyokan Gebugi Menantu


TS
embolisasi
[Tedjo Go Publik Nih yeee] Suami Mertua ‘TejoTejoan’ Keroyokan Gebugi Menantu
INI kisah suami dan mertua yang “tejo-tejoan” (nggak jelas). Masak istri minta duit untuk beri sarapan anak, malah digebuki? Akibat ulah keluarga sadis ini Muryati, 20, terpaksa mengadu ke Polres Semarang. Jauh-jauh tinggalkan bumi Pasundan untuk mengabdi pada suami, eh mala sengsara di badan.
Dalam keluarga memang banyak mertua yang suka niru-niru Megawati, yakni mencapuri urusan anak menantu. Jika Ketum PDIP itu sering mencampuri kebijakan Presiden Jokowi, banyak juga mertua yang selalu mengontrol ketat menantunya. Karenanya mayoritas menantu tak betah tinggal bersama mertua, lantaran sering ngomel sehingga lidahnya jadi panjang seperti tanaman hias Lidah Mertua.
Muryati, gadis dari Ciamis yang kini terdampar di Ungaran (Jateng), sesungguhnya sosok yang kurang disukai oleh keluarga Bude Mangun, 50. Dia menikah dengan Darman, 24, semata-mata akibat kecelakaan ranjang. Keluarganya di Ciamis sana yang merasa malu punya anak hamil sebelum nikah, merasa terbebas ketika putrinya milih ikut suaminya di Ungaran. Ilang-ilangan endhog siji (baca: eklaskan perginya seorang anak) kata orang Ungaran.
Secara pisik Muryati ini memang cantik seperti Muryati Sudibyo pengusaha jamu Mustika Ratu. Hanya rejekinya yang beda. Muryati Sudibyo (1970) dengan modal uang Rp 125.000,- bisa maju pesat membangun kerajaan bisnisnya. Tapi Muryati Ciamis ini, diberi suami Rp 125.000,- (2015) untuk belanja sebulan, kaing-kaing (mengeluh) tidak cukup. Maklum harga sembako tak konsekuen, BBM turun tak ikutan turun. Maka rakyat sangat mengharapkan, Presiden Jokowi bisa menstabilkan harga seperti meterai. Tahun 2000 harganya Rp 6.000,- sampai sekarang tetap juga Rp 6.000,-
Darman lama-lama sadar, istri cantik ternyata tak bikin kenyang perut, kecuali yang di bawah perut. Tapi orang hidup apakah hanya memerlukan itu? Akhirnya dia jadi salah menilai bahwa istrinya itu perempuan pemboros. Tapi bagaimana lagi, jaman sekarang uang Rp 200.000,- mana cukup untuk sebulan? Mau minta tambahan anggaran lewat APBN perubahan, juga tidak mungkin karena pekerjaan Darman memang hanya serabutan.
Padahal anak semata wayangnya, Jendul, 20 bulan, sedang kuat-kuatnya nyusu. Tapi Darman tak mampu memanjakan si buyung. Bahkan ketika istri minta uang, sering diomeli: memangnya uang itu tinggal motong? Tambah celaka lagi, Bude Mangun selaku mertua juga ikut-ikutan intervensi, mengomeli sekalian. Sungguh mereka keluarga yang “tejo-tejoan|” (nggak jelas) karena tak bisa memahami Ampertu (amanat penderitaan menantu).
Lagi-lagi kemarin dulu Darman ngomel-ngomel, pas tidak punya uang dimintai duit untuk beli sarapan anak. Karena Muryati balas mengomel sebagai suami yang tak tanggungjawab, dia jadi emosi. Ditempelenglah istrinya, pletakkkkk. Celakanya, Bude Mangun bukan melerai, malah ikutan nggebuki mantunya, sehingga Muryati terjatuh babak belur.
Akhirnya, dengan wajah simpangsiur Muryati mendatangi Polres Ungaran, mengusung pasal KDRT. Ke mana lagi harus mengadu, karena untuk kembali pada orangtuanya di Ciamis masih gamang. Ya kalau diterima, jika diusir kan tambah sengsara.
Muryati seperti Diah Pitaloka dalam sejarah Perang Bubat. TEDJO
Sekali-kali bikin trit ringan, biar panastak ga berat2 mikirnya, maklum otak cc kecil, dihajar terus lagi
Tedjo jd istilah resmi nih kayaknya

Nyindir Megatron juga nih berita
Busyeet 125rb/bulan, makan ikan krupuk aja deh
Dalam keluarga memang banyak mertua yang suka niru-niru Megawati, yakni mencapuri urusan anak menantu. Jika Ketum PDIP itu sering mencampuri kebijakan Presiden Jokowi, banyak juga mertua yang selalu mengontrol ketat menantunya. Karenanya mayoritas menantu tak betah tinggal bersama mertua, lantaran sering ngomel sehingga lidahnya jadi panjang seperti tanaman hias Lidah Mertua.
Muryati, gadis dari Ciamis yang kini terdampar di Ungaran (Jateng), sesungguhnya sosok yang kurang disukai oleh keluarga Bude Mangun, 50. Dia menikah dengan Darman, 24, semata-mata akibat kecelakaan ranjang. Keluarganya di Ciamis sana yang merasa malu punya anak hamil sebelum nikah, merasa terbebas ketika putrinya milih ikut suaminya di Ungaran. Ilang-ilangan endhog siji (baca: eklaskan perginya seorang anak) kata orang Ungaran.
Secara pisik Muryati ini memang cantik seperti Muryati Sudibyo pengusaha jamu Mustika Ratu. Hanya rejekinya yang beda. Muryati Sudibyo (1970) dengan modal uang Rp 125.000,- bisa maju pesat membangun kerajaan bisnisnya. Tapi Muryati Ciamis ini, diberi suami Rp 125.000,- (2015) untuk belanja sebulan, kaing-kaing (mengeluh) tidak cukup. Maklum harga sembako tak konsekuen, BBM turun tak ikutan turun. Maka rakyat sangat mengharapkan, Presiden Jokowi bisa menstabilkan harga seperti meterai. Tahun 2000 harganya Rp 6.000,- sampai sekarang tetap juga Rp 6.000,-
Darman lama-lama sadar, istri cantik ternyata tak bikin kenyang perut, kecuali yang di bawah perut. Tapi orang hidup apakah hanya memerlukan itu? Akhirnya dia jadi salah menilai bahwa istrinya itu perempuan pemboros. Tapi bagaimana lagi, jaman sekarang uang Rp 200.000,- mana cukup untuk sebulan? Mau minta tambahan anggaran lewat APBN perubahan, juga tidak mungkin karena pekerjaan Darman memang hanya serabutan.
Padahal anak semata wayangnya, Jendul, 20 bulan, sedang kuat-kuatnya nyusu. Tapi Darman tak mampu memanjakan si buyung. Bahkan ketika istri minta uang, sering diomeli: memangnya uang itu tinggal motong? Tambah celaka lagi, Bude Mangun selaku mertua juga ikut-ikutan intervensi, mengomeli sekalian. Sungguh mereka keluarga yang “tejo-tejoan|” (nggak jelas) karena tak bisa memahami Ampertu (amanat penderitaan menantu).
Lagi-lagi kemarin dulu Darman ngomel-ngomel, pas tidak punya uang dimintai duit untuk beli sarapan anak. Karena Muryati balas mengomel sebagai suami yang tak tanggungjawab, dia jadi emosi. Ditempelenglah istrinya, pletakkkkk. Celakanya, Bude Mangun bukan melerai, malah ikutan nggebuki mantunya, sehingga Muryati terjatuh babak belur.
Akhirnya, dengan wajah simpangsiur Muryati mendatangi Polres Ungaran, mengusung pasal KDRT. Ke mana lagi harus mengadu, karena untuk kembali pada orangtuanya di Ciamis masih gamang. Ya kalau diterima, jika diusir kan tambah sengsara.
Muryati seperti Diah Pitaloka dalam sejarah Perang Bubat. TEDJO
Sekali-kali bikin trit ringan, biar panastak ga berat2 mikirnya, maklum otak cc kecil, dihajar terus lagi


Tedjo jd istilah resmi nih kayaknya


Nyindir Megatron juga nih berita

Busyeet 125rb/bulan, makan ikan krupuk aja deh

0
1.7K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan